Kota Wisata Batu “De Kleine Switzerland”
Saat orang menyebut buah apel, udara sejuk, dan pesona alam nan indah pasti ingatannya akan tertuju pada Kota Wisata Batu. Ikon itu pula yang membedakan Kota Wisata Batu dengan kota lain di Indonesia. Secara geografis, kota di Provinsi Jawa Timur ini berada pada ketinggian antara 680-1700 meter di atas permukaan air laut dengan suhu udara berkisar antara 15-19 derajat celcius. Tepatnya di sebelah barat Kota Malang dengan jarak kurang lebih 19 km. Jika bertolak dari Kota Surabaya, perjalanan ke Kota Wisata Batu butuh waktu kurang lebih 2 jam.
De Kleine Switzerland (Swiss Kecil di Pulau Jawa), begitu dulu orang Belanda menyebut kota nan elok itu. Mereka suka pergi ke Batu jika sedang kangen dengan kota terindah di dunia yakni Swiss. Menurut mereka, hanya satu yang tidak ada di Kota Batu dibandingkan dengan Swiss yakni salju !.
Banyak hal yang bisa Anda jumpai di kota yang berdiri di atas bukit ini. Jika ingin mengajak putra-putri anda rekreasi sambil belajar Anda bisa berkunjung ke Jatim Park dan menikmati aneka wahana pendidikan yang disediakan. Jangan hanya puas menikmati hiburan yang disediakan Jatim Park karena Anda bisa membawa anggota keluarga mengunjungi Taman Wisata Selecta. Di sini juga menyediakan arena bermain, berenang, sepeda air dan ekowisata berupa hutan pinus.
Puas menikmati aneka wahana di dua obyek wisata ini, ada baiknya istirahat sejenak untuk sekedar melepas lelah. Tak usah bingung, karena di Batu tersedia sarana penginapan yang nyaman mulai villa hingga hotel berbintang empat dengan tarif yang sangat terjangkau. Jangan lupa, malam harinya anda bisa kongkow bersama keluarga sambil menikmati kopi hangat dan jagung bakar khas Kota Batu di kawasan Payung. Atau sebelum ke Payung Anda bisa membawa keluarga menjelajahi wahana unik di Batu Night Spectacular (BNS). Di obyek wisata ini selain bisa menikmati aneka wahana unik seperti taman lampion dan aneka wahana permainan menantang, Anda juga bisa menikmati pemandangan suasana malam dari dataran tinggi.
Setelah puas berkeliling kota, Anda bisa menikmati hawa dingin pegunungan di berbagai obyek wisata yang tersebar di daerah pinggiran Kota Wisata Batu. Antara lain Pemandian Air Panas Songgoriti, Pemandian Air Panas Cangar, Air Terjun Coban Rais dan Coban Talun. Ada pula obyek wisata sejarah seperti Candi Renggo, Patung Ganesha, dan Junggo. Bagi yang menginginkan kegiatan ekstrim, bisa menikmati wisata pendakian di Gunung Panderman, Gunung Banyak dan Gunung Arjuno.
Anda juga bisa melihat peninggalan Jepang dengan mengunjungi Gua Jepang di Cangar dan Tlekung. Masing-masing menawarkan keekstremannya melalui kegiatan mountain hiking serta caving. Bagi pecinta olah raga yang menguji adrenalin, Kota Wisata Batu juga menyediakan olah raga rafting dan paralayang. Dengan pilihan yang begitu banyak, tentu tidak susah bagi anda untuk merencanakan kegiatan selama berlibur di Kota Wisata Batu.
Tidaklah sulit untuk mencapai Kota Wisata Batu. Kota ini bisa dicapai melalui darat maupun udara, dengan menggunakan kereta api, pesawat maupun kendaraan bermotor. Jika menggunakan transportasi umum, jalur utama berakhir di Terminal Arjosari, jalur selatan di Terminal Gadangm, dan jalur barat di Terminal Landungsari. Bila anda turun di terminal atau stasiun dan ingin langsung menuju Kota Wisata Batu, anda bisa naik mikrolet atau taksi. Semua mikrolet atau angkutan dalam wilayah Kota Malang dan Batu menggunakan inisial tujuan sebagai penanda jurusan. Sebagai contoh, AD untuk jurusan Arjosari-Dinoyo, GL untuk Gadang-Landungsari, AL untuk Arjosari-Landungsari, dan AG untuk Arjosari-Gadang.
Memang kalau berpergian dengan angkutan umum, anda harus berganti angkutan beberapa kali. Tapi jangan khawatir, jalur darat di Malang-Batu kualitasnya bagus. Jalannya beraspal mulus. Namun, perhatikan lalu lintas cukup padat terutama di hari-hari libur. Hati-hati juga, jalur menuju Kota Wisata Batu banyak dipenuhi tikungan. Dari terminal Arjosari maupun Terminal Gadang Anda mencari angkutan umum jurusan terminal Landungsari. Dari Terminal Landungsari Anda tinggal melanjutkan perjalanan dengan mikrolet jurusan Batu.
Untuk pengguna kereta api, Anda akan turun di Stasiun Kota Malang yang berada di tengah Kota. Dari stasiun itu Anda tinggal mencari mikrolet yang menuju Terminal Landungsari. Atau jika tidak ingin ribet, anda bisa naik taxi atau mencarter angkutan umum dengan tarif yang pasti terjangkau. Begitu juga dengan anda yang naik pesawat. Dari Bandara Lanud Abdulrahman Saleh Anda tinggal naik taxi yang tersedia dan langsung menuju Kota Wisata Batu. Sampai di Batu tidak perlu bingung mencari obyek wisata yang akan dituju karena peta lokasi semua obyek wisata terpampang di beberapa sudut kota. Anda tinggal memilih obyek wisata mana yang pertama kali akan dituju.
Air Terjun Coban Rais
Satu lagi obyek wisata yang menjadi andalan Kota Wisata Batu. Sensasi air terjun Coban Talun dan Coban Rais yang tak hanya indah dilihat dari kejauhan. Wisata alam yang terletak di dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, ini juga lebih eksotis jika dilihat beberapa jengkal dari lokasi jatuhnya air dengan ketinggian sekitar 75 meter itu. Gemuruh suara benturan air dengan batu-batu cadas dibawahnya menambah sensasi semburan air terjun yang terasa seakan mengguyur sekujur tubuh. Berada di lokasi yang agak berjauhan dengan lokasi jatuhnya air pun akan tetap bisa merasakan sensasi ini. Bedanya, suara gemuruh itu hanya terdengar agak lirih. Air Terjun Coban Talun Memang, untuk menikmati sensasi semburan air terjun Coban Talun maupun Coban Rais Anda harus bersabar menunggu beberapa saat hingga ada hembusan angin. Angin itu akan membawa butiran-butiran air terjun ke sekeliling lokasi air terjun yang berdiameter kurang lebih 15 meter. Jika anda amati dengan seksama pemandangan di sekitar lokasi air terjun ini akan bertambah elok karena selain bisa menikmati gemuruh deburan air terjun, anda juga bisa menyaksikan banyak pelangi. Pemandangan pelangi aneka warna itu akan bisa disaksikan di setiap sudut.
Untuk mencapai kawasan ini memang tidak mudah. Selain dituntut kehati-hatian, juga diperlukan tenaga ekstra. Pengunjung harus melewati aliran sungai dan menembus perbukitan yang tajam dan berkelok. Jalan setapak menuju lokasi amat sempit, licin dan curam. Sementara di kiri kanan jalan setapak sepanjang 2 km itu dikelilingi jurang. Begitu melintasi kawasan ini sesekali anda harus berpegangan dahan dan rumput liar yang tumbuh.
Air Panas Cangar
Wisatawan benar-benar akan dibuat kerasan berlama-lama berada di wisata pemandian air panas Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo Cangar. Di obyek wisata yang terletak di Dusun Cangar, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu, ini wisatawan bisa berendam hingga berjam-jam di kolam air hangat. Untuk masuk di kawasan wisata alam ini, anda cukup membayar Rp. 2.700 per orang.
Berbekal tiket ini, Anda bisa menikmati semua potensi wisata di kawasan ini. Tidak hanya kolam air hangat, anda pun bisa menikmati suasana alam sekitar yang masih perawan. Anda tidak perlu kaget menyaksikan aneka satwa hutan seperti monyet yang masih bisa hidup bebas. Satwa-satwa ini bebas bergelantungan di beberapa dahan pohon. Aksi para monyet ini tentu menjadi hiburan pelengkap berwisata pemandian air panas Cangar.
Selain bisa menikmati sensasi Air Terjun Coban Talun, Coban Rais lalu berendam di air panas Cangar, Anda juga bisa menelusuri rimbunnya Tahura Raden Soeryo. Kawasan ini sangat cocok untuk berkemah (camping). Disini anda juga bisa melihat dari dekat sumber mata air Arboretum yang menjadi penghidupan masyarakat di 14 Kota/Kabupaten di Jawa Timur. Di Arboretum, Anda bisa melihat secara langsung koleksi aneka tanaman langka dan Padang Rumput Lalijiwo yang terhampar luas seakan tanpa batas.
Hash
Kota Wisata Batu juga memperkenalkan wisata jalan sehat hash dengan rute mengelilingi area perbukitan. Sebelum olahraga alam ini diperkenalkan secara resmi ke publik, banyak kelompok hash di Malang dan Jawa Timur yang memanfaatkan Kota Wisata Batu sebagai lokasi perjalanan hobi mereka. Di rute hash sepanjang kurang lebih 8 km itu para hasher bisa menikmati pemandangan alam yang indah sambil sesekali bertegur sapa dengan warga desa di sebagian jalur hash. Selecta Ini adalah obyek wisata paling legendaris di Kota Wisata Batu. Tempat wisata yang didirikan oleh seorang warga negara Belanda Ruyter de Wildt, pada tahun 1930 ini menyuguhkan suasana yang menawan. Hamparan bunga-bunga, yang tertata apik, layaknya bunga-bunga di Belanda. Hawa pegunungan nan sejuk membikin pengunjung tak mau segera meninggalkan Selecta yang dalam bahasa Belanda Selective berarti pilihan.
Terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu, Selecta dikelilingi gunung-gunung. Ada gunung Arjuno, Welirang, dan Anjasmoro. Untuk menuju ke sana, dapat ditempuh dalam waktu 1 jam dari Kota Malang dan 3 jam dari Kota Surabaya. Ketinggian Selecta dari permukaan laut 1.150 m dpl, dengan suhu udara berkisar antara 15 – 25 derajat celcius dan kedinginan air berkisar 18 derajat celcius.
Area wisata ini sempat mengalami pembumi hangusan dan mengalami kerusakan pada jaman revolusi. Selanjutnya, pada tahun 1950 dibangun kembali oleh 47 tokoh masyarakat yang dikenal sebagai pendiri Selecta. Mereka adalah warga pribumi yang bergotong-royong untuk membangun Selecta.
Pada awal masa kemerdekaan, Selecta menjadi tempat wisata dan peristirahatan pilihan bagi semua lapisan masyarakat negeri ini. Mulai dari rakyat biasa hingga elite politik termasuk Bung Karno dan Bung Hatta.
Dari masa kemerdekaan hingga masa sekarang, Selecta tetap mempertahankan tatanan sebagai tempat wisata eksotis yang indah dan sejuk, sehingga tetap menjadi tujuan wisata pilihan bagi semua lapisan masyarakat negeri ini dan wisatawan mancanegara. Bahkan Selecta telah mengembangkan diri menjadi taman rekreasi dengan fasilitas yang lengkap tanpa mengurangi nilai sejarah dan keasriannya.
Sekarang, Selecta tidak hanya mempunyai kolam renang dengan air pegunungan yang segar dan jernih, tetapi juga dilengkapi taman bunga yang luas dan indah serta taman bermain anak dengan segala fasilitas bermain untuk anak, termasuk becak mini dan mobil mini. Kolam perahu dengan fasilitas perahu kano dan sepeda air, arena jogging seluas 6 hektar dan arena untuk berkuda serta tempat outbound yang ideal.
Ketika memasuki areal taman rekreasi Selecta, pengunjung dapat dengan mudah mendapatkan tempat parkir, karena luas tempat parkir mencapai 3 hektar dan sebuah masjid yang representatif di areal tersebut. Begitu turun dari kendaraan, pengunjung disuguhi aquarium dalam ukuran yang sangat besar dipenuhi berbagai macam ikan air tawar dan sebuah gua unik yang bernama gua singa.
BNS (Batu Night Spectacular)
Menginap di Kota Wisata Batu saat ini dipastikan akan terasa beda. Malam hari anda bisa menikmati suguhan wisata paling spektakuler di Jawa Timur di Batu Night Spectacular (BNS). Obyek wisata yang berlokasi di Desa Oro-oro Ombo ini menyajikan aneka wahana yang bisa dinikmati seluruh anggota keluarga anda. Ada puluhan wahana yang tidak akan bisa Anda lupakan setelah menikmatinya seperti galeri hantu, slalom tes, sepeda udara tertinggi, lampion garden, dan trampoline. Di obyek wisata ini anda juga bisa menguji adrenalin dengan mencoba beberapa wahana seperti drag race, mouse coaster, dan beberapa permainan lain. Banyak juga wahana yang khusus disediakan untuk anak-anak seperti kids zone yang terdiri dari 25 macam.
Selain berbagai wahana menarik, keunikan BNS juga didukung letaknya yang sangat strategis di dataran tinggi. Dari obyek wisata mala mini anda bisa menikmati pemandangan alam Kota Malang dan sekitarnya dengan lebih sempurna. Gemerlap lampu di kawasan Malang Raya malam hari akan mengiringi suasana kongkow anda di beberapa kafe yang tersedia. BNS juga menyiapkan beberapa wahana yang unik yang rugi kalau dilewatkan seperti lampion garden, galeri hantu, cinema empat dimensi, sirkuit go kart terpanjang, layar sepanjang 50 meter di area food court, dan air mancur menari.
Usai menikmati beragam wahana yang disediakan di areal seluas 3 ribu meter persegi ini, silahkan anda menuju night market. Arealnya tak hanya sekedar menjajakan beragam kebutuhan dan oleh-oleh khas. Tetapi, juga berbagai kebutuhan lainnya.
Di ujung night market, ada ratusan kursi berjajar yang disediakan bagi pengunjung di areal food court. Ada banyak pilihan menu minuman maupun makanan di area ini. Tinggal pilih minuman dingin atau panas. Begitu halnya makanan. Banyak menu yang bisa dipilih sesuai selera.
Kenikmatan di food court bukan hanya pada menu makanan atau minumannya. Tetapi juga sajian yang diberikan saat pengunjung menikmati makanan maupun minuman. Ditengah-tengah menikmati hidangan, manajemen BNS akan menyajikan show time. Ada panggung musik yang menghadirkan musik-musik terbaru.
Yang tak kalah menarik, saat show time ini adalah sajian dancing fountain (air mancur menari). Konsentrasi pengunjung pada makanan maupun minuman dijamin buyar. Tarian air mancur diiringi permainan lampu warna-warni itu mampu memaksa mata pengunjung tertuju ke liukan air. Air mancur itu terlihat cukup lihai menari mengikuti lantunan lagu. Dari lagu instrumental, pop rock, hingga dangdut koplo.
Puas menyaksikan tarian air mancur, pengunjung masih disuguhi dengan pertunjukan outer journey (keliling angkasa luar) lewat laser show di layar raksasa. Pertunjukan outer journey ini memberi sensasi tersendiri bagi pengunjung. Dengan layar 50 meter di atas kita, pengunjung serasa diajak keliling angkasa. Kadang pula, kita dikagetkan dengan helikopter animasi yang seakan berjalan di atas kita. Seru!
Jatim Park
Wisata paling dikunjungi di Kota Wisata Batu saat ini adalah Jawa Timur Park (Jatim Park). Maklum obyek wisata yang berada di lereng Gunung Panderman ini adalah yang termodern dan terbaik di Kota Wisata Batu. Wahana permainannya banyak dan pemandangannya juga indah. Selain itu hawa yang sejuk menjadikan tempat wisata yang berada di ketinggian 850 dpl itu sangat cocok untuk orang-orang yang datang dari daerah panas.
Konsep wisata yang menempati lahan 11 hektar itu memadukan secara serasi konsep pendidikan (education) dan konsep pariwisata (tourism) dalam satu ruang dan waktu. Obyek wisata terbesar di Batu ini mampu menjadi sarana penyebaran informasi tentang khazanah ilmu dan teknologi (iptek) yang dipresentasikan melalui hadirnya wahana seperti galeri belajar (seperti biologi, kimia, matematika, dan fisika). Di sana juga tersedia stadium galeri belajar yang mampu menampung 300 siswa.
Galeri belajar ini dilengkapi lembar panduan belajar siswa dan kelengkapan alat peraga ilmu terapan baik indoor maupun outdoor yang didukung oleh PLN, Telkom, Rimba Raya dan sejumlah universitas terkemuka negeri maupun swasta di Jawa Timur.
Untuk memperkaya khasanah kebudayaan bangsa, Jatim Park juga menyediakan galeri etnik nusantara dan anjungan Jawa Timur. Konsep galeri nusantara dan galeri Jawa Timur tersebut mirip dengan konsep Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berskala kecil. Tidak hanya itu, di Jatim Park pula pengunjung bisa menyaksikan berbagai kekayaan flora dan fauna.
Dengan demikian, konsep wisata ini sangat cocok untuk wisata keluarga dan anak-anak sekolah. Mereka bisa belajar sepuasnya dengan sejumlah wahana pendidikan yang ada. Jatim Park juga sangat pas untuk anak-anak usia TK, karena di sana juga tersedia kolam renang yang luas dan jernih.
Bukan hanya itu, letaknya di ketinggian, panorama yang bisa disaksikan dari lokasi Jatim Park juga sangat menarik. Karena bisa memandang hamparan pemandangan indah Kota Wisata Batu dan Malang dari atas.
Pengunjung bisa sepuasnya menikmati segala permainan yang ada di dalamnya. Jika sudah lelah berjalan-jalan dan ingin menikmati makanan yang lezat pengunjung bisa makan sepuasnya di food court yang ada. Lokasinya yang luas dan bersih membikin pengunjung bisa nyaman beristirahat sambil makan-makan.
Tirta Nirwana Bagi anda yang biasa menghabiskan waktu dengan berenang sangat disayangkan jika tidak sempat mampir ke Tirta Nirwana Songgoriti. Di sini anda akan mendapat kepuasan yang beda. Obyek wisata yang merupakan satu kesatuan dengan obyek wisata Songgoriti ini menyediakan aneka wahana yang menarik. Begitu masuk obyek wisata ini anda tinggal pilih mau langsung berenang atau mencoba permainan menarik seperti sepeda air. Tetapi kalau ingin bersantai dulu untuk sekedar melepas lelah karena telah berkeliling obyek wisata di Kota Batu, anda tinggal melangkah lurus dari pintu masuk menuju kebun santai yang berada di samping kolam renang. Kebun ini dilengkapi tempat kongkow. Dari kebun ini anda juga bisa melihat panorama pegunungan sekitar dan menghirup udara sejuk. Kesejukan kebun ini semakin lengkap dengan kehadiran patung beberapa satwa langka di sejumlah titik. Anda bisa memanfaatkan patung-patung itu untuk berfoto bersama orang-orang tercinta.
Jika anda pergi ke tempat ini dengan membawa anggota keluarga, anda bisa membagi waktu untuk menikmati semua wahana yang disediakan. Putra-putri anda bisa langsung berenang di kolam khusus bagi anak-anak. Tidak perlu khawatir, di kolam renang ini putra-putri anda akan aman. Anda cukup mengawasinya dari kejauhan. Kolam renang ini didesain sedemikian rupa sehingga sangat nyaman dan aman untuk anak-anak. Setelah puas bersantai ria anda bisa langsung menuju kolam renang dewasa yang letaknya bersebelahan langsung dengan kolam renang anak-anak. Jadi, anda juga bisa memantau langsung aktivitas putra-putri anda sambil berenang.
Setelah puas berenang dan menikmati wahana yang ada, anda tidak perlu cepat-cepat pulang. Di lokasi wisata ini tersedia berbagai macam aksesoris yang bisa anda bawa pulang sebagai oleh-oleh. Untuk mendapatkannya, anda tidak perlu berjalan jauh ke tempat lain. Di sana tersaji lengkap mulai hasil kerajinan sampai pasar bunga aneka jenis. Tentunya, anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Harganya lebih murah dari Kota Wisata yang lain. Selain bisa menikmati semua wahana menarik di lokasi ini, anda juga bisa berlama-lama di sini untuk sekedar menikmati panorama pegunungan dan menghirup udara sejuk. Anda bisa menyaksikan pemandangan ini dengan sempurna dari semua titik. Eksotisme wisata ini sangat sayang untuk dilewati.
Mendaki Gunung Panderman
Gunung PandermanDi Kota Wisata Batu tidak hanya menyediakan wisata rekreasi, tetapi ada juga jalur wisata mendaki Gunung Panderman. Gunung ini sudah amat dikenal hingga ke Negeri Belanda. Maklum nama Panderman diambilkan dari nama orang Belanda Van Der Man yang mengagumi gunung tersebut.
Untuk mendaki dengan berjalan cepat hingga ke puncak hanya butuh waktu sekitar dua jam. Bagi pemula mungkin antara tiga sampai empat jam. Meski banyak jalan menanjak tetapi jarak dari kaki gunung hingga ke puncak tidak terlalu jauh.
Jika sampai ke puncak gunung, pendaki bisa menikmati indahnya pemandangan Kota Wisata Batu dan Kota Malang secara lengkap. Jika sampai puncak malam hari, akan terlihat hamparan sinar lampu kerlap kerlip nan mempesona. Dijamin bagi yang sedang berada di puncak tak ingin segera turun.
Setiap malam minggu dan hari libur banyak sekali wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang camping di lereng-lereng gunung itu. Mereka membawa tenda-tenda kecil untuk pelindung saat tidur.
Untuk naik gunung ini dari Kota Malang bisa naik bus lalu minta diturunkan di pertigaan Desa Pesanggrahan. Lalu berjalan kira-kira dua kilometer ke arah barat, dari sana suasana pegunungan mulai terasa.
Kawasan pertama yang akan dilalui jika ingin mendaki adalah kawasan Latar Ombo. Di sini biasa digunakan untuk berkemah sejumlah pendaki. Di sini juga ada sumber air yang jernih yang bisa dipakai cuci muka, mandi kalau mau, dan area di sekitarnya, bisa digunakan untuk memasak bagi pendaki yang akan meneruskan perjalanan naik atau turun. Di pos ini suasananya semakin indah. Gemericik air gunung yang jernih mampu menenangkan hati yang gundah. Sementara, dari situ juga bisa melihat kerlap kerlip sebagian lampu di Kota Wisata Batu. Suara alamnya mampu menggeser bisikan-bisikan setan yang membuat hati gelisah.
Setelah Latar Ombo, ada pos kedua yang bisa dijadikan istirahat sejenak. Pos itu namanya Watu Gede. Di kawasan ini ada batu besar, dari sini pula bisa menikmati pemandangan di bawah dengan cukup lengkap. Meski belum sampai puncak, pos ini sangat menakjubkan.
Bagi pendaki yang ingin membawa oleh-oleh bunga Edelweis, bisa mencari di beberapa semak dan lereng. Meski saat ini semakin jarang, bagi yang beruntung masih mungkin mendapatkan bunga keabadian tersebut.
Outer Journey dari Gunung Banyak
Gunung Banyak tak hanya menjadi obyek wisata yang menarik karena keindahan alamnya. Letaknya di perbatasan wilayah Kota Wisata Batu dan Kabupaten Malang ini juga serasa bisa menjadi tempat untuk menikmati “outer journey”. Ratusan ribu titik lampu warna warni menjadi sajian utama Gunung Banyak di malam hari. Pijaran titik lampu yang berjajar membuat semacam garis tak beraturan seolah hanya tampak seperti cahaya lilin. Sebagian besar titik lampu seukuran terlur puyuh tampak seakan diam. Sebagian lagi bergerak.
Itulah pemandangan yang disajikan Gunung Banyak pada malam hari. Gunung ini terletak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu, dan berbatasan langsung dengan Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Tinggi gunung kurang lebih 1.300 meter diatas permukaan laut (dpl). Keindahan pemandangan di daratan itu tak selalu tampak. Untuk menikmatinya juga terkadang harus menunggu beberapa saat. Karena, tidak jarang di tengah menikmati keindahan, tiba-tiba kabut turun menyelimuti kawasan ini. Jika sudah begini, semuanya kembali menjadi putih, dan sesekali juga gelap.
Paralayang
Kota Wisata Batu tak hanya menjanjikan keindahan pemandangan alam tetapi juga menjadi salah satu jujugan para paraglider atau pecinta olah raga paragliding (paralayang). Para pecinta olah raga yang cukup memompa adrenalin itu memulai kegiatannya dari atas Gunung Banyak. Kawasan Gunung Banyak sebenarnya sudah cukup lama dikenal sebagai kawasan yang indah untuk olahraga dirgantara ini. Namun, secara resmi penggunaan kawasan tersebut sebagai kawasan paralayang pada 20 juni 2000 lalu. Saat itulah kawasan Gunung Banyak ini diresmikan menjadi wanawisata dirgantara. Peresmiannya bertepatan dengan pelaksanaan PON VI Jatim ditandai dengan pembuatan prasasti yang ditandatangani Ketua Umum Federasi Aero Sport Indonesia Marsekal TNI Hanafi Asnan.
Kawasan ini sengaja dipilih karena cocok sebagai pusat olahraga Paralayang, para atlet bisa terbang berkeliling sambil mengintip pemandangan alam dari udara. Setelah berputar-putar di udara, mereka mendarat di kawasan Songgoriti, Kota Wisata Batu. Lokasi ini tidak hanya dimanfaatkan para pecinta paralayang di Malang Raya bahkan atlet nasional tetapi juga wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Bahkan, di kawasan ini juga kerap dijadikan even paralayang mulai tingkat regional, nasional, hingga internasional.
Biasanya, kawasan ini baru ramai dikunjungi para pecinta paralayang pada bulan Juni hingga Oktober. Rencananya, di kawasan ini juga akan digelar atraksi penerbangan paralayang di malam hari. Tentunya, kegiatan ini akan menjadi kemasan wisata yang menarik dan unik. Bagi pengunjung yang ingin menyaksikan atraksi para atlet paralayang baik dari lokasi pendaratan di kawasan Songgoriti maupun dari lokasi pemberangkatan di atas Gunung Banyak tidak perlu khawatir. Di lokasi ini juga tersedia banyak fasilitas pendukung mulai gardu pandang, warung makanan, hingga tempat singgah yang layak.
Downhill
Selain Gunung Banyak, di Batu ada satu lagi gunung yang digunakan sebagai medan olahraga ekstrim. Gunung itu adalah Gunung Klemuk. Lokasinya di Dusun Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kota Wisata Batu. Sejak 2004, gunung ini dijadikan lintasan olahraga bernyali yaitu sirkuit balap sepeda turun bukit (downhill). Lintasan yang memiliki panjang 1,2 kilometer di gunung ini memang cukup menantang bagi seorang pembalap.
Lintasan yang terus menurun menelusuri bukit memang cocok bagi pembalap yang ingin mengadu nyali. Karena itu, jika tak lihai menaiki sepeda Mountain Bike (MTB), jangan coba-coba melewati trek ini agar tidak celaka. Karena di lintasan yang cukup curam itu di sisi kanan-kirinya terdapat jurang yang cukup dalam dan membahayakan sang pembalap jika tidak benar-benar hati-hati. Namun jangan khawatir, para pembalap pemula yang ingin mencoba lintasan ini disediakan lintasan khusus tepatnya 500 meter sebelum finish. Melewati lintasan yang khusus disiapkan untuk pemula ini lebih aman karena lokasinya relatif agak jauh dari jurang.
Arung Jerang (Rafting)
Kota Wisata Batu tidak hanya menyajikan wisata ekstrim paralayang dan downhill. Ada tujuan wisata yang tak kalah menantang, yakni rafting atau arung jeram. Namanya Kaliwatu Rafting yang menyusuri aliran Sungai Brantas di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu.
Arung jeram di aliran sungai ini terhitung cukup menarik dan menantang. Selain aliran sungainya yang deras, juga banyak ditemui bebatuan dalam ukuran besar di sepanjang aliran sungai ini. Mengikuti rafting di aliran sungai Brantas ini memang bisa membuat jantung berdenyut keras. Bukan saja karena benturan dengan bebatuan sungai, tapi juga efek terjun mengikuti arus sungai yang deras. Sensasi yang ditimbulkan pun beragam. Kadang meliuk seperti ular, kadang pula bergoyang.
Untuk mencapai lokasi rafting ini tidaklah sulit. Kaliwatu rafting yang dikelola dengan konsep pemberdayaan masyarakat itu terletak di tengah perkotaan. Dari alun-alun Kota Wisata Batu hanya berjarak sekitar 2 kim. Dari jalan raya Desa Pandanrejo, hanya berjarak sekitar 500 meter. Untuk mencapai kawasan ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati pematang sawah.
Wisata Agro Di Kota Wisata Batu anda juga bisa menikmati wisata agro. Mulai petik apel, petik strawberry, jeruk dan sayur-mayur. Wisatawan juga bisa memilih aneka bunga. Wisata petik apel langsung dari pohon dapat ditemui di wilayah Desa Punten, Desa Bumiaji, Sidomulyo dan sekitarnya. Atau, kalau ingin yang dekat dengan hotel bisa di kawasan wisata Kusuma Agro.
Memetik apel langsung dari pohonnya memiliki kenangan sendiri yang tak terlupakan, karena memetik apel tidak sembarangan memetik. Bukan hanya acara memetik, pengunjung juga akan diterangkan tentang ciri-ciri apel yang sudah tua dan masih muda. Karena bentuk besar bukan berarti tua. Dengan memetik apel itulah pengetahuan tentang apel akan bertambah. Dan ingat, wisata memetik apel di Indonesia hanya ada di Batu jadi sangat disayangkan jika datang ke Batu tanpa mencoba sensasi petik apelnya.
Puas memetik apel, anda bisa berpindah untuk berbelanja bunga. Di Kecamatan Bumiaji, mulai dari Desa Punten, dan Pandanrejo banyak ditemukan penjual bunga. Termasuk di Desa Gunungsari Kecamatan Batu, banyak lahan bunga yang dikelola petani.
Karena kawasan ini terkenal pusat budidaya bunga, sampai-sampai ada jalan yang khusus dinamakan Jl Bukit Berbunga. Begitu masuk jalan tersebut wisatawan akan langsung disambut oleh warna-warni bunga yang berjajar rapi di kanan-kiri jalan. Jika anda tergesa-gesa bisa turun di pinggir jalan sejenak dan memilih bunga, lalu pergi lagi. Tetapi jika ada waktu luang, lebih baik menelusuri kampung-kampung di sana yang dipenuhi dengan bunga-bunga nan mempesona…
Lalu, beristirahatlah di Pasar Bunga di Desa Sidomulyo. Di sana anda tidak hanya bisa memilih bunga sepuas-puasnya tetapi juga bisa menikmati pemandangan nan indah. Hamparan bunga dengan latar gunung-gunung.
Selain bisa melakukan petik apel dan bunga dari pohonnya langsung, ada satu lagi wisata yang dijamin akan membuat anda terkesan yakni perah susu. Dengan potensi sapi perah yang luar biasa, Kota Wisata Batu menjadi salah satu kota pemasok susu segar ke beberapa perusahaan susu instan di Indonesia seperti Nestle. Ada beberapa daerah di Kota Wisata Batu yang menjadi pusat peternakan sapi perah antara lain Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan, dan Desa Oro-oro Ombo.
Di pusat peternakan sapi perah ini anda tidak hanya bisa menyaksikan bagaimana para peternak memerah susu, anda pun bisa praktek langsung cara memerah susu dengan bimbingan para peternak setempat. Tentunya, hal ini akan menjadi pengalaman tersendiri yang akan terus berkesan dalam hidup anda.
WIsata Kuliner
Saat anda capek keliling Kota Wisata Batu menelusuri keelokan wisatanya, anda tidak perlu susah payah mencari pusat kuliner untuk mengisi perut yang kosong. Banyak lokasi kuliner yang siap menanti kedatangan anda. Bahkan, suasana di pusat-pusat kuliner di Kota Wisata Batu tidak hanya pas untuk mengisi perut yang kosong tetapi juga sangat cocok untuk melepas lelah. Salah satunya, di Warung Bambu yang berlokasi di Jl Raya Selecta, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji. Di warung lesehan ini rasa lelah anda akan benar-benar hilang. Selain menyediakan menu spesial, datang ke warung seakan menemukan kesejukan baru.
Sambil menyantap gurami bakar yang menjadi menu spesial, di sini anda akan dimanja dengan ikan-ikan koi yang siap memijat kaki anda. Maklum, di warung ini memang dikelilingi kolam ikan yang berisi ribuan koi besar dan kecil.
Untuk bermain dengan ikan-ikan itu anda tinggal membeli pakan ikan yang disediakan pemilik warung dalam bungkus plastik kecil seharga Rp. 1.000 per bungkus. Dengan menaburkan beberapa pakan ke kolam, ikan-ikan itu akan bergegas menghampiri anda. Saat ikan-ikan itu mulai berdatangan, segera julurkan kaki anda ke kolam. Begitu ikan menghampiri pakan yang anda sebarkan, anda akan merasakan kaki seakan dipijat refleksi oleh gerakan ikan yang berebut pakan.
Suasana ini memang sangat pas untuk melepas lelah dan mengisi perut kosong. Gemericik sumber mata air yang sangat jernih dan alami menambah kepuasan menikmati gurami bakar yang menjadi menu spesial lesehan ini. Menikmati gurami bakar di lesehan ini akan terasa beda dengan di tempat lain. Ini bukan semata-mata karena suasananya yang sangat mendukung tetapi karena ikan yang dimasak benar-benar masih segar.
Pusat kuliner lain yang juga sangat terkenal di Kota Wisata Batu adalah Payung. Kawasan ini menjadi tempat favorit para muda-mudi yang sekedar ingin melepas penat. Di sepanjang jalan di Payung terdapat ratusan kafe yang menyediakan makanan khas, jagung bakar, roti bakar dan mie. Meski banyak juga yang menyediakan nasi.
Lokasinya berada di pinggir jalan utama Batu-Pujon sekitar tiga kilometer sebelah barat Kota Wisata Batu. Kafe-kafe di kawasan ini dibikin lesehan yang dikotak-kotak sehingga tempat antara para pengunjung di sekatan kotak itu tidak saling mengetahui. Tempat itulah yang paling favorit dikunjungi pasangan muda-mudi.
Sambil beristirahat di kafe-kafe itu anda juga bisa menikmati pemandangan Kota Wisata Batu dari atas. Hawa dingin dan berkabut membuat suasana di Payung menjadikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Sambil makan jagung bakar ditemani kopi atau susu hangat dijamin anda akan betah menghabiskan waktu di kafe-kafe di Payung tersebut.
Selain dua lokasi kuliner diatas, banyak restoran di Kota Wisata Batu yang siap menyambut wisatawan dengan aneka masakan khas seperti Warung Sate Kelinci di Jl Raya Beji Kota Wisata Batu. Di sepanjang Jl Raya Beji ini juga terdapat restoran lain yang juga menyajikan aneka masakan khas seperti Rest Ba-Be. Di beberapa sudut kota juga bertebaran warung dan restoran antara lain Rumah Makan Khas Jawa, Batu Suki, dan Grand Pallem. Puluhan pusat kuliner yang tersebar di beberapa sudut Kota Wisata Batu ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, khususnya pada hari-hari libur.
Aneka Kerajinan Khas Batu
Kota Wisata Batu juga terkenal sebagai kota sentra kerajinan di Jawa Timur. Di kota wisata ini berkembang aneka kerajinan khas seperti batik di Desa Sisir Kecamatan Batu. Di Batu terdapat tiga sanggar batik yakni Sanggar Butik Olive Batik, Raden Wijaya dan Semar. Batik asli Kota Wisata Batu sangat khas karena menonjolkan kreasi unik sesuai potensi yang ada seperti apel, sayur-sayuran, bunga dan mata uang.
Kota Wisata Batu juga mempunyai sentra kerajinan cobek yang terbuat dari batu di Dusun Rejoso, Desa Junrejo Kecamatan Junrejo. Tidak sulit bagi masyarakat luar Kota Wisata Batu untuk menemukan Dusun Rejoso, karena dusun ini sejak zaman kemerdekaan sudah menjadi salah satu pusat kerajinan cobek dari batu.
Ada juga kerajinan batu onyx di Jl Mertojoyo 130 Dadaprejo-Junrejo Batu. Kerajinan Onix ini juga sudah merambah ke Luar Negeri. Selain itu, hasil kerajinan ini juga sering diikutkan di berbagai ajang pameran di Indonesia. Anda dapat membeli berbagai bentuk kerajinan onix dengan berbagai kreasi seperti tempat buah, pajangan rumah, patung, dll.
Di Kota Wisata Batu juga terdapat berbagai sentra kerajinan gerabah, antara lain gerabah antik dan gerabah patung. Produk kerajinan ini paling banyak dipasarkan di Bali, Malaysia, dan Malang Raya. Di Bali hasil kerajinan ini banyak digunakan pada upacara adat.
Kota Wisata Batu juga memiliki pusat kerajinan gong ini di Desa Junrejo. Tepatnya di rumah salah seorang warga bernama Munaji. Meski umurnya sudah 81 tahun, Munaji masih mampu membikin alat musik khas Jawa itu. Karyanya tidak hanya dipakai untuk pelengkap musik tradisional Jawa di tanah air, tetapi juga sampai diekspor ke mancanegara.
Sejarahnya, kerajinan gong ini didirikan Munaji sejak 1945. Awalnya, dia mengaku hanya ikut pande (pembuat peralatan sawah). Lama-lama berkembang menjadi perajin gong hingga terkenal ke daratan Eropa. Gong yang diproduksi home industry ini berhasil menyelaraskan nada yang merupakan bagian paling sulit dalam proses pembuatan gong sehingga gong yang diproduksi home industry milik Munaji ini lebih unik dari gong yang ada di tempat lain. Selain memproduksi gong, home industri milik Munaji ini juga lihai membuat gendang kendang, sebagai perlengkapan gamelan.
Di kota nan sejuk ini ada seorang ahli membikin biola, namanya Moestafidz Chaeroni. Tak tanggung-tanggung kualitas biola bikinannya bisa disejajarkan dengan biola produk eropa. Moestafidz, sejak tahun 1982 lalu menekuni usaha membikin biola yang berkualitas. Lalu pada tahun 1982, dia diajak oleh teman berkebangsaan Italia, Alviano pergi ke Jakarta untuk menekuni musik. Sejak saat itu, dia berjuang keras mempelajari berbagai alat musik seperti piano, gitar, biola, dan alat gesek lain. Setelah sekian lama belajar membuat biola, Moestafidz akhirnya mampu memproduksi biola yang bisa menghasilkan bunyi lebih empuk. Pesananpun mengalir. Kini sudah ratusan biola dia hasilkan. Soal harga bervariasi, tergantung kualitasnya, mulai seharga Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.
HOTEL/PENGINAPAN DI BATU
http://listiaji.wordpress.com/2010/06/06/hotel-dan-restoran-di-batu-malang-0341/
HOTELS IN BATU CITY HOTEL MELATI
Purnama Hotel
Raya Selecta street, 1–15 Batu
Phone. ( 0341 ) 592700 / Fax. 592710
Kartika Wijaya Hotel
Panglima Sudirman street, 127 Batu
Phone. ( 0341 ) 592600 / Fax. 591004
Flower Club
Kartika Batu street
Phone. ( 0341 ) 594777
Kusuma Agrowisata Hotel
Abdul Ghani street, Batu
Phone. ( 0341 ) 593333 / Fax. 593196
Asida Hotel
Panglima Sudirman street, 99 Batu
Phone. ( 0341 ) 592988, 591519 / Fax. 591259
New Victory Hotel
Raya Junggo street, 107 Batu
Phone. ( 0341 ) 593011
Palem Sari Hotel
Raya Punten street, 2 Batu
Phone. ( 0341 ) 591219 / Fax. 597972
Metropole Hotel
Panglima Sudirman street, 93 Batu
Phone. ( 0341 ) 591759
Aster Hotel
Trunojoyo street, Batu
Phone. ( 0341 ) 591323, 593377 Perdana Hotel
Panglima Sudirman street, 101 Batu
Phone. ( 0341 ) 590114 / Fax. 59172
Arumdalu Hotel
Songgoriti street, 4 Batu
Phone. ( 0341 ) 599764
Selecta Hotel
Raya Selecta street, Batu
Phone. ( 0341 ) 592369
Grand Palem Hotel
Trunojoyo street, 32 Batu
Phone. ( 0341 ) 591977 / Fax. 597196
Songgoriti Air Panas Hotel
Raya Songgoriti street, 51 Batu
Phone. ( 0341 ) 593555, 593511 / Fax. 596407
Wijaya Inn Hotel
Raya Selecta street, Batu
Phone/Fax. ( 0341 ) 592694, 592223
Santoso Hotel
Raya Selecta street, Batu
Phone. ( 0341 ) 591006
Imam Bonjol Hotel
Imam Bonjol street, 3 Batu
Phone. ( 0341 ) 593628
Songgoriti Hotel
Raya Songgoriti street, Batu
Phone. ( 0341 ) 596407
RESTORAN DI BATU
• Seulawah Resort & Caffee
Mawar street, 8 Batu
Phone. ( 0341 ) 594955
• Batu Resto
Raya Beji street, 110 B Batu
Phone. ( 0341 ) 594100
• Warung Bethania
Diponegoro street, 103 Batu
Phone. ( 0341 ) 591158
• Depot Jeddah
Diponegoro street, 44 Batu
Phone. ( 0341 ) 591370
• Ayam Goreng Pak Kasan
Moch. Sahar street, 2 Batu
Phone. ( 0341 ) 597697
• Depot Asa Enambelas
KH. Agus Salim street, 16 Batu
Phone. ( 0341 ) 597962
• Warung Bebek Kuali
Raya Patimura street, Batu
Telp.
• Resto Rilaxs Srikaton
Pandanrejo street, 2 Batu
Phone. ( 0341 ) 512799
• Warung Watu Lontar
Gajah Mada street, 1 Batu
Phone. ( 0341 ) 593032 • Sate Kelinci
Patimura street, 106 Batu
Phone. ( 0341 ) 597275
• LA Caffee
Imam Bonjol street, 35 Batu
Phone. ( 0341 ) 512058
• Hotplate
Patimura street, 40 Batu
Phone. ( 0341 ) 592270
• Amsterdam Restaurant
Diponegoro street, 6 Batu
Phone. ( 0341 ) 591555
• Rumah Makan Mesir
Diponegoro street, 32/34 Batu
Phone. ( 0341 ) 591214
• Rumah Makan Mojorejo II
Raya Mojorejo street, 57 Batu
Phone. ( 0341 ) 597416
• Ayam Goreng Pemuda
Diponegoro street, 20 Batu
Phone. ( 0341 ) 591227
• Rumah Makan Al-Madinah
Diponegoro street, 18 Batu
Phone. ( 0341 ) 591297
• Pondok Bambu
Imam Bonjol Atas street
Phone. ( 0341 ) 592024
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Daftar Hotel murah yang ada di Malang, Jawa Timur. Panduan informasi untuk wisatawan yang ingin cari penginapan murah di Kota Malang.
Kota Malang merupakan salah satu tempat tujuan wisata liburan yang menarik untuk seluruh keluarga. Selain hawanya yang sejuk dan banyak tempat wisata yang menarik Malang memiliki potensi dari sektor pariwisata. Jika Anda mencari hotel murah Malang, penginapan murah di Malang serta losmen dengan tarif harga sewa murah yang ada di Malang berikut ini adalah info untuk Anda:
Hotel ARMI, Malang
di Jl. Kaliurang 63 Malang
Harga sewa 95 ribu hingga 250 ribu
Hotel CAMELIA, Malang
Lokasi di Jl. Dr. Cipto 24 Malang
Harga antara 80 ribu hingga 110 ribu
Hotel HELIOS, Malang
ada di Jl. Pattimura 37 Malang
Tarif 50 ribu hingga 150 ribu
Hotel ASIDA Batu Malang
Jl. Panglima Sudirman 69 Batu, Malang
tarif 100 ribu hingga 435 ribu
Senin, 13 Juni 2011
Kamis, 09 Juni 2011
PEMASARAN PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan oleh karena itu warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan jender berhak memperoleh pelayanan pendidikan yang bermutu. Berbagai peningkatan mutu pendidikan baik pada jalur formal maupun nonformal telah ditempuh pemerintah kita. Hal ini terbukti lahirnya berbagai program peningkatan mutu yang lain, seperti SBI salah satunya. Namun adapun demikian program-program peningkatan mutu yang telah dijalankan tersebut ternyata masih banyak ketertinggalan yang harus dikejar untuk menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK.
Pendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Dan ketika melihat lembaga pendidikan itu sendiri dari kaca mata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan, dikarenakan mutunya tidak dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak laku. Artinya, lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan users education sesuai dengan need pasar, bahkan lembaga pendidikan tersebut tidak akan berlaku untuk terus bertahan.
Berbeda denagan produk fisik, suatu jasa pelayanan pedidikan tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersama. Dampaknya terjadi pada sistem pemasaran, terutaman pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa pendidikan untuk melakukan persiapan, baik dari sarana dan prasarana maupun peralatan teknologi pendidikan lainnya. Tetapi, jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa pendidikan untuk melakukan straregi pemasaran. Jasa pendidikan tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa pendidikan secara langsung. Konsumen juga tidak dapat memprediksi apa hasil yang akan diperoleh dengan mengonsumsi jasa pendidikan tersebut, kecuali setelah membelinya.
Tujuan utama proses ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus-menerus, dan terpadu. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang dimaksudkan tidak sekaligus, tetapi dituju berdasarkan peningkatan mutu pada setiap komponen pendidikan.
Penggunaan istilah pemasaran saat ini sudah sangat berkembang di semua sektor kegiatan kita. Jadi, dalam hal ini pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai bagaimana memuaskan konsumen atau pelanggan pendidikan dengan memakai dasar pemikiran yang logis, jika konsumen tidak puas berarti pemasaran tersebut gagal.
Degan demikian, lembaga pendidikan adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang layanan jasa pendidikan yang kegiatannya melayani konsumen berupa murid, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum. Dan pada makalah inilah dapat dijelaskan apa itu pemasaran pendidikan, langkah-langkah dalam pemasaran pendidikan dan lain sebagainya.
B. Konsep Dasar Pemasaran Pendidikan
1. Pasar, Pendidikan dan Sekolah
Persaingan di dunia pendidikan tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini banyak terjadi merger dari beberapa lembaga pendidikan. Kemampuan adminastor untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya.
Adapun komponen kunci yang dapat dijadikan sebagai bahan analisis untuk memahami konsep pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar. Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai komuditas yang dihasilkan produsen dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Pemasaran ialah proses transaksional untuk meningkaatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan cara mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati.
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, apresiasi dan pembasaan manusia agar menjadi manusia yang artinya memanusiakan manusia. Sekolah merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan.Walaupun kebanyakan orang sering mengidentikkan sekolah dengan pendidikan, pendidikan merupakan wahana perubahan peradaban manusia ketika membicarakan sistem pendidikan tidak cukup hanya membahas sistem persekolahan, sehingga untuk membicarakan pemasaran pendidikan pun sesungguhnya tidak cukup hanya dengan membahas terbatas pada pemasaran persekolahan. Karena paradigma pendidikan yang begitu universal tidak hanya dipandang secara terbatas pada sistem persekolahan.
Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasad mata. Untuk lebih mengenal lebih dalam dari pemasaran pendidikan maka harus mengenal lebih dahulu pengertian dan karakteristik pendidikan ada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah pendidikan seperti:
a. Ada produk sebagai hasil komuditas
b. Produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan
c. Memiliki sasaran yang jelas
d. Memiliki jaringan dan media
e. Memiliki tenaga pemasaran.
2. Pengertian dan Karakteristik Jasa Pendidikan.
a. Pengertian jasa pendidikan
Kotler, seorang ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa adalah setiap tindakan atau atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak lainnya yang secara prinsip tidak terwujud dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan. Selanjutnya Zaithaml dan Bitner memberikan definisi jasa adalah jasa pada dasarnya merupakan seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dan engertian fisik, dikonsumsi, dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.
Bedasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan penguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan perpindahan hak atau kepemilikan.
b. Karakteristik jasa pendidikan
Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik jasa diantaraya adalah Kotler yang mengemukakan bahwa jasa mempunyai 4 ciri utama, yaitu: 1) tidak berwujud, 2) tidak terpisahkan, 3) bervariasi, 4) mudah musnah.
Sedangkan Baterson mengemukakan 8 karakteristik jasa, yaitu: 1) jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan, 2) jasa tergantung pada waktu, 3) jasa bergantung pada tempat, 4) konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa, 5) setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai andil dalam memberikan peranan, 6) perubahan pada konsep kemanfaatan, 7) karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa, 8) kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi jasa terjadi secara real time.
Pendidikan merupakan produk yang berupa jasa, yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud.
2) Produksi dan konsumsi bersamaan waktu.
3) Kurang memiliki standar dan keseragamaan.
Seperti yang dikemukakan oleh Dan Steinhoff “the raw material of services is people”, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang. Orang yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, pepatah mengatakan bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak kembar sekalipun. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa pendidikan antara satu denan yang lainnya berbeda.
Dengan melihat karakteritik tersebut, jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.
3. Pengertian Pemasaran Pendidikan
Pemasaran atau marketing tidak diasumsikan dalam arti yang sempit yaitu penjualan akan tetapi markting memiliki pengertian yang sangat luas. Intinya penerapan marketing tidak hanya berorientasi ada peningkatan laba lembaga akan tetapi bagaimana menciptakan kepuasan bagi customer sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholder atas mutu dari outputnya. Penerapan marketing di atas terlebih dahulu harus memperbaiki fondassi-fondasi, diantaranya perhatian pada kualitas yang ditawarkan, serta jeli melihat segmentasi dan penentuan sasaran.
Konsep marketing tidak berorientasi asal barang habis tanpa memperhatikan sesudah itu, berorientasi jangka panjang yang lebih menekankan pada kepuasan konsumen, dimana marketing itu sendiri adalah suatu usaha bagaimana memuaskan, memenuhi needs and wants dari konsumen.
Demikian halnya dengan pemasaran pendidikan, beberapa ahli memberikan pengertian diantaranya adalah: Kotler mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.
Khususnya dalam markeing pendidikan John R. Silber yang dikutip Buchari Alma menyatakan bahwa etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan membentuk watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga negara, generasi penerus ilmuwan di kemudian hari.
Dalam membangun lembaga pendidikan, Brubacher menyatakan ada dua landasan filosofi yaitu landasan epistemologis, dimana lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat, dimana tujuan pendidikan tidak dapat dibelokkan oleh berbagai pertimbangan dan kebijakan, tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasaan politik adalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyak masalah.
4. Kepuasan Pelanggan Pendidikan
Seperti yang telah dijelaskan diawal bahwasanya penerapan marketing ini adalah untuk menciptakan kepuasan bagi pelanggan pendidikan. Ketika berbicara tentang kepuasan maka kita hars menyadari bahwa kepuasaan antara satu orang dengan orang yang lainnya berbeda, artinya kepuasan berurusan dengan beberapa hal.
Kata kepuasan berasal dari bahasa Latin “satis” (artiya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat), sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Jadi merupakan respons konsumen yang terpenuhi keinginannya, ada kemungkinan features barang atau jasa.
Giese dan Cote yang dikutip oleh Fandhy dan Gregorius mengemukakan tentang tiga komponen utama, yaitu: 1) kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional atau kognitif), 2) respons tersebut menyangkut proses fokus tertentu (ekspetasi, produk, pengalaman konsumsi, dan seterusnya), 3) respons terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif dan lain-lain). Secara singkat kepuasan pelanggan terdiri dari respons yang menyangkut fokus yang ditentukan pada waktu tertentu.
Stauss dan Neuhaus yang dikutip Fandhy dan Gergorius membedakan tiga tipe kepuasan dan dua tipe ketidakpuasan berdasarkan kombinasi antara emosi spesifik terhadap penyedia jasa, ekspetasi menyangkut kapabilitas kinerja masa depan pemasok jasa, dan minat berprilaku untuk memilih lagi penyedia jasa bersangkutan, tipe tersebut adalah :
a. Demanding customer satisfaction, merupakan tipe kepuasan yang aktif, relasi dengan penyedia jasa diwarnai emosi positif, terutama optimisme dan kepercayaan. Berdasarkan pengalaman positif dimasa lalu, pelnggan dengan tipe kepuasan ini berharap bahwa penyedian jasabakal mampu memuaskan ekspetasi mereka yang semakin meningkat di masa depan, selain itu mereka bersedia meneruskan relasi yang memuaskan dengan penyedia jasa sehingga loyalitas akan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam meningkatkan kinerjanya seiring dengan tuntutan pelanggan.
b. Stable customer satisfaction, yaittu pelanggan yang memiliki tingkat aspirasi pasif dan prilaku yang demanding. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan trust dalam relasi yang terbina saat ini, dimana mereka menginginkan segala sesuatunya tetap sama. Berdasarkan penalaman positif yang telah terbentuk, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia jasa.
c. Resigned customer satisfaction, yaitu pelanggan pada tipe ini merasa puas namun bukan diakibatkan pemenuhan ekspektasinya, namun lebih didasarkan pada kesan tidak realitas, perilakunya cenderung pasif cenderung tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam menuntut perbaikan.
d. Stable customer dissatisfaction, pelanggan tidak puas terhadap kierja penyedia jasa namun cenderung tidak melakukan apa-apa. Relasi dengan penyedia jasa diwarnai emosi negattif dan asumsi ekspektasi mereka dimasa datang tidak aka terpenuhi, dan tidak melihat adanya peluang untuk perubahan dan perbaikan.
e. Demanding customer dissatisfaction, bercirikan tingkat aspirasi aktif dan periaku demanding, pada tingkata emosi ketidakpuasan menimbulkan protes dan oposisi, mereka aktif menuntut perbaikan.
Dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan, Kotler mengemukakan beberapa cara diantaranya adalah:
a. Sistem keluhan dan saran
b. Survey kepuasan pelanggan
c. Pembeli bayangan
d. Analisis pelanggan yang beralih.
Dalam konteks pendidikan kepuasan pelanggan dapat dilihat dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :
No Komponen Indikator-Indikator
1. Karakteristik barang dan jasa Nama sekolah yang dikenal, staf pengajar yang kompeten, dan hubungan dengan lembaga luar
2. Emosi pelanggan Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
3. Atribut-atribut pendukung Promosi di bidang jasa sekolah, lulusan yang dihasilkan, dan prestasi-prestasi yang dicapai
4. Persepsi terhadap pelayanan Penerimaan pelayanan oleh siswa
5. Pelanggan lainnya Penyebarluasan informasi
6. Manfaat Fungsional dan emosional
7. Biaya Moneter, waktu, energi dan fisik
C. Loyalitas Pelanggan Pendidikan
Loyalitas pelanggan adalah bahwa kesetiaan pelanggan diukur dengan frekuensi penggunaan kembali sebuah jasa. Kepuasan tersebut dapat juga diamati ketika pelanggan jasa menganjurkan atau bahkan mendesak orang lain untuk mengkonsumsi jasa tersebut. Jadi kesetiaan pelanggan dapat dilihat melalui prilaku pelanggan.
Griffin mendefinisikan loyalitas sebagai suatu prilaku, yang ditunjukkan dengan pembelian rutin. Didasarkan pada unit pengambilan keputusan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, kepuasan pelanggan dalam konteks pendidikan dapat diamati pada prilaku siswa yang melakukan kegiatan rutin. Loyalitas lebih mengacu pada prilaku yang relatif stabil dalam jangka panjang dari unit-unit pengambil keputusan untuk melakukan kegiatan secara terus menerus terhadap program lembaga pendidikan yang dipilih.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh lembaga penddidikan jika memiliki siswa loyal adalah :
1. Mengurangi biaya pemasaran
2. Mengurangi biaya taransaksi biaya, transaksi kontrak, pemrosesan pemesana, dan lain-lain.
3. Mengurangi biaya tern over konsumen
4. Meningkatkan penjuala silang yang akan memperbesar pangsa pasar lembaga
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asums bahwa konsumen yang loyal juga berarti yang merasa puas
6. Mengurangi biaya kegagalan
Keuntungan memiliki sejumlah siswa yang loyal terhadap lembaga pendidikan adalah memberikan citra bahwa jasa pendidikan yang ditawarakan tersebut dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, memiliki reputasi baik, dan sanggup untuk memberikan dukungan layanan dan peningkatan mutu pendidikan.
D. Penerapan Pemasaran Pendidikan
Pemasaran pendidikan mempunyai 7 elemen pokok, yaitu :
1. Product, merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi customer, merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2. Price, merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon siswa berani membayar lebih tinggi apabila dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan.
3. Place, adalah letak lokasi sekolah mempunyai peran yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.
4. Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, atau mengingaatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang di tawarkan oleh lembaga tersebut.
5. People, ini menyangkut peran pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan citra lembaga, dalam arti semakin berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan pendidikan maka akan meningkat jumlah pelanggan.
6. Physical evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya.
7. Process, ini adalah penyampaaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dari seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat pentin untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk circle dalam merekrut pelanggan pendidikan.
E. Langkah-Langkah Strategis Pemasaran Pendidikan
Di dalam pemasaran pendidikan terdapat beberapa langkah strategis, yaitu :
1. Identifikasi pasar, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan.
2. Segmentasi pasar dan positioning, yaitu membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan, karaktristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Sedangkan positioning adalah karakteristik dan pembedaan produk yang nyata yang memudahkan konsumen untuk membedakan produk jasa antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.
3. Diferensiasi produk, melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Strategi ini adalah strategi yang memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor.
4. Komunikasi pemasaran, yaitu publikasi prestasi oleh media independen, seperti berita dalam media massa.
5. Pelayanan sekolah, hal ini terlihat sebagai apa yang diharapka konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi adalah adanya perbedaan persepsi kualitas dan atribut jasa pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi jasa, termasuk sekolah terdapat beberapa ciri organisasi jasa yang baik, yaitu memiliki :
a. Konsep strategis yang memiliki fokus pada konsumen.
b. Komitmen kualitas dari manajemen puncak.
c. Penetapan standar yang tinggi.
d. Sistem untuk memonitor kinerja jasa.
e. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan.
f. Memuaskan karyawan sama engan pelanggan.
Terdapat lima langkah dalam rangka mencapai ciri-ciri di atas, yaitu :
1) Keandalan merupakan kemamampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2) Responsif merupakan kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
3) Keyakinan merupakan pengetahuan dan kompetensi guru dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
4) Empati merupakan syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
5) Berujud merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi.
F. Membuat Citra (Image) Baik Terhadap Pendidikan
Citra adalah impresi perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, mengenai suatu objek, orang ataumengenai lembaga. Citra tidak dapat dicetak seperti mencetak barang, tetapi citra adalah kesan yang didapat sesuai dengan pengetahuan, pemahaman seseorang tentang sesuatu.
Citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan oprasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra juga terbentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga dapt membangun suatu sikap mental. Dan sikap mental inilah yang nantinya dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Sebab citra dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Lembaga pendidikan dan lembaga non profit lainnya, mencari dana yang diperlukan untuk membiayai organisasi. Dana ini diperoleh dari orang-orang yang berhubungan dengan organisasi. Oleh sebab itu, agar lebih mudah mengalir maka perlu dibentuk citra yang baik terhadap organisasi.
Dengan demikian, lembaga pendidikan harus berusaha menciptakan citra positif di hati masyarakat, sehingga masyarakat dapat membuat keputusan untuk mendaftarkan putra-putri mereka masuk ke lembaga pendidikan tersebut. Pembentukan citra ini juga tidak dapat terbentuk secara cepat dan singkat, sebab masyarakat bersifat sesitif dan kritis. Citra negatif biasanya cepat terbentuk, namun citra positif memerlukan waktu yang lama. Oleh karenaa itu, lembaga pendidikan secara terus menerus membangun, membentuk dan mempertahankan citra yang psitif.
G. Kesimpulan
Pemasaran pendidikan merupakan langkah pembaharuan ketika sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti ketatnya persaingan untuk memperoleh pelanggan. Bagi lembaga pendidikan yang telah memiliki image yang bagus di masyarakat seperti sekolah favorit, implementasi pemasaran pedidikan hanya membutuhkan plenning yang lebih menyempurnakan keeradaan sekolah tersebut dengan melakukan improvement quality yang berkesinambungan dengan inovasi sebagai terobosan baru dalam mengantisipasi permintaan dunia kerja sebagai relevansi dari dunia pendidikan.
Pendidikan yang dapat dipasarkan adalah pendidikan yang memiliki produk sebagai komuditas, produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan, memiliki sasaran yang jelas, memiliki jaringan dan media, dan memiliki tenaga pemasar.
Pemasaran pendidikan dapat dilakukan melalui promosi, dengan tujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang produk-produk sekolah, meningkatkan minat dan ketertarikan masyarakat tentang produk sekolah, membedakan produk sekolah dengan produk sekolah lainnya, memberi penekanan nilai lebih yang diteria masyarakat atas produk yang ditawarkan, dan menstabilkan eksistensi dan kebermaknaan sekolah di masyarakat.
Cara-cara yang dapat dilakukan dalam promosi, yaitu komunikasi personal dan interpersonal, periklanan, promosi penjualan, publisitas/hubungan masyarakat, peralatan intruksional, dan corporate design.
Adapun penerapannya sendiri dalam pemasaran pendidikan terdapat beberaa elemen, yakni product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process.
Semua elemen di atas menjadi panduan dalam melakukan analisis untuk menciptakan strategi pemasaran yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh suatu lembaga. Penerapan dengan improvement quality secara berkesinambungan secara pasti akan meningkattkan posisi lembaga pada posisi yang diinginkan.
Adapun sebuah citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan oprasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra juga terbentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga dapt membangun suatu sikap mental. Dan sikap mental inilah yang nantinya dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Sebab citra dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Lembaga pendidikan dan lembaga non profit lainnya, mencari dana yang diperlukan untuk membiayai organisasi. Dana ini diperoleh dari orang-orang yang berhubungan dengan organisasi. Oleh sebab itu, agar lebih mudah mengalir maka perlu dibentuk citra yang baik terhadap organisasi.
Dengan demikian, intinya dengan adanya penerpan pemasaran pendidikan maka akan menciptakan budaya kualitas dal setiap segmen dan langkahnya, sehingga proses pendidikan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan menimbulkan kepuasan, sedangkan kepuasan dari pelanggan pendidikan akan mengantarkan lembaga tersebut pada citra yang lebih baik serta peningkatan peminat pendidikan, sehingga pendapatan pada lembaga menjadi meningkat juga.
DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan “Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah”, (Bandung: Pustaka Educa, 2010).
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2009).
-----------, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2005).
Buchori Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2007).
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009).
Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, “Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan”, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2010).
UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan oleh karena itu warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan jender berhak memperoleh pelayanan pendidikan yang bermutu. Berbagai peningkatan mutu pendidikan baik pada jalur formal maupun nonformal telah ditempuh pemerintah kita. Hal ini terbukti lahirnya berbagai program peningkatan mutu yang lain, seperti SBI salah satunya. Namun adapun demikian program-program peningkatan mutu yang telah dijalankan tersebut ternyata masih banyak ketertinggalan yang harus dikejar untuk menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK.
Pendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Dan ketika melihat lembaga pendidikan itu sendiri dari kaca mata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan, dikarenakan mutunya tidak dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak laku. Artinya, lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan users education sesuai dengan need pasar, bahkan lembaga pendidikan tersebut tidak akan berlaku untuk terus bertahan.
Berbeda denagan produk fisik, suatu jasa pelayanan pedidikan tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersama. Dampaknya terjadi pada sistem pemasaran, terutaman pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa pendidikan untuk melakukan persiapan, baik dari sarana dan prasarana maupun peralatan teknologi pendidikan lainnya. Tetapi, jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa pendidikan untuk melakukan straregi pemasaran. Jasa pendidikan tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa pendidikan secara langsung. Konsumen juga tidak dapat memprediksi apa hasil yang akan diperoleh dengan mengonsumsi jasa pendidikan tersebut, kecuali setelah membelinya.
Tujuan utama proses ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus-menerus, dan terpadu. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang dimaksudkan tidak sekaligus, tetapi dituju berdasarkan peningkatan mutu pada setiap komponen pendidikan.
Penggunaan istilah pemasaran saat ini sudah sangat berkembang di semua sektor kegiatan kita. Jadi, dalam hal ini pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai bagaimana memuaskan konsumen atau pelanggan pendidikan dengan memakai dasar pemikiran yang logis, jika konsumen tidak puas berarti pemasaran tersebut gagal.
Degan demikian, lembaga pendidikan adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang layanan jasa pendidikan yang kegiatannya melayani konsumen berupa murid, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum. Dan pada makalah inilah dapat dijelaskan apa itu pemasaran pendidikan, langkah-langkah dalam pemasaran pendidikan dan lain sebagainya.
B. Konsep Dasar Pemasaran Pendidikan
1. Pasar, Pendidikan dan Sekolah
Persaingan di dunia pendidikan tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini banyak terjadi merger dari beberapa lembaga pendidikan. Kemampuan adminastor untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya.
Adapun komponen kunci yang dapat dijadikan sebagai bahan analisis untuk memahami konsep pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar. Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai komuditas yang dihasilkan produsen dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Pemasaran ialah proses transaksional untuk meningkaatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan cara mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati.
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, apresiasi dan pembasaan manusia agar menjadi manusia yang artinya memanusiakan manusia. Sekolah merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan.Walaupun kebanyakan orang sering mengidentikkan sekolah dengan pendidikan, pendidikan merupakan wahana perubahan peradaban manusia ketika membicarakan sistem pendidikan tidak cukup hanya membahas sistem persekolahan, sehingga untuk membicarakan pemasaran pendidikan pun sesungguhnya tidak cukup hanya dengan membahas terbatas pada pemasaran persekolahan. Karena paradigma pendidikan yang begitu universal tidak hanya dipandang secara terbatas pada sistem persekolahan.
Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasad mata. Untuk lebih mengenal lebih dalam dari pemasaran pendidikan maka harus mengenal lebih dahulu pengertian dan karakteristik pendidikan ada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah pendidikan seperti:
a. Ada produk sebagai hasil komuditas
b. Produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan
c. Memiliki sasaran yang jelas
d. Memiliki jaringan dan media
e. Memiliki tenaga pemasaran.
2. Pengertian dan Karakteristik Jasa Pendidikan.
a. Pengertian jasa pendidikan
Kotler, seorang ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa adalah setiap tindakan atau atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak lainnya yang secara prinsip tidak terwujud dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan. Selanjutnya Zaithaml dan Bitner memberikan definisi jasa adalah jasa pada dasarnya merupakan seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dan engertian fisik, dikonsumsi, dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.
Bedasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan penguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan perpindahan hak atau kepemilikan.
b. Karakteristik jasa pendidikan
Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik jasa diantaraya adalah Kotler yang mengemukakan bahwa jasa mempunyai 4 ciri utama, yaitu: 1) tidak berwujud, 2) tidak terpisahkan, 3) bervariasi, 4) mudah musnah.
Sedangkan Baterson mengemukakan 8 karakteristik jasa, yaitu: 1) jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan, 2) jasa tergantung pada waktu, 3) jasa bergantung pada tempat, 4) konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa, 5) setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai andil dalam memberikan peranan, 6) perubahan pada konsep kemanfaatan, 7) karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa, 8) kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi jasa terjadi secara real time.
Pendidikan merupakan produk yang berupa jasa, yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud.
2) Produksi dan konsumsi bersamaan waktu.
3) Kurang memiliki standar dan keseragamaan.
Seperti yang dikemukakan oleh Dan Steinhoff “the raw material of services is people”, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang. Orang yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, pepatah mengatakan bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak kembar sekalipun. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa pendidikan antara satu denan yang lainnya berbeda.
Dengan melihat karakteritik tersebut, jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.
3. Pengertian Pemasaran Pendidikan
Pemasaran atau marketing tidak diasumsikan dalam arti yang sempit yaitu penjualan akan tetapi markting memiliki pengertian yang sangat luas. Intinya penerapan marketing tidak hanya berorientasi ada peningkatan laba lembaga akan tetapi bagaimana menciptakan kepuasan bagi customer sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholder atas mutu dari outputnya. Penerapan marketing di atas terlebih dahulu harus memperbaiki fondassi-fondasi, diantaranya perhatian pada kualitas yang ditawarkan, serta jeli melihat segmentasi dan penentuan sasaran.
Konsep marketing tidak berorientasi asal barang habis tanpa memperhatikan sesudah itu, berorientasi jangka panjang yang lebih menekankan pada kepuasan konsumen, dimana marketing itu sendiri adalah suatu usaha bagaimana memuaskan, memenuhi needs and wants dari konsumen.
Demikian halnya dengan pemasaran pendidikan, beberapa ahli memberikan pengertian diantaranya adalah: Kotler mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.
Khususnya dalam markeing pendidikan John R. Silber yang dikutip Buchari Alma menyatakan bahwa etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan membentuk watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga negara, generasi penerus ilmuwan di kemudian hari.
Dalam membangun lembaga pendidikan, Brubacher menyatakan ada dua landasan filosofi yaitu landasan epistemologis, dimana lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat, dimana tujuan pendidikan tidak dapat dibelokkan oleh berbagai pertimbangan dan kebijakan, tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasaan politik adalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyak masalah.
4. Kepuasan Pelanggan Pendidikan
Seperti yang telah dijelaskan diawal bahwasanya penerapan marketing ini adalah untuk menciptakan kepuasan bagi pelanggan pendidikan. Ketika berbicara tentang kepuasan maka kita hars menyadari bahwa kepuasaan antara satu orang dengan orang yang lainnya berbeda, artinya kepuasan berurusan dengan beberapa hal.
Kata kepuasan berasal dari bahasa Latin “satis” (artiya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat), sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Jadi merupakan respons konsumen yang terpenuhi keinginannya, ada kemungkinan features barang atau jasa.
Giese dan Cote yang dikutip oleh Fandhy dan Gregorius mengemukakan tentang tiga komponen utama, yaitu: 1) kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional atau kognitif), 2) respons tersebut menyangkut proses fokus tertentu (ekspetasi, produk, pengalaman konsumsi, dan seterusnya), 3) respons terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif dan lain-lain). Secara singkat kepuasan pelanggan terdiri dari respons yang menyangkut fokus yang ditentukan pada waktu tertentu.
Stauss dan Neuhaus yang dikutip Fandhy dan Gergorius membedakan tiga tipe kepuasan dan dua tipe ketidakpuasan berdasarkan kombinasi antara emosi spesifik terhadap penyedia jasa, ekspetasi menyangkut kapabilitas kinerja masa depan pemasok jasa, dan minat berprilaku untuk memilih lagi penyedia jasa bersangkutan, tipe tersebut adalah :
a. Demanding customer satisfaction, merupakan tipe kepuasan yang aktif, relasi dengan penyedia jasa diwarnai emosi positif, terutama optimisme dan kepercayaan. Berdasarkan pengalaman positif dimasa lalu, pelnggan dengan tipe kepuasan ini berharap bahwa penyedian jasabakal mampu memuaskan ekspetasi mereka yang semakin meningkat di masa depan, selain itu mereka bersedia meneruskan relasi yang memuaskan dengan penyedia jasa sehingga loyalitas akan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam meningkatkan kinerjanya seiring dengan tuntutan pelanggan.
b. Stable customer satisfaction, yaittu pelanggan yang memiliki tingkat aspirasi pasif dan prilaku yang demanding. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan trust dalam relasi yang terbina saat ini, dimana mereka menginginkan segala sesuatunya tetap sama. Berdasarkan penalaman positif yang telah terbentuk, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia jasa.
c. Resigned customer satisfaction, yaitu pelanggan pada tipe ini merasa puas namun bukan diakibatkan pemenuhan ekspektasinya, namun lebih didasarkan pada kesan tidak realitas, perilakunya cenderung pasif cenderung tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam menuntut perbaikan.
d. Stable customer dissatisfaction, pelanggan tidak puas terhadap kierja penyedia jasa namun cenderung tidak melakukan apa-apa. Relasi dengan penyedia jasa diwarnai emosi negattif dan asumsi ekspektasi mereka dimasa datang tidak aka terpenuhi, dan tidak melihat adanya peluang untuk perubahan dan perbaikan.
e. Demanding customer dissatisfaction, bercirikan tingkat aspirasi aktif dan periaku demanding, pada tingkata emosi ketidakpuasan menimbulkan protes dan oposisi, mereka aktif menuntut perbaikan.
Dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan, Kotler mengemukakan beberapa cara diantaranya adalah:
a. Sistem keluhan dan saran
b. Survey kepuasan pelanggan
c. Pembeli bayangan
d. Analisis pelanggan yang beralih.
Dalam konteks pendidikan kepuasan pelanggan dapat dilihat dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :
No Komponen Indikator-Indikator
1. Karakteristik barang dan jasa Nama sekolah yang dikenal, staf pengajar yang kompeten, dan hubungan dengan lembaga luar
2. Emosi pelanggan Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
3. Atribut-atribut pendukung Promosi di bidang jasa sekolah, lulusan yang dihasilkan, dan prestasi-prestasi yang dicapai
4. Persepsi terhadap pelayanan Penerimaan pelayanan oleh siswa
5. Pelanggan lainnya Penyebarluasan informasi
6. Manfaat Fungsional dan emosional
7. Biaya Moneter, waktu, energi dan fisik
C. Loyalitas Pelanggan Pendidikan
Loyalitas pelanggan adalah bahwa kesetiaan pelanggan diukur dengan frekuensi penggunaan kembali sebuah jasa. Kepuasan tersebut dapat juga diamati ketika pelanggan jasa menganjurkan atau bahkan mendesak orang lain untuk mengkonsumsi jasa tersebut. Jadi kesetiaan pelanggan dapat dilihat melalui prilaku pelanggan.
Griffin mendefinisikan loyalitas sebagai suatu prilaku, yang ditunjukkan dengan pembelian rutin. Didasarkan pada unit pengambilan keputusan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, kepuasan pelanggan dalam konteks pendidikan dapat diamati pada prilaku siswa yang melakukan kegiatan rutin. Loyalitas lebih mengacu pada prilaku yang relatif stabil dalam jangka panjang dari unit-unit pengambil keputusan untuk melakukan kegiatan secara terus menerus terhadap program lembaga pendidikan yang dipilih.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh lembaga penddidikan jika memiliki siswa loyal adalah :
1. Mengurangi biaya pemasaran
2. Mengurangi biaya taransaksi biaya, transaksi kontrak, pemrosesan pemesana, dan lain-lain.
3. Mengurangi biaya tern over konsumen
4. Meningkatkan penjuala silang yang akan memperbesar pangsa pasar lembaga
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asums bahwa konsumen yang loyal juga berarti yang merasa puas
6. Mengurangi biaya kegagalan
Keuntungan memiliki sejumlah siswa yang loyal terhadap lembaga pendidikan adalah memberikan citra bahwa jasa pendidikan yang ditawarakan tersebut dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, memiliki reputasi baik, dan sanggup untuk memberikan dukungan layanan dan peningkatan mutu pendidikan.
D. Penerapan Pemasaran Pendidikan
Pemasaran pendidikan mempunyai 7 elemen pokok, yaitu :
1. Product, merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi customer, merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2. Price, merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon siswa berani membayar lebih tinggi apabila dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan.
3. Place, adalah letak lokasi sekolah mempunyai peran yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.
4. Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, atau mengingaatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang di tawarkan oleh lembaga tersebut.
5. People, ini menyangkut peran pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan citra lembaga, dalam arti semakin berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan pendidikan maka akan meningkat jumlah pelanggan.
6. Physical evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya.
7. Process, ini adalah penyampaaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dari seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat pentin untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk circle dalam merekrut pelanggan pendidikan.
E. Langkah-Langkah Strategis Pemasaran Pendidikan
Di dalam pemasaran pendidikan terdapat beberapa langkah strategis, yaitu :
1. Identifikasi pasar, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan.
2. Segmentasi pasar dan positioning, yaitu membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan, karaktristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Sedangkan positioning adalah karakteristik dan pembedaan produk yang nyata yang memudahkan konsumen untuk membedakan produk jasa antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.
3. Diferensiasi produk, melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Strategi ini adalah strategi yang memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor.
4. Komunikasi pemasaran, yaitu publikasi prestasi oleh media independen, seperti berita dalam media massa.
5. Pelayanan sekolah, hal ini terlihat sebagai apa yang diharapka konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi adalah adanya perbedaan persepsi kualitas dan atribut jasa pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi jasa, termasuk sekolah terdapat beberapa ciri organisasi jasa yang baik, yaitu memiliki :
a. Konsep strategis yang memiliki fokus pada konsumen.
b. Komitmen kualitas dari manajemen puncak.
c. Penetapan standar yang tinggi.
d. Sistem untuk memonitor kinerja jasa.
e. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan.
f. Memuaskan karyawan sama engan pelanggan.
Terdapat lima langkah dalam rangka mencapai ciri-ciri di atas, yaitu :
1) Keandalan merupakan kemamampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2) Responsif merupakan kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
3) Keyakinan merupakan pengetahuan dan kompetensi guru dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
4) Empati merupakan syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
5) Berujud merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi.
F. Membuat Citra (Image) Baik Terhadap Pendidikan
Citra adalah impresi perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, mengenai suatu objek, orang ataumengenai lembaga. Citra tidak dapat dicetak seperti mencetak barang, tetapi citra adalah kesan yang didapat sesuai dengan pengetahuan, pemahaman seseorang tentang sesuatu.
Citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan oprasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra juga terbentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga dapt membangun suatu sikap mental. Dan sikap mental inilah yang nantinya dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Sebab citra dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Lembaga pendidikan dan lembaga non profit lainnya, mencari dana yang diperlukan untuk membiayai organisasi. Dana ini diperoleh dari orang-orang yang berhubungan dengan organisasi. Oleh sebab itu, agar lebih mudah mengalir maka perlu dibentuk citra yang baik terhadap organisasi.
Dengan demikian, lembaga pendidikan harus berusaha menciptakan citra positif di hati masyarakat, sehingga masyarakat dapat membuat keputusan untuk mendaftarkan putra-putri mereka masuk ke lembaga pendidikan tersebut. Pembentukan citra ini juga tidak dapat terbentuk secara cepat dan singkat, sebab masyarakat bersifat sesitif dan kritis. Citra negatif biasanya cepat terbentuk, namun citra positif memerlukan waktu yang lama. Oleh karenaa itu, lembaga pendidikan secara terus menerus membangun, membentuk dan mempertahankan citra yang psitif.
G. Kesimpulan
Pemasaran pendidikan merupakan langkah pembaharuan ketika sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti ketatnya persaingan untuk memperoleh pelanggan. Bagi lembaga pendidikan yang telah memiliki image yang bagus di masyarakat seperti sekolah favorit, implementasi pemasaran pedidikan hanya membutuhkan plenning yang lebih menyempurnakan keeradaan sekolah tersebut dengan melakukan improvement quality yang berkesinambungan dengan inovasi sebagai terobosan baru dalam mengantisipasi permintaan dunia kerja sebagai relevansi dari dunia pendidikan.
Pendidikan yang dapat dipasarkan adalah pendidikan yang memiliki produk sebagai komuditas, produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan, memiliki sasaran yang jelas, memiliki jaringan dan media, dan memiliki tenaga pemasar.
Pemasaran pendidikan dapat dilakukan melalui promosi, dengan tujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang produk-produk sekolah, meningkatkan minat dan ketertarikan masyarakat tentang produk sekolah, membedakan produk sekolah dengan produk sekolah lainnya, memberi penekanan nilai lebih yang diteria masyarakat atas produk yang ditawarkan, dan menstabilkan eksistensi dan kebermaknaan sekolah di masyarakat.
Cara-cara yang dapat dilakukan dalam promosi, yaitu komunikasi personal dan interpersonal, periklanan, promosi penjualan, publisitas/hubungan masyarakat, peralatan intruksional, dan corporate design.
Adapun penerapannya sendiri dalam pemasaran pendidikan terdapat beberaa elemen, yakni product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process.
Semua elemen di atas menjadi panduan dalam melakukan analisis untuk menciptakan strategi pemasaran yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh suatu lembaga. Penerapan dengan improvement quality secara berkesinambungan secara pasti akan meningkattkan posisi lembaga pada posisi yang diinginkan.
Adapun sebuah citra terbentuk dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan oprasionalnya yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra juga terbentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga dapt membangun suatu sikap mental. Dan sikap mental inilah yang nantinya dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Sebab citra dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Lembaga pendidikan dan lembaga non profit lainnya, mencari dana yang diperlukan untuk membiayai organisasi. Dana ini diperoleh dari orang-orang yang berhubungan dengan organisasi. Oleh sebab itu, agar lebih mudah mengalir maka perlu dibentuk citra yang baik terhadap organisasi.
Dengan demikian, intinya dengan adanya penerpan pemasaran pendidikan maka akan menciptakan budaya kualitas dal setiap segmen dan langkahnya, sehingga proses pendidikan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan menimbulkan kepuasan, sedangkan kepuasan dari pelanggan pendidikan akan mengantarkan lembaga tersebut pada citra yang lebih baik serta peningkatan peminat pendidikan, sehingga pendapatan pada lembaga menjadi meningkat juga.
DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan “Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah”, (Bandung: Pustaka Educa, 2010).
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2009).
-----------, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2005).
Buchori Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2007).
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009).
Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, “Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan”, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2010).
Kamis, 26 Mei 2011
ILMUAN-ILMUAN MUSLIM DAN PENEMUANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia sains dan pengetahuan, khususnya di zaman modern sekarang ini, sangatlah nyata dan besar nilainya bagi perkembangan peradaban dunia saat ini. Dimasa lalu misalnya, kita memiliki para ilmuan muslim yang amat jitu keandalannya di bidang ilmu pengetahuan
Ini berarti, jauh sebelum para ilmuan barat menemukan teori dan ilmu pengetahuan, para ilmuan muslim telah menemukannya dimasa lalu, hanya karena distorsi sejarah, kemudian penemuan para ilmuan muslim ini tak sampai kepada kita, karena di plagiat dan diklaim oleh ilmuan barat dikemudian hari sebagai hasil temuan mereka
Yang cukup menggembirakan kita dan tentunya saja sebagai pelajaran berharga bagi kita adalah bahwa selain mereka sebagai pakar ternama dan penemu dibidang sains dan ilmu pengetahuan, para ilmuan muslim itu juga sangat mahir dalam hal ilmu agama. Dalam berbagai penelitian yang mereka lakukan nyaris tak terlupakan kajian dan riset mereka diberi sentuhan dan semangat spiritual
Sehingga model seperti inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan, berdaya manfaat itnggi serta tidak kosong akan nilai-nilai moral dan etika. Sebab apabila ilmu pengetahuan yang sama sekali kosong dari nilai nilai spiritual dan sentuhan moral niscaya hanya akan membuahkan malapetaka tak berkesudahan seperti yang kita lihat akhir-akhir ini .yang seharusnya ilmu pengetahuan menjadi kesejahteraan menuju peradaban umat manusia justru akan berbalik menjadi sumber malapetaka dunia, kecanggihan nuklir, bom atom, dan sejenisnya, karena tidak disertai dengan semangat spiritual, etika, kemanusiaan maka penggunaannya pun menjadi laknat dan bencana berkepanjangan bagi umat manusia.
Dalam sebuah litratur Mantan Presiden Amerika , Richard Nixon dalam bukunya America, challenge in one superworld, mengatakan secara jujur bahwa barat “ owe so much’ (berhutang banyak pada Islam). Maka ini sekali lagi menandakan akan mumpuninya para ilmuan islam masa lalu Akan tetapi beberapa dasawarsa sekarang banyak sekali diantara kita (baca; Umat muslim) yang tak mengenal para ilmuan islam dalam perjalanan sejarah sains dimasa lalu sehingga klaim dunia barat seakan menjadi pengetahuan umum yang merasuk ke dalam cakrawala berfikir umat islam, sehingga dengan hadirnya makalah ini mungkin bisa memberikan sedikit pengetahuan akan tokoh-tokoh muslim yang telah menoreh tinta emas di peradaban dunia.
BAB II
ILMUAN-ILMUAN MUSLIM DAN PENEMUANNYA
A. Muhammad Al Biruni (Penemu Gaya Gravitasi)
a. Biografi dan Perjalanan
Namanya tak diragukan lagi di pentas sains dan ilmu pengetahuan abad pertengahan. Dunia sains mengenalnya sebagai salah seorang putra Islam terbaik dalam bidang filsafat, astronomi, kedokteran, dan fisika. Wawasan pengetahuannya yang demikian luas, menempatkannya sebagai pakar dan ilmuwan Muslim terbesar awal abad pertengahan. Ilmuwan itu tak lain adalah Al-Biruni. Bernama lengkap Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ilmuwan besar ini dilahirkan pada bulan September tahun 973 M, di daerah Khawarizm, Turkmenistan. Ia lebih dikenal dengan nama Al-Biruni. Nama “Al-Biruni” sendiri berarti ‘asing’, yang dinisbahkan kepada wilayah tempat tanah kelahirannya, yakni Turkmenistan. Kala itu, wilayah ini memang dikhususkan menjadi pemukiman bagi orang-orang asing.
Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al-Biruni tumbuh dan besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan. Tak seperti kebanyakan ilmuwan Muslim lainnya, masa muda Al-Biruni tak banyak terlacak oleh sejarah. Meski demikian, dari beberapa literatur diketahui, ilmuwan besar ini memperoleh pendidikan dasarnya dari beberapa ulama ternama di masanya, antara lain Syeikh Abdus Shamad bin Abdus Shamad. Di bidang kedokteran, ia belajar pada Abul Wafa’ Al-Buzayani, serta kepada Abu Nasr Mansur bin Ali bin Iraq untuk ilmu pasti dan astronomi. Tak heran bila ulama tawadlu dan gemar baca-tulis ini sudah tersohor sebagai seorang ahli di banyak bidang ilmu sejak usia muda.
Sebagai ilmuwan ulung, Al-Biruni tak henti-hentinya mengais ilmu, termasuk dalam setiap penjelajahannya ke beberapa negeri, seperti ke Iran dan India. Jamil Ahmed dalam Seratus Tokoh Muslim mengungkapkan, penjelajahan paling terkesan tokoh ini adalah ke daerah Jurjan, dekat Laut Kaspia (Asia Tengah), serta ke wilayah India. Penjelajahan itu sebenarnya tak disengaja. Alkisah, setelah beberapa lamanya menetap di Jurjan, Al-Biruni memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Namun tak disangkanya, ia menyaksikan tanah kelahirannya itu penuh konflik antar etnis. Kenyataan ini dimanfaatkan oleh Sultan Mahmoud Al-Gezna, yang melakukan invasi dan menaklukkan Jurjan. Keberhasilan penaklukkan ini membawa Al-Biruni melanglang ke India bersama tim ekspedisi Sultan Mahmoud. Di sini, ia banyak menelorkan karya tulis, baik berupa buku maupun artikel ilmiah yang disampaikannya dalam beberapa pertemuan. Selain menghasilkan karya, penjelajahan bersama sang Sultan ini juga menghasilkan dibukanya kawasan India bagian timur sebagai basis baru dakwah Islam Al-Biruni.
Dalam rangkaian perjalanannya di India ini, Al-Biruni memanfaatkan waktu luang bagi penelitian sekitar adat istiadat dan perilaku masyarakat setempat. Dari penelitiannya inilah, beberapa karya berbobot lahir. Tak hanya itu, Al-Biruni pula yang pertama memperkenalkan permainan catur ‘ala’ India ke negeri-negeri Islam, serta menjelaskan problem-problem trigonometri lanjutan dalam karyanya, Tahqiq Al-Hind. Dalam kaitan ini, ia berkata, “Saya telah menerjemahkan ke dalam bahasa Arab dua karya India, yakni Sankhya, yang mengupas tentang asal-usul dan kualitas benda-benda yang memiliki eksistensi, dan kedua berjudul Patanial (Yoga Sutra), yang berhubungan dengan pembebasan jiwa.” Kedua buku India ini juga memuat secara otentik sejarah akurat invasi Sultan Mahmoud ke India.
Kepiawaian dan kecerdasan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami sekitar ilmu astronomi. Ia misalnya memberikan perhatian yang besar terhadap kemungkinan gerak bumi mengitari matahari. Sayangnya, bukunya yang membicarakan soal ini hilang. Namun ia berpendapat, seperti pernah ia sampaikan dalam suratnya kepada Ibnu Sina, bahwa gerak eliptis lebih mungkin daripada gerak melingkar pada planet. Al-Biruni konsisten mempertahankan pendapatnya tersebut, dan ternyata di kemudian hari terbukti kebenarannya menurut ilmu astronomi modern.
Sebagai sosok yang gemar membaca dan menulis, kepakaran Al-Biruni tak hanya di bidang ilmu eksakta. Ia juga mahir dalam disiplin filsafat. Karena itu, ia dikenal sebagai salah seorang filsuf Muslim yang amat berpengaruh. Pemikiran filsafat Al-Biruni banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Al-Farabi, Al-Kindi, dan Al-Mas’udi (w. 956 M). Hidup sezaman dengan filsuf besar dan pakar kedokteran Muslim, Ibnu Sina, Al-Biruni banyak berdiskusi dengan Ibnu Sina, baik secara langsung maupun melalui surat menyurat. Keduanya tak jarang terlibat debat sekitar pemikiran filsafat. Ia misalnya menentang aliran paripatetik yang dianut oleh Ibnu Sina dalam banyak aspek. Al-Biruni memperlihatkan ketidaktergantungan yang agak besar terhadap filsafat Aristoteles dan kritis terhadap beberapa hal dalam fisika paripatetik, seperti dalam masalah gerak dan tempat.
Semua yang dilakukannya itu selalu ia landaskan pada prinsip-prinsip Islam, serta meletakkan sains sebagai sarana untuk menyingkap rahasia alam. Hasil eksperimen dan penelitiannya selalu bermuara pada pengakuan keberadaan Sang Pencipta (Allah). Ketika seorang ilmuwan, katanya, akan memutuskan untuk membedakan kebenaran dan kepalsuan, dia harus menyelidiki dan mempelajari alam.
Kalau pun ia tidak membutuhkan hal ini, maka ia perlu berpikir tentang hukum alam yang mengatur cara-cara kerja alam semesta. Ini akan dapat mengarahkannya untuk mengetahui kebenaran dan membuka jalan baginya untuk mengetahui Wujud yang mengaturnya. Dalam bukunya Al-Jamahir, Al-Biruni juga menegaskan, ”penglihatan menghubungkan apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah dalam ciptaan-Nya. Dari penciptaan alam tersebut kita menyimpulkan eksistensi Allah.” Prinsip ini dipegang teguh dalam setiap penyelidikannya. Ia tetap kritis dan tidak memutlakkan metodologi dan hasil penelitiannya. Pandangan Al-Biruni ini berbeda sekali dengan pandangan saintis Barat modern yang melepaskan sains dari agama. Pandangan mereka tentang alam berusaha menafikan keberadaan Allah sebagai pencipta.
Keberhasilan Al-Biruni di bidang sains dan ilmu pengetahuan ini membuat decak kagum kalangan Barat. Max Mayerhof misalnya mengatakan, “Abu Raihan Muhammad ibn Al-Biruni dijuluki Master, dokter, astronom, matematikawan, ahli fisika, ahli geografi, dan sejarahwan. Dia mungkin sosok paling menonjol di seluruh bimasakti para ahli terpelajar sejagat, yang memacu zaman keemasan ilmu pengetahuan Islam.” Pengakuan senada juga dilontarkan sejarahwan asal India, Si JN Sircar. Seperti dikutip Jamal Ahmed, ia menulis, “Hanya sedikit yang memahami fisika dan matematika. Di antara yang sedikit itu yang terbesar di Asia adalah Al-Biruni, sekaligus filsuf dan ilmuwan. Ia unggul sekaligus di kedua bidang tersebut.” Tokoh dan ilmuwan besar ini akhirnya menghadap Sang Ilahi Rabbi pada 1048 M, dalam usia 75 tahun.
b. Al-Biruni dan Karya
Laiknya para ilmuwan Muslim generasi sebelum dan sesudahnya, Al-Biruni juga dikenal sebagai penulis dan pemikir yang produktif. Menariknya lagi, sebagian karya-karyanya tersebut dihasilkan ketika berpetualang ke beberapa negeri. Menurut sumber-sumber otentik, karya Al-Biruni lebih dari 200 buah, namun hanya sekitar 180 saja yang diketahui dan terlacak. Beberapa di antara bukunya terbilang sebagai karya monumental. Seperti buku Al-Atsarul Baqiyah ‘anil Qurunil Khaliyah (Peninggalan Bangsa-bangsa Kuno) yang ditulisnya pada 998 M ketika ia merantau ke Jurjan, daerah tenggara Laut Kaspia. Dalam karyanya tersebut, Al-Biruni antara lain mengupas sekitar upacara-upacara ritual, pesta, dan festival bangsa-bangsa kuno.
Masih dalam lingkup yang sama, Al-Biruni tak menyia-nyiakan kesempatan beberapa ekspedisi militer ke India bersama Sultan Mahmoud Gezna. Ia pergunakan lawatannya tersebut dengan melakukan penelitian seputar adat istiadat, agama, dan kepercayaan masyarakat India. Selain itu, ia juga belajar filsafat Hindu pada sarjana setempat. Jerih payahnya inilah menghasilkan karya besar berjudul Tarikhul Al-Hindy (Sejarah India) tahun 1030 M. Intelektual Iran, Sayyed Hossein Nasr, dalam Science and Civilization in Islam (1968), menyatakan, buku ini merupakan uraian paling lengkap dan terbaik mengenai agama Hindu, sains, dan adat istiadat India.
Al-Biruni, dalam karyanya ini antara lain menulis analisis menarik, bahwa pada awalnya manusia mempunyai keyakinan monoteisme, penuh kebaikan dan menyembah Tuhan Yang Mahaesa. Tapi, lantaran nafsu murka telah membawa mereka pada perbedaan agama, filsafat, dan politik, sehingga mereka menyimpang dari monoteisme ini. Ia juga membahas tentang geografi India. Al-Biruni juga berpendapat, lembah Sungai Hindus dan India, mulanya terbenam dalam laut, namun perlahan menjadi penuh endapan yang dibawa air sungai.
Tak hanya menulis buku tentang sosiologi, Al-Biruni juga banyak menulis tentang ilmu-ilmu eksakta seperti geometri, aritmatika, astronomi, dan astrologi. Karya di bidang ini misalnya Tafhim li Awa’il Sina’atut Tanjim. Khusus disiplin ilmu astronomi, ia menulis buku berjudul Al-Qanun Al-Mas’udi fil Hai’ah wan Nujum (Teori tentang Perbintangan). Di Barat, buku ini memperoleh penghargaan dan menjadi bacaan standar di berbagai universitas Barat selama beberapa abad. Ilmuwan Muslim ini juga dikenal sebagai pengamat pertambangan. Untuk masalah ini, ia menulis buku Al-Jamahir fi Ma’rifatil Jawahir tahun 1041 M.
Karya lainnya, di bidang kedokteran berjudul As-Saydala fit Thib (Farmasi dalam ilmu Kedokteran), Al-Maqallid ‘Ilm Al-Hai’ah (tentang perbintangan), serta buku Kitab Al-Kusuf wal Khusuf ‘Ala Khayal Al-Hunud (Kitab tentang Pandangan Orang-orang India terhadap Peristiwa Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan)
B. Ibnu Hitsam (Penemu Teori Pengelihatan)
a. Biografi dan Perjalanannya
Al-Hasan bin al-Haitsam merupakan salah seorang ilmuwan Muslim terkemuka dan memiliki prestasi yang cukup tinggi di antara para ilmuwan di bidang ilmu pengetahuan. Bagaimanapun, agak dikesalkan bahawa beliau tidak mendapatkan haknya; namanya terkubur dan tidak mendapatkan kedudukan yang selayaknya walhal beliau memiliki keunggulan dan ketrampilan cukup hebat yang tidak difahami oleh para ahli sejarah peradaban Islam dan penulis buku-buku sejarah.
Justeru itu, beliau dua kali dizalimi; dizalimi oleh generasi Muslim sendiri, dan yang lebih parah beliau dizalimi oleh para ilmuwan dan sejarawan Barat yang telah merampas kekayaan intelektualnya, kerana namanya diganti dengan nama mereka. Dengan demikian, beliau telah diletakkan pada tempat yang tidak sepatutnya di antara para ilmuwan sepanjang sejarah.
Nama sebenarnya beliau ialah Abu Al-Hassan bin Al-Haitsam. Beliau dikenal dengan panggilan Al-Basri. Beliau dilahirkan pada tahun 354 H (965 M) di kota Basrah, Iraq. Beliau meninggal dunia pada tahun 430 H (1039 M) di Kaherah. Beliau pertama kali belajar ilmu di Basrah, kemudian di Baghdad. Di Baghdad, beliau mendalami ilmu-ilmu berkaitan dunia Arab dan agama. Selain itu, beliau juga mendalami ilmu matematik, astronomi, kedoktoran, dan falsafah. Pada usia 30 tahun, beliau berkunjung ke Mesir atas undangan Khalifah Dinasti Fatimiyah, Al-Hakim Biamrillah.
Beliau menghabiskan sebahagian besar waktunya di Kaherah. Di kota inilah beliau banyak menjalankan kajian yang berkaitan dengan bidangnya dan menulis banyak buku. Beliau menjalani hidup di Kaherah dalam keadaan sederhana dan tawaduk, yang mana beliau hanya tinggal di sebuah bilik berhampiran pintu gerbang Masjid Al-Azhar.
b. Karya-karya
Ibnu al-Haitsam hidup pada zaman tiga ilmuwan besar, iaitu Al-Karkhi, Al-Biruni, dan Ibnu Sina. Ini memang suatu peristiwa yang ‘istimewa’, di mana pada satu masa atau zaman terdapat empat orang ilmuwan Muslim terkemuka.
Secara khusus, Ibnu al-Haitsam menonjol pada beberapa bidang seperti yang berikut:
• Ilmu matematik; yang meliputi ilmu hisab, algebra, geometri, dan hitungan trigonometri.
• Ilmu pengetahuan alam; terutama ilmu optik yang beliau sendiri menyebutnya sebagai ilmu “al-manazhir”.
• Ilmu falak atau ilmu astronomi.
Sebagian catatan Arab menyebutkan bahawa Ibnu Haitsam adalah orang pertama menemui kamera. Catatan ini pada kenyataannya terlalu dilebih-lebihkan dan menyalahi amanah ilmiah serta akan dibantah oleh Ibnul Haitsam andaikata beliau masih hidup. Apa yang benar adalah bahawa tokoh ilmuwan ini adalah penemu idea dan yang melakukan sehingga akhirnya ditemukan cara pembuatan kamera.
Terdapat 12 buah buku karya Ibnul Haitsam yang terkenal dalam ilmu optik. Di antara buku tersebut yang paling penting ialah Kitab Al-Manazhir yang mengandungi pelbagai penemuannya yang penting dalam ilmu optik. Buku ini telah diterjemahkan dalam bahasa Latin pada tahun 1572, dan diterbitkan di Basel, Switzerland, dengan judul Thesaurus Opticus (Rujukan Lengkap Dalam Ilmu Optik). Buku ini begitu besar pengaruhnya bagi pengembangan ilmu optik di Eropah. Di antara karya-karyanya yang lain dalam ilmu optik adalah seperti yang berikut:
• Risalah Fi Al-Ain Wa Al-Abshar
• Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Ad-Dawa’ir
• Risalah Fi In’ithaf Adh-Dhau
• Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Al-Quthu
• Kitab Fin Al-Halah Wa Qaus Qazah
Perlu diketahui bahawa buku-buku Al-Hasan bin Al-Haitsam dijadikan rujukan utama di Eropa dalam ilmu optik hingga abad ke-17. Seorang Ilmuwan Inggeris dalam bidang matematik dan teologi, dan tenaga pengajar di Universiti Cambridge, Issac Barrow (1630-1677) memberikan kuliah yang berkaitan Ibnu Haitsam. Manakala di antara mahasiswa pada ketika itu ialah Issac Newton yang kemudiannya menjadi ilmuwan terkenal di Barat hingga munculnya Einstein.
C. Ibnu Khaldun (Bapak Ilmu Sosiologi Politik)
Pemikiran dan teori-teori politiknya yang sangat maju telah mempengaruhi karya-karya para pemikir politik terkemuka sesudahnya, seperti Machiavelli dan Vico “ Ia mampu menembus ke dalam fenomena social sebagai filsuf dan ahli ekonomi yang dalam ilmunya’ Fakta inilah yang mendorong kita untuk melihat karya-karya beliau sebagai seni, yang berpandangan jauh dan kritis, sesuatu yang sama sekali tidak pernah dikenal pada masa hidupnya.
Siapa sejatinya pemikir dan ulama peletak dasar ilu sosiologi dan plitik melalui karya Al Muqadimah ini, Ia lahir di Tunisia pada 1 ramadhan 732 H/27 Mei 1332 dengan nama Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Al Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibnu Khaldun. Moyangnya berasal dari Hadramaut, Yaman, yang bermigrasi ke Sevilla, Andalusia (Spanyol). Namun keluarganya harus pindah ketika Sevilla dikuasai oleh Kristen
Khaldun berasal dari keluarga intelektual, yang sedikit tertarik dengan persoalan politik. Ia biasa berjumpa dengan tokoh intelektual dari Afrika Utara dan Spanyol yang sebagian besar adalah pengungsi dari kekhalifahan timur.
Pendidikannya dilalui di Tunisia dan Fez (Maroko) dengan mempelajari berbagai ilmu, menghafal Al Qur`an, mempelajari tata bahasa, hokum islam (syariah), hadis, retorika, filologi, dan puisi. Selain itu, ia mempelajari sastra arab, filsafat, matematika, dan astronomi. Khaldun sangat terlibat dengan politik.
Karirnya di bidang politik membawanya keluar masuk istana, baik sebagai pemenang maupun pecundang maupun pecundang. Usia mudanya dihabiskan sebagai pendamping, penasihatsultan serta menduduki aneka jabatan. Pada umur 19 tahun, ia mulai mengabdi pada Ibnu Tafrakin, penguasa Tunis. Ketika Abu Zaid, penguasa Constantine menyerang dan mengalahkan Tunisia. Khaldun melepaskan diri ke Aba, lalu berpindah ke Aljazair dan menetap di Biskra.
Karirnya menanjak ketika ia membantu sultan Abu Salem dalam menjatuhkan Al-Mansur, musuh politiknya, ia diberi jabatan sekertaris selama lebih dari dua tahun, lalu ditugaskan sebagai kadi(hakim). Sultan Abu Salim tak lama kemudian dijatuhkan Wazir Omar, gagal mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan yang baru, Ibnu Khaldun meninggalkan Fez pergi ke Andalusia
Kemelut untuk kesekian kalinya membawa Ibnu Khaldun berpindah ke Mesir, ia datang ke Aleksandria pada Oktober 1382 dalam usia 50 tahun, setelah gagal dalam perjalannya menuju tanah suci ia bahkan sempat mengajar di Al-Azhar dan sekolah lainnya sampai kemudian diangkat sebagai hakim.
Penguasa Mesir Sultan Faraj, menugaskannya untuk berunding dengan Timurlane, Penguasa Mongol yang hendak menginvasi Damaskus, misi berbahaya ini diselesaikannya dengan sukses sehingga dia mendapatkan banyak penghargaan.
Ibnu Khaldun dalam Karya
Sebagai seorang politisi, ia merupakan politisi yang cemerlang dan jitu karena berbagai konflik yang mampu diselesaikannya dengan baik, ini karena beliau menopang dirinya lewat analisis sosial yang cemerlang.
Ibnu Khaldun memetakan masyarakat dengan interaksi social, politik, ekonomi dan geografi yang melikupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi sebuah terobosan yang sangat signifikan, menurutnya, organism dapat tumbuh dan matang, karena sebab-sebab nyata yang mempengaruhinya.
Pengaruh itu universal dan pasti, tak ada kebetulan dalam sejarah social kecuali sebab danb akibatnya semata. Sebagian jelas dan diketahui sebagaian lagi tidak. Formasi masyarakat, pikiran yang dituangkan dalam karya besarnya Muqaddimah, misalnya dikatakan sebagai hasrat manusia untuk berkumpul, bersaing, lalu memperebutkan kepemimpinan. Mereka diikat dengan solidaritas ashabiyah yang diarahkan oleh para pemimpinnya. Ia memperkirakan bahwa solidaritas itu berlansung empat generasi.
Model ini menempatkan Ibnu Khaldun sebagai penganut teori siklus sejarah. Masyarakat lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati utnuk diganti dengan yang lain. Demikian seterusnya, karya monumentalnya itu juga berisi klasifikasi ilmu pengetahuan yang coba disusunnya, ia membedakan ilmu yang dipelajari, pertama ilmu filsafat dan intelektual (bisa dipelajari melalui akal dan intelejensi); kedua, ilmu yang ditransmisikan (disampaikan, hanya bisa disampaikan lewat mata rantainya yang berakhir pada pendirinya, biasanya ilmu agama dan wahyu ilahi).
Dalam konteks ini ilmu filsafat masuk dalam ilmu agama dan humanism Ibnu Khaldun menegaskan bahwa ilmu filsafat dan ntelektual terbagi kedalam berbagai bidang ; logika, ilmu alam atau fisika, ilmu matematika, ilmu yang berkaitan dengan kuantitas (missal geometri, aritmatika, music, astronomi)
Sementara ilmu yang ditransmisikan seperti al Qur`an, hadis, syariah, teologi, sufisme, ilmu bahasa; (linguistik, seperti tata bahasa, leksikografi, dan kesusteraan). Selain Muqaddimah, ia juga menulis kitab Al I`bar yang memuat sejarah arab, penguasa islam dan eropa di zamannya, sejarah kuno arab, yahudi, Romawi, Persia, Sejarah islam, sejarah Mesir dan Afrika Utara, khususnya suku Barber dan suku yang berdekatan lainnya. Kitab ini memuat tiga bab, pertama memuat karya monumentalnya, yakni Muqaddimah
Konstribusi Ibnu Khaldun dalam ilmu pengetahuan memang tidak sedikit, setidaknya, berkatnyalah dasar-dasar ilmu sosiologi politik dan filsafat dibangun. Tak heran jika warisannya itu banyak diterjemahkan keberbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia dan sekarang menjadi rujukan dari penulis makalah ini juga.
Seorang sejarawan barat, Dr Boer, menulis Ibnu Khaldun tak pelak lagi adalah orang pertama yang mencoba menerangkan dengan lengkap evolusi dan kemajuan suatu kemasyarakatan, dengan alasan adanya sebab dan factor tertentu, iklim, alat, produksi, dan lain sebagainya, serta akibat-akibatnya pada pembentukan cara berfikir manusia, dan pembentukan masyarakatnya. Dalam derap majunya peradaban dia mendapatkan keharmonisan yang terorganisasikan dalam dirinya sendiri.`
PENDAHULUAN
Dalam dunia sains dan pengetahuan, khususnya di zaman modern sekarang ini, sangatlah nyata dan besar nilainya bagi perkembangan peradaban dunia saat ini. Dimasa lalu misalnya, kita memiliki para ilmuan muslim yang amat jitu keandalannya di bidang ilmu pengetahuan
Ini berarti, jauh sebelum para ilmuan barat menemukan teori dan ilmu pengetahuan, para ilmuan muslim telah menemukannya dimasa lalu, hanya karena distorsi sejarah, kemudian penemuan para ilmuan muslim ini tak sampai kepada kita, karena di plagiat dan diklaim oleh ilmuan barat dikemudian hari sebagai hasil temuan mereka
Yang cukup menggembirakan kita dan tentunya saja sebagai pelajaran berharga bagi kita adalah bahwa selain mereka sebagai pakar ternama dan penemu dibidang sains dan ilmu pengetahuan, para ilmuan muslim itu juga sangat mahir dalam hal ilmu agama. Dalam berbagai penelitian yang mereka lakukan nyaris tak terlupakan kajian dan riset mereka diberi sentuhan dan semangat spiritual
Sehingga model seperti inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan, berdaya manfaat itnggi serta tidak kosong akan nilai-nilai moral dan etika. Sebab apabila ilmu pengetahuan yang sama sekali kosong dari nilai nilai spiritual dan sentuhan moral niscaya hanya akan membuahkan malapetaka tak berkesudahan seperti yang kita lihat akhir-akhir ini .yang seharusnya ilmu pengetahuan menjadi kesejahteraan menuju peradaban umat manusia justru akan berbalik menjadi sumber malapetaka dunia, kecanggihan nuklir, bom atom, dan sejenisnya, karena tidak disertai dengan semangat spiritual, etika, kemanusiaan maka penggunaannya pun menjadi laknat dan bencana berkepanjangan bagi umat manusia.
Dalam sebuah litratur Mantan Presiden Amerika , Richard Nixon dalam bukunya America, challenge in one superworld, mengatakan secara jujur bahwa barat “ owe so much’ (berhutang banyak pada Islam). Maka ini sekali lagi menandakan akan mumpuninya para ilmuan islam masa lalu Akan tetapi beberapa dasawarsa sekarang banyak sekali diantara kita (baca; Umat muslim) yang tak mengenal para ilmuan islam dalam perjalanan sejarah sains dimasa lalu sehingga klaim dunia barat seakan menjadi pengetahuan umum yang merasuk ke dalam cakrawala berfikir umat islam, sehingga dengan hadirnya makalah ini mungkin bisa memberikan sedikit pengetahuan akan tokoh-tokoh muslim yang telah menoreh tinta emas di peradaban dunia.
BAB II
ILMUAN-ILMUAN MUSLIM DAN PENEMUANNYA
A. Muhammad Al Biruni (Penemu Gaya Gravitasi)
a. Biografi dan Perjalanan
Namanya tak diragukan lagi di pentas sains dan ilmu pengetahuan abad pertengahan. Dunia sains mengenalnya sebagai salah seorang putra Islam terbaik dalam bidang filsafat, astronomi, kedokteran, dan fisika. Wawasan pengetahuannya yang demikian luas, menempatkannya sebagai pakar dan ilmuwan Muslim terbesar awal abad pertengahan. Ilmuwan itu tak lain adalah Al-Biruni. Bernama lengkap Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ilmuwan besar ini dilahirkan pada bulan September tahun 973 M, di daerah Khawarizm, Turkmenistan. Ia lebih dikenal dengan nama Al-Biruni. Nama “Al-Biruni” sendiri berarti ‘asing’, yang dinisbahkan kepada wilayah tempat tanah kelahirannya, yakni Turkmenistan. Kala itu, wilayah ini memang dikhususkan menjadi pemukiman bagi orang-orang asing.
Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al-Biruni tumbuh dan besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan. Tak seperti kebanyakan ilmuwan Muslim lainnya, masa muda Al-Biruni tak banyak terlacak oleh sejarah. Meski demikian, dari beberapa literatur diketahui, ilmuwan besar ini memperoleh pendidikan dasarnya dari beberapa ulama ternama di masanya, antara lain Syeikh Abdus Shamad bin Abdus Shamad. Di bidang kedokteran, ia belajar pada Abul Wafa’ Al-Buzayani, serta kepada Abu Nasr Mansur bin Ali bin Iraq untuk ilmu pasti dan astronomi. Tak heran bila ulama tawadlu dan gemar baca-tulis ini sudah tersohor sebagai seorang ahli di banyak bidang ilmu sejak usia muda.
Sebagai ilmuwan ulung, Al-Biruni tak henti-hentinya mengais ilmu, termasuk dalam setiap penjelajahannya ke beberapa negeri, seperti ke Iran dan India. Jamil Ahmed dalam Seratus Tokoh Muslim mengungkapkan, penjelajahan paling terkesan tokoh ini adalah ke daerah Jurjan, dekat Laut Kaspia (Asia Tengah), serta ke wilayah India. Penjelajahan itu sebenarnya tak disengaja. Alkisah, setelah beberapa lamanya menetap di Jurjan, Al-Biruni memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Namun tak disangkanya, ia menyaksikan tanah kelahirannya itu penuh konflik antar etnis. Kenyataan ini dimanfaatkan oleh Sultan Mahmoud Al-Gezna, yang melakukan invasi dan menaklukkan Jurjan. Keberhasilan penaklukkan ini membawa Al-Biruni melanglang ke India bersama tim ekspedisi Sultan Mahmoud. Di sini, ia banyak menelorkan karya tulis, baik berupa buku maupun artikel ilmiah yang disampaikannya dalam beberapa pertemuan. Selain menghasilkan karya, penjelajahan bersama sang Sultan ini juga menghasilkan dibukanya kawasan India bagian timur sebagai basis baru dakwah Islam Al-Biruni.
Dalam rangkaian perjalanannya di India ini, Al-Biruni memanfaatkan waktu luang bagi penelitian sekitar adat istiadat dan perilaku masyarakat setempat. Dari penelitiannya inilah, beberapa karya berbobot lahir. Tak hanya itu, Al-Biruni pula yang pertama memperkenalkan permainan catur ‘ala’ India ke negeri-negeri Islam, serta menjelaskan problem-problem trigonometri lanjutan dalam karyanya, Tahqiq Al-Hind. Dalam kaitan ini, ia berkata, “Saya telah menerjemahkan ke dalam bahasa Arab dua karya India, yakni Sankhya, yang mengupas tentang asal-usul dan kualitas benda-benda yang memiliki eksistensi, dan kedua berjudul Patanial (Yoga Sutra), yang berhubungan dengan pembebasan jiwa.” Kedua buku India ini juga memuat secara otentik sejarah akurat invasi Sultan Mahmoud ke India.
Kepiawaian dan kecerdasan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami sekitar ilmu astronomi. Ia misalnya memberikan perhatian yang besar terhadap kemungkinan gerak bumi mengitari matahari. Sayangnya, bukunya yang membicarakan soal ini hilang. Namun ia berpendapat, seperti pernah ia sampaikan dalam suratnya kepada Ibnu Sina, bahwa gerak eliptis lebih mungkin daripada gerak melingkar pada planet. Al-Biruni konsisten mempertahankan pendapatnya tersebut, dan ternyata di kemudian hari terbukti kebenarannya menurut ilmu astronomi modern.
Sebagai sosok yang gemar membaca dan menulis, kepakaran Al-Biruni tak hanya di bidang ilmu eksakta. Ia juga mahir dalam disiplin filsafat. Karena itu, ia dikenal sebagai salah seorang filsuf Muslim yang amat berpengaruh. Pemikiran filsafat Al-Biruni banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Al-Farabi, Al-Kindi, dan Al-Mas’udi (w. 956 M). Hidup sezaman dengan filsuf besar dan pakar kedokteran Muslim, Ibnu Sina, Al-Biruni banyak berdiskusi dengan Ibnu Sina, baik secara langsung maupun melalui surat menyurat. Keduanya tak jarang terlibat debat sekitar pemikiran filsafat. Ia misalnya menentang aliran paripatetik yang dianut oleh Ibnu Sina dalam banyak aspek. Al-Biruni memperlihatkan ketidaktergantungan yang agak besar terhadap filsafat Aristoteles dan kritis terhadap beberapa hal dalam fisika paripatetik, seperti dalam masalah gerak dan tempat.
Semua yang dilakukannya itu selalu ia landaskan pada prinsip-prinsip Islam, serta meletakkan sains sebagai sarana untuk menyingkap rahasia alam. Hasil eksperimen dan penelitiannya selalu bermuara pada pengakuan keberadaan Sang Pencipta (Allah). Ketika seorang ilmuwan, katanya, akan memutuskan untuk membedakan kebenaran dan kepalsuan, dia harus menyelidiki dan mempelajari alam.
Kalau pun ia tidak membutuhkan hal ini, maka ia perlu berpikir tentang hukum alam yang mengatur cara-cara kerja alam semesta. Ini akan dapat mengarahkannya untuk mengetahui kebenaran dan membuka jalan baginya untuk mengetahui Wujud yang mengaturnya. Dalam bukunya Al-Jamahir, Al-Biruni juga menegaskan, ”penglihatan menghubungkan apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah dalam ciptaan-Nya. Dari penciptaan alam tersebut kita menyimpulkan eksistensi Allah.” Prinsip ini dipegang teguh dalam setiap penyelidikannya. Ia tetap kritis dan tidak memutlakkan metodologi dan hasil penelitiannya. Pandangan Al-Biruni ini berbeda sekali dengan pandangan saintis Barat modern yang melepaskan sains dari agama. Pandangan mereka tentang alam berusaha menafikan keberadaan Allah sebagai pencipta.
Keberhasilan Al-Biruni di bidang sains dan ilmu pengetahuan ini membuat decak kagum kalangan Barat. Max Mayerhof misalnya mengatakan, “Abu Raihan Muhammad ibn Al-Biruni dijuluki Master, dokter, astronom, matematikawan, ahli fisika, ahli geografi, dan sejarahwan. Dia mungkin sosok paling menonjol di seluruh bimasakti para ahli terpelajar sejagat, yang memacu zaman keemasan ilmu pengetahuan Islam.” Pengakuan senada juga dilontarkan sejarahwan asal India, Si JN Sircar. Seperti dikutip Jamal Ahmed, ia menulis, “Hanya sedikit yang memahami fisika dan matematika. Di antara yang sedikit itu yang terbesar di Asia adalah Al-Biruni, sekaligus filsuf dan ilmuwan. Ia unggul sekaligus di kedua bidang tersebut.” Tokoh dan ilmuwan besar ini akhirnya menghadap Sang Ilahi Rabbi pada 1048 M, dalam usia 75 tahun.
b. Al-Biruni dan Karya
Laiknya para ilmuwan Muslim generasi sebelum dan sesudahnya, Al-Biruni juga dikenal sebagai penulis dan pemikir yang produktif. Menariknya lagi, sebagian karya-karyanya tersebut dihasilkan ketika berpetualang ke beberapa negeri. Menurut sumber-sumber otentik, karya Al-Biruni lebih dari 200 buah, namun hanya sekitar 180 saja yang diketahui dan terlacak. Beberapa di antara bukunya terbilang sebagai karya monumental. Seperti buku Al-Atsarul Baqiyah ‘anil Qurunil Khaliyah (Peninggalan Bangsa-bangsa Kuno) yang ditulisnya pada 998 M ketika ia merantau ke Jurjan, daerah tenggara Laut Kaspia. Dalam karyanya tersebut, Al-Biruni antara lain mengupas sekitar upacara-upacara ritual, pesta, dan festival bangsa-bangsa kuno.
Masih dalam lingkup yang sama, Al-Biruni tak menyia-nyiakan kesempatan beberapa ekspedisi militer ke India bersama Sultan Mahmoud Gezna. Ia pergunakan lawatannya tersebut dengan melakukan penelitian seputar adat istiadat, agama, dan kepercayaan masyarakat India. Selain itu, ia juga belajar filsafat Hindu pada sarjana setempat. Jerih payahnya inilah menghasilkan karya besar berjudul Tarikhul Al-Hindy (Sejarah India) tahun 1030 M. Intelektual Iran, Sayyed Hossein Nasr, dalam Science and Civilization in Islam (1968), menyatakan, buku ini merupakan uraian paling lengkap dan terbaik mengenai agama Hindu, sains, dan adat istiadat India.
Al-Biruni, dalam karyanya ini antara lain menulis analisis menarik, bahwa pada awalnya manusia mempunyai keyakinan monoteisme, penuh kebaikan dan menyembah Tuhan Yang Mahaesa. Tapi, lantaran nafsu murka telah membawa mereka pada perbedaan agama, filsafat, dan politik, sehingga mereka menyimpang dari monoteisme ini. Ia juga membahas tentang geografi India. Al-Biruni juga berpendapat, lembah Sungai Hindus dan India, mulanya terbenam dalam laut, namun perlahan menjadi penuh endapan yang dibawa air sungai.
Tak hanya menulis buku tentang sosiologi, Al-Biruni juga banyak menulis tentang ilmu-ilmu eksakta seperti geometri, aritmatika, astronomi, dan astrologi. Karya di bidang ini misalnya Tafhim li Awa’il Sina’atut Tanjim. Khusus disiplin ilmu astronomi, ia menulis buku berjudul Al-Qanun Al-Mas’udi fil Hai’ah wan Nujum (Teori tentang Perbintangan). Di Barat, buku ini memperoleh penghargaan dan menjadi bacaan standar di berbagai universitas Barat selama beberapa abad. Ilmuwan Muslim ini juga dikenal sebagai pengamat pertambangan. Untuk masalah ini, ia menulis buku Al-Jamahir fi Ma’rifatil Jawahir tahun 1041 M.
Karya lainnya, di bidang kedokteran berjudul As-Saydala fit Thib (Farmasi dalam ilmu Kedokteran), Al-Maqallid ‘Ilm Al-Hai’ah (tentang perbintangan), serta buku Kitab Al-Kusuf wal Khusuf ‘Ala Khayal Al-Hunud (Kitab tentang Pandangan Orang-orang India terhadap Peristiwa Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan)
B. Ibnu Hitsam (Penemu Teori Pengelihatan)
a. Biografi dan Perjalanannya
Al-Hasan bin al-Haitsam merupakan salah seorang ilmuwan Muslim terkemuka dan memiliki prestasi yang cukup tinggi di antara para ilmuwan di bidang ilmu pengetahuan. Bagaimanapun, agak dikesalkan bahawa beliau tidak mendapatkan haknya; namanya terkubur dan tidak mendapatkan kedudukan yang selayaknya walhal beliau memiliki keunggulan dan ketrampilan cukup hebat yang tidak difahami oleh para ahli sejarah peradaban Islam dan penulis buku-buku sejarah.
Justeru itu, beliau dua kali dizalimi; dizalimi oleh generasi Muslim sendiri, dan yang lebih parah beliau dizalimi oleh para ilmuwan dan sejarawan Barat yang telah merampas kekayaan intelektualnya, kerana namanya diganti dengan nama mereka. Dengan demikian, beliau telah diletakkan pada tempat yang tidak sepatutnya di antara para ilmuwan sepanjang sejarah.
Nama sebenarnya beliau ialah Abu Al-Hassan bin Al-Haitsam. Beliau dikenal dengan panggilan Al-Basri. Beliau dilahirkan pada tahun 354 H (965 M) di kota Basrah, Iraq. Beliau meninggal dunia pada tahun 430 H (1039 M) di Kaherah. Beliau pertama kali belajar ilmu di Basrah, kemudian di Baghdad. Di Baghdad, beliau mendalami ilmu-ilmu berkaitan dunia Arab dan agama. Selain itu, beliau juga mendalami ilmu matematik, astronomi, kedoktoran, dan falsafah. Pada usia 30 tahun, beliau berkunjung ke Mesir atas undangan Khalifah Dinasti Fatimiyah, Al-Hakim Biamrillah.
Beliau menghabiskan sebahagian besar waktunya di Kaherah. Di kota inilah beliau banyak menjalankan kajian yang berkaitan dengan bidangnya dan menulis banyak buku. Beliau menjalani hidup di Kaherah dalam keadaan sederhana dan tawaduk, yang mana beliau hanya tinggal di sebuah bilik berhampiran pintu gerbang Masjid Al-Azhar.
b. Karya-karya
Ibnu al-Haitsam hidup pada zaman tiga ilmuwan besar, iaitu Al-Karkhi, Al-Biruni, dan Ibnu Sina. Ini memang suatu peristiwa yang ‘istimewa’, di mana pada satu masa atau zaman terdapat empat orang ilmuwan Muslim terkemuka.
Secara khusus, Ibnu al-Haitsam menonjol pada beberapa bidang seperti yang berikut:
• Ilmu matematik; yang meliputi ilmu hisab, algebra, geometri, dan hitungan trigonometri.
• Ilmu pengetahuan alam; terutama ilmu optik yang beliau sendiri menyebutnya sebagai ilmu “al-manazhir”.
• Ilmu falak atau ilmu astronomi.
Sebagian catatan Arab menyebutkan bahawa Ibnu Haitsam adalah orang pertama menemui kamera. Catatan ini pada kenyataannya terlalu dilebih-lebihkan dan menyalahi amanah ilmiah serta akan dibantah oleh Ibnul Haitsam andaikata beliau masih hidup. Apa yang benar adalah bahawa tokoh ilmuwan ini adalah penemu idea dan yang melakukan sehingga akhirnya ditemukan cara pembuatan kamera.
Terdapat 12 buah buku karya Ibnul Haitsam yang terkenal dalam ilmu optik. Di antara buku tersebut yang paling penting ialah Kitab Al-Manazhir yang mengandungi pelbagai penemuannya yang penting dalam ilmu optik. Buku ini telah diterjemahkan dalam bahasa Latin pada tahun 1572, dan diterbitkan di Basel, Switzerland, dengan judul Thesaurus Opticus (Rujukan Lengkap Dalam Ilmu Optik). Buku ini begitu besar pengaruhnya bagi pengembangan ilmu optik di Eropah. Di antara karya-karyanya yang lain dalam ilmu optik adalah seperti yang berikut:
• Risalah Fi Al-Ain Wa Al-Abshar
• Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Ad-Dawa’ir
• Risalah Fi In’ithaf Adh-Dhau
• Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Al-Quthu
• Kitab Fin Al-Halah Wa Qaus Qazah
Perlu diketahui bahawa buku-buku Al-Hasan bin Al-Haitsam dijadikan rujukan utama di Eropa dalam ilmu optik hingga abad ke-17. Seorang Ilmuwan Inggeris dalam bidang matematik dan teologi, dan tenaga pengajar di Universiti Cambridge, Issac Barrow (1630-1677) memberikan kuliah yang berkaitan Ibnu Haitsam. Manakala di antara mahasiswa pada ketika itu ialah Issac Newton yang kemudiannya menjadi ilmuwan terkenal di Barat hingga munculnya Einstein.
C. Ibnu Khaldun (Bapak Ilmu Sosiologi Politik)
Pemikiran dan teori-teori politiknya yang sangat maju telah mempengaruhi karya-karya para pemikir politik terkemuka sesudahnya, seperti Machiavelli dan Vico “ Ia mampu menembus ke dalam fenomena social sebagai filsuf dan ahli ekonomi yang dalam ilmunya’ Fakta inilah yang mendorong kita untuk melihat karya-karya beliau sebagai seni, yang berpandangan jauh dan kritis, sesuatu yang sama sekali tidak pernah dikenal pada masa hidupnya.
Siapa sejatinya pemikir dan ulama peletak dasar ilu sosiologi dan plitik melalui karya Al Muqadimah ini, Ia lahir di Tunisia pada 1 ramadhan 732 H/27 Mei 1332 dengan nama Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Al Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibnu Khaldun. Moyangnya berasal dari Hadramaut, Yaman, yang bermigrasi ke Sevilla, Andalusia (Spanyol). Namun keluarganya harus pindah ketika Sevilla dikuasai oleh Kristen
Khaldun berasal dari keluarga intelektual, yang sedikit tertarik dengan persoalan politik. Ia biasa berjumpa dengan tokoh intelektual dari Afrika Utara dan Spanyol yang sebagian besar adalah pengungsi dari kekhalifahan timur.
Pendidikannya dilalui di Tunisia dan Fez (Maroko) dengan mempelajari berbagai ilmu, menghafal Al Qur`an, mempelajari tata bahasa, hokum islam (syariah), hadis, retorika, filologi, dan puisi. Selain itu, ia mempelajari sastra arab, filsafat, matematika, dan astronomi. Khaldun sangat terlibat dengan politik.
Karirnya di bidang politik membawanya keluar masuk istana, baik sebagai pemenang maupun pecundang maupun pecundang. Usia mudanya dihabiskan sebagai pendamping, penasihatsultan serta menduduki aneka jabatan. Pada umur 19 tahun, ia mulai mengabdi pada Ibnu Tafrakin, penguasa Tunis. Ketika Abu Zaid, penguasa Constantine menyerang dan mengalahkan Tunisia. Khaldun melepaskan diri ke Aba, lalu berpindah ke Aljazair dan menetap di Biskra.
Karirnya menanjak ketika ia membantu sultan Abu Salem dalam menjatuhkan Al-Mansur, musuh politiknya, ia diberi jabatan sekertaris selama lebih dari dua tahun, lalu ditugaskan sebagai kadi(hakim). Sultan Abu Salim tak lama kemudian dijatuhkan Wazir Omar, gagal mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan yang baru, Ibnu Khaldun meninggalkan Fez pergi ke Andalusia
Kemelut untuk kesekian kalinya membawa Ibnu Khaldun berpindah ke Mesir, ia datang ke Aleksandria pada Oktober 1382 dalam usia 50 tahun, setelah gagal dalam perjalannya menuju tanah suci ia bahkan sempat mengajar di Al-Azhar dan sekolah lainnya sampai kemudian diangkat sebagai hakim.
Penguasa Mesir Sultan Faraj, menugaskannya untuk berunding dengan Timurlane, Penguasa Mongol yang hendak menginvasi Damaskus, misi berbahaya ini diselesaikannya dengan sukses sehingga dia mendapatkan banyak penghargaan.
Ibnu Khaldun dalam Karya
Sebagai seorang politisi, ia merupakan politisi yang cemerlang dan jitu karena berbagai konflik yang mampu diselesaikannya dengan baik, ini karena beliau menopang dirinya lewat analisis sosial yang cemerlang.
Ibnu Khaldun memetakan masyarakat dengan interaksi social, politik, ekonomi dan geografi yang melikupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi sebuah terobosan yang sangat signifikan, menurutnya, organism dapat tumbuh dan matang, karena sebab-sebab nyata yang mempengaruhinya.
Pengaruh itu universal dan pasti, tak ada kebetulan dalam sejarah social kecuali sebab danb akibatnya semata. Sebagian jelas dan diketahui sebagaian lagi tidak. Formasi masyarakat, pikiran yang dituangkan dalam karya besarnya Muqaddimah, misalnya dikatakan sebagai hasrat manusia untuk berkumpul, bersaing, lalu memperebutkan kepemimpinan. Mereka diikat dengan solidaritas ashabiyah yang diarahkan oleh para pemimpinnya. Ia memperkirakan bahwa solidaritas itu berlansung empat generasi.
Model ini menempatkan Ibnu Khaldun sebagai penganut teori siklus sejarah. Masyarakat lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati utnuk diganti dengan yang lain. Demikian seterusnya, karya monumentalnya itu juga berisi klasifikasi ilmu pengetahuan yang coba disusunnya, ia membedakan ilmu yang dipelajari, pertama ilmu filsafat dan intelektual (bisa dipelajari melalui akal dan intelejensi); kedua, ilmu yang ditransmisikan (disampaikan, hanya bisa disampaikan lewat mata rantainya yang berakhir pada pendirinya, biasanya ilmu agama dan wahyu ilahi).
Dalam konteks ini ilmu filsafat masuk dalam ilmu agama dan humanism Ibnu Khaldun menegaskan bahwa ilmu filsafat dan ntelektual terbagi kedalam berbagai bidang ; logika, ilmu alam atau fisika, ilmu matematika, ilmu yang berkaitan dengan kuantitas (missal geometri, aritmatika, music, astronomi)
Sementara ilmu yang ditransmisikan seperti al Qur`an, hadis, syariah, teologi, sufisme, ilmu bahasa; (linguistik, seperti tata bahasa, leksikografi, dan kesusteraan). Selain Muqaddimah, ia juga menulis kitab Al I`bar yang memuat sejarah arab, penguasa islam dan eropa di zamannya, sejarah kuno arab, yahudi, Romawi, Persia, Sejarah islam, sejarah Mesir dan Afrika Utara, khususnya suku Barber dan suku yang berdekatan lainnya. Kitab ini memuat tiga bab, pertama memuat karya monumentalnya, yakni Muqaddimah
Konstribusi Ibnu Khaldun dalam ilmu pengetahuan memang tidak sedikit, setidaknya, berkatnyalah dasar-dasar ilmu sosiologi politik dan filsafat dibangun. Tak heran jika warisannya itu banyak diterjemahkan keberbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia dan sekarang menjadi rujukan dari penulis makalah ini juga.
Seorang sejarawan barat, Dr Boer, menulis Ibnu Khaldun tak pelak lagi adalah orang pertama yang mencoba menerangkan dengan lengkap evolusi dan kemajuan suatu kemasyarakatan, dengan alasan adanya sebab dan factor tertentu, iklim, alat, produksi, dan lain sebagainya, serta akibat-akibatnya pada pembentukan cara berfikir manusia, dan pembentukan masyarakatnya. Dalam derap majunya peradaban dia mendapatkan keharmonisan yang terorganisasikan dalam dirinya sendiri.`
PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM
PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PENGKAJIAN DAN PEMAHAMAN STUDI ISLAM
A. PENDAHULUAN
Apa yang menarik perhatian manusia? "One thing only interests all human being always, and that is the human being himself,." kata John M. Siddal, editor American Magazine (Miller, dalam Mott and others, 1969:62). Jadi hanya satu hal saja yang selalu menarik perhatian manusia, yaitu manusia itu sendiri. Memang, di antara sekian banyak segi kehidupan dunia yang telah diteliti manusia, yang paling menarik adalah manusia itu sendiri.
Ada juga yang mempunyai alasan mempelajari psikologi atau pengetahuan perilaku manusia itu, karena untuk lebih mengenal diri, mengenal siapa "aku" ini sebenarnya, dan dengan pengenalan ini, dia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orang lain: Di sini, kemudian muncul alasan lain, yaitu keinginan untuk bergaul dengan orang lain. Mereka harus tahu mengapa orang itu berpikir, berperasaan, dan berbuat menurut caranya sendiri-sendiri.
Dengan mempelajari psikologi, berarti ada usaha untuk mengenal manusia. Mengenal berarti dapat memahami; berarti pula kita dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku dan kepribadian manusia beserta aspek-aspeknya. Dengan mempelajari psikologi, kita berusaha mengetahui aspek-aspek kepribadian (personality traits). Salah satu sikap kepribadian itu, misalnya, sikap keterbukaan, yaitu terbuka terhadap dunia luar, bersedia memahami perasaan orang lain (empati), dan lain sebagainya. Dan sikap ini bersifat menetap serta menjadi ciri bagi orang yang bersangkutan, yang merupakan sifat yang unik, yang individual dari orang tersebut.
B. SEJARAH ILMU PSIKOLOGI
Pada zaman sebelum Masehi, jiwa manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf. Saat itu, para Filsuf sudah membicarakan aspek-aspek kejiwaan manusia dan mereka mencari dalil, pengertian, serta pelbagai aksioma umum, yang berlaku pada manusia. Ketika itu, psikologi memang sangat dipengaruhi oleh cara-cara berpikir filsafat dan terpengaruh oleh filsafatnya sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena para ahli psikologi pada masa itu adalah juga ahli-¬ahli filsafat atau para ahli filsafat waktu itu juga ahli psikologi. Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para ahli ilmu faal (fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu faal, meskipun masih erat hubungannya dengan ilmu kedokteran, yaitu hipnotisme.
Psikologi, dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri oleh Wilhelm Wundt dengan didirikannya Laboratorium Psikologi pertama di dunia, di Leipzig, pada tahun 1879. Sebelumnya, bibit-bibit psikologi sosial mulai tumbuh, yaitu ketika Lazarus & Steindhal pada tahun 1860 mempelajari bahasa, tradisi, dan institusi masyarakat untuk menemukan "jiwa umat manusia" (human mind) yang berbeda dari "jiwa individual".
Usaha Lazarus & Steindhal, yang sangat dipengaruhi oleh ilmu antropologi tersebut, kemudian dikembangkan oleh Wundt sendiri, yang pada tahun 1880, mulai mempelajari "Psikologi Rakyat" (Folk Psychology) dan menyejajarkannya dengan psikologi individual dalam eksperimen-¬eksperimennya. Eksperimen Wundt dalam bidang psikologi rakyat itu, antara lain, untuk menemukan "proses mental yang lebih tinggi" (higher mental process) dari kelompok atau rakyat, yang berbeda dari proses mental individual.
Yang diteliti dalam laboratorium psikologi tersebut, terutama mengenai gejala pengamatan dan tanggapan manusia, seperti persepsi, reproduksi, ingatan, asosiasi, dan fantasi. Tampak benar bahwa tokoh-tokoh psikologi eksperimental ini terutama meneliti gejala-gejala yang termasuk Bewusztseinpsychologie, atau gejala-gejala psikis yang berlangsung di dalam jiwa yang sadar bagi diri manusia itu, sesuai dengan rumusan Descartes mengenai jiwa, yaitu bahwa ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala kesadaran manusia. Gejala-gejala jiwa "bawah sadar" belum diperhatikannya. Tokoh lain pada awal dijadikannya psikologi sebagai ilmu yang mandiri, selain Fechner, adalah Herman Ludwig Ferdinand von Helmholtz (1821¬1894). Helmholtz dikenal sebagai seorang empiriskus dengan keahlian dalam ilmu faal, fisika, dan psikologi. la dilahirkan di dekat Berlin di Potsdam. Ayahnya adalah seorang tentara yang kemudian menjadi guru dalam mata pelajaran filsafat dan bahasa (filologi).
Beberapa penemuan penting dari Helmholtz yang perlu dicatat adalah Tahun 1850, ia menghitung kecepatan jalannya impuls; tahun 1856, ia mengemukakan bahwa semua warna sebenarnya berasal dari tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru; tahun 1863, ia mengemukakan bahwa perbedaan suara yang dapat kita dengar disebabkan adanya reseptor pada telinga bagian dalam (cochlea atau rumah siput), dan reseptor ini disebut membrana basillaris. Selain itu, ia juga banyak menyelidiki tentang pengamatan, kemudian ia mengemukakan suatu doktrin yang disebut unconscious inference atau unbewusster suhluse, yaitu penyimpulan terhadap suatu rangsang dipengaruhi oleh adanya; faktor-faktor yang tidak disadari. Apa yang masuk dalam pengamatan kita, kadang-kadang hanya samar atau mungkin hanya sebagian saja yang mastik dalam lapangan pengamatan kita. Meskipun demikian, kita dapat mangamati rangsang itu dengan jelas ataupun mengamati objek secara keseluruhan.
C. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti "jiwa", dan logos yang berarti ,"ilmu". Jadi, secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Begitulah, untuk rentang waktu yang relatif lama, terutama ketika psikologi masih merupakan bagian atau cabang dari filsafat, psikologi diartikan seperti pengertian tersebut. "Pada masa lampau," demikian kata Paul Mussen dan Mark R. Rosenzwieg dalam buku mereka, Psychology an Entroduction, "psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran), namun dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Ada dua macam pengertian Ilmu Jiwa yang dikemukakan oleh Gerungan, yaitu : lmu jiwa itu merupakan istilah bahasa indonesia sehari-hari dan dikenal tiap-tiap orang sehingga ilmu jiwa dapat digunakan dalam arti yang luas dan telah lazim dipahami orang, dan ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan tetapi juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu.
Sekalipun sulit untuk memberikan jawaban atas pertanyaan apa sebenarnya jiwa itu namun pada kenyataannya manusia itu berjiwa. Sekalipun jiwa itu sendiri tidak tampak tetapi dapat dilihat dari keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai gejala-gejala kehidupan kejiwaan. Mis, orang yang sedang menggerutu, suatu pertanda ada perasaan tidak senang dalam hatinya. Orang yang lari menandakan bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikan atau menghidari sesuatu dan lainnya.
Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan diatas, ada baiknya kita melihat lagi beberapa pendapat dari para ahli tentang apa yang dimaksud dengan psikologi.
1. Menurut Wundt (Devidoff,1981); Psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (The Science of Human Consciouness). Dimana para ahli psikologi akan mempelajari proses-proses elementer dari kesadaran manusia itu. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
2. Menurut Woodworth dan Marquis (1957); mengajukan pendapat bahwa yang dimaksud dengan psikologi itu merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu dalam arti yang luas baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosional.
3. Menurut Branca (1964); Dalam bukunya berjudul Psychology : The science of Behavior, telah jelas bahwa apa yang dimaksud dengan psikologi merupakan ilmu tentang prilaku dan dalam hal ini menyangkut prilaku pada manusia.
Senada dengan yang diungkapkan Branca dikemukakan lagi oleh Morgan (1984) yang menyatakan bahwa Psychology is the science of human and animal behavior, namun penerapan ilmu itu pada manusia. Demikian pula yang dikemukakan oleh Sartain (1967) yang menyatakan bahwa psikologi merupakan The science of human behavior. Apabila ditelaah pendapat dari Woodworth dan Marquis, Branca, Morgan serta Sartain jelas terlihat hal yang senada. Namun dengan penjelasan diatas menunjukkan bahwa para ahli tidak mempunyai kata sepakat dalam mendefinisikan apa itu psikologi.
Seperti yang telah dikemukakan diatas psikologi itu merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa. Akan tetapi oleh karena jiwa itu sendiri tidak tampak, maka yang dapat dilihat atau diobservasi ialah prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu. Karena itu psikologi merupakan ilmu yang meneliti atau mempelajari tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi hidup kejiwaan. Prilaku atau aktivitas disini dalam arti yang sangat luas yaitu meliputi prilaku yang tampak/kelihatan (overt behavior) dan juga prilaku yang tidak tampak (innert behavior) atau menurut Woodworth ialah aktivitas motorik, kognitif dan emosional.
D. ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
1. Strukturalisme (Structuralism)
Struktur adalah sebuah bangunan yang terdiri atas berbagai unsur yang satu sama lain berkaitan. Dengan demikian, setiap perubahan yang terjadi pada sebuah unsur struktur akan mengakibatkan perubahan hubungan antarunsur tersebut. Jadi, hubungan antarunsur akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang. Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan metode introspeksi. Pada masa itu, tercatat satu aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme. Tokoh psikologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt.
Wundt dan pengikut-pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah "struktur" yang terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawaan-persenyawaan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Mereka bekerja atas dasar premis bahwa bidang usaha psikologi itu, terutama, adalah menyelidiki "struktur" kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukannya. Pendekatan mereka yang terutama ialah dengan analisis introspektif.
Seperti tercermin dalam namanya, aliran ini berpendapat bahwa untuk mempelajari gejala kejiwaan, kita harus mempelajari isi dan struktur kejiwaan. Kaum strukturalis, yang dipelopori oleh Wundt, menggunakan metode introspeksi atau mawas diri, yaitu orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Misalnya, kepada orang percobaan ditunjukkan sebuah warna atau bentuk; setelah itu, ia diminta untuk mengatakan apakah bentuk itu indah atau tidak indah, menarik atau tidak menarik, dan sebagainya. Karena metode introspeksi ini, strukturalisme dapat juga disebut sebagai psikologi introspeksi (introspective psychology).
Ciri-ciri dari psikologi strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atas proses kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen¬-elemen dasar, serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antarelemen kesadaran tersebut. Karena pandangannya yang elementalistik ini, psikologi strukturalisme disebut juga psikologi elementalisme. Selain dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, kesadaran, oleh Wundt dan oleh para ahli psikologi lainnya pada masa itu, dipandang sebagai aspek yang utama dari kehidupan mental. Segala sesuatu atau proses yang terjadi dalam diri manusia, selalu dianggap bersumber pada kesadaran.
2. Aliran Fungsionalisme (Functional Psychology)
Aliran psikologi ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme.tentang keadaan-keadaan mental. Jika para strukturalis bertanya "Apa kesadaran itu", para fungsionalis bertanya "Untuk apa kesadaran itu". Apa tujuan dan fungsinya? Karena ingin mempelajari cara orang menggunakan pengalaman mental untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar, mereka disebut fungsionalis.
Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis Drever (1988 menyebut fungsionalisme (functional Psychology) sebagai suatu jenis psikologi yang menggarisbawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan organisme itu, dan bukan menggambarkan atau menganalisis fakta-fakta pengalaman atau kelakuan; atau suatu psikologi yang mendekati masalah pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang statis.
Apa pun rumusan tentang fungsionalisme, aliran psikologi ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, beremosi, memersepsi, dan mengindrai adalah aktivitas-aktivitas atau operasi-operasi dari sebuah organisme dalam kesalinghubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting. Aktivitas ini memudahkan kontrol organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan atau penarikan diri, pengenalan, pengarahan, dan lain-lain. Seluruh organisme dapat dianalisis sebagai sebuah sistem umpan batik dan stimulus respons.
3. Aliran Psikoanalisis
Lahirnya aliran psikoanalisis dalam dunia psikologi oleh para ahli psikologi sering dianalogikan dengan revolusi Convernican dalam natural science; dicaci, ditolak, tapi pada akhirnya diagungkan. Kritik terhadap Sigmund Freud (1856-1940) sebagai "bapak psikoanalisis" lebih didasarkan pada metodenya yang dianggap tidak baku, subjektif, dan jumlah klien sedikit dan semuanya pasien klinis (penderita gangguan jiwa). Para penentang Freud tidak bisa menerima bahwa analisis dari para pasien sakit jiwa dapat digeneralisasikan pada populasi umum.
Di pihak lain, Freud dianggap banyak memberi kontribusi pada perkembangan psikologi, khususnya dalam hal mengembangkan konsep motivasi dari alam ketidaksadaran dan mengarahkan fokus penelitian pada pengaruh pengalaman masa awal kehidupan atau masa anak terhadap perkembangan kepribadian selanjutnya sampai dewasa. Di samping itu, Freud juga merangsang studi yang intensif tentang emosi, yaitu cinta, takut, cemas, dan seks.
Dalam soal seks, teori Freud yang menyatakan bahwa satu-satunya hal yang mendorong kehidupan manusia adalah dorongan id (libido seksualita), mendapat tantangan keras. Dalam libido seksualitas, seseorang berusaha mempertahankan eksistensinya karena bermaksud memenuhi hasrat seksualnya. Teori ini dipandang menyederhanakan kompleksitas dorongan hidup yang ada dalam diri manusia. Dalam pandangan psikologi humanistik, teori Freud hanya menjelaskan adanya kebutuhan yang paling mendasar dari manusia, yaitu kebutuhan fisiologis dan tak mampu memberikan penjelasan untuk empat kebutuhan manusia yang lain.
Tak ayal lagi, teori Freud yang banyak menyelidiki sexual instinct manusia ini merupakan daya tarik, sekaligus sumber kehebohan. Seksualitas, bagi Freud, merupakan daya hidup. Libido, istilah Freud, merupakan life instinct yang memberi motivasi manusia untuk makan, minum, beristirahat, dan prokreasi. Kaum agama dan sebagian intelektual, dengan sisa pengaruh Victorian yang kuat waktu itu mencaci (teori) Freud yang pen-seksual habis¬-habisan. Selain itu, Freud juga mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian, yang disebut Id atau Es, Ego atau Ich, dan Super-go atau Uber Ich. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia - pusat insting.
Id selalu berprinsip memenuhi kesenangannya sendiri (pleasure principle), termasuk di dalamnya naluri, seks dan agresivitas (Sarwono, 1997:58). Meskipun Id mampu melahirkan keinginan, ia tidak mampu memuaskan keinginannya. Sistem kepribadian yang kedua ialah Ego. Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dan 'tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu me~undukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi yang normal). Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle).
Sistem kepribadian yang ketiga Super-Ego - berisi kata hati atau conscience. Kata hati ini berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai-nilai moral, sehingga merupakan kontrol atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari Id. Super-Ego menghendaki agar dorongan-dorongan tertentu saja dari Id yang direalisasikan; sedangkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral, tetap tidak dipenuhi. Karena itu, ada semacam kontradiksi antara Id dan Super Ego yang harus dapat memenuhi tuntunan kedua sistem kepribadian lainnya ini secara seimbang. Kalau Ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari Id dan larangan-larangan dari Super Ego, individu yang bersangkutan akan menderita konflik batin yang terus-menerus; dan konflik ini akan menjadi dasar dari neurose.
4. Aliran Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology)
Berbagai istilah bahasa Inggris telah dicoba untuk menerjemahkan istilah Gestalt ini, antara lain Shape Psychology (diajukan oleh Spearman) dan Configurationism (diajukan oleh Titchener). Namun, istilah-istilah tersebut rupanya, tidak "pas"; dalam arti, tidak bisa menggambarkan arti yang sesungguhnya dari istilah itu dalam bahasa Jerman. Sebab itu, istilah Gestalt tetap digunakan sebagaimana adanya dalam bahasa Inggris dan juga oleh kalangan para ahli psikologi di Indonesia.
Eksperimen Gestalt pertama, menurut Atkinson clan kawan-kawan, adalah mempelajari gerakan, terutama fenomena phi. Jika dua cahaya dinyalakan secara berurutan (asalkan waktu dan lokasi spasialnya tepat), subjek melihat cahaya tunggal bergerak dari posisi cahaya pertama ke cahaya kedua. Fenomena kesan pergerakan ini telah banyak diketahui, tetapi ahli psikologi Gestalt menangkap kepentingan teoretis pola stimuli dalam menghasilkan efek. Pengalaman kita bergantung pada pola yang dibentuk oleh stimuli dan pada organisasi pengalaman, menurut mereka. Apa yang kita lihat adalah relatif terhadap latar belakang, dengan aspek lain dari keseluruhan. Keseluruhan berbeda dengan penjumlahan bagian-bagiannya; keseluruhan terbagi atas bagian dari suatu hubungan.
Memang, seperti disinggung di muka, bagi aliran Gestalt, yang utama bukanlah elemen, tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis ke dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan, dalam pandangan aliran Gestalt, lebih dari sekadar penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan itu lebih dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya, dan bagian¬bagian itu harus memperoleh makna dalam keseluruhan. Arti atau makna Gestalt bergantung pada unsur-unsurnya; clan sebaliknya, arti unsur-unsur itu bergantung pula pada Gestalt.
5. Aliran Behaviorisme (Behaviorism)
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Sama halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson, dalam satu dan lain bentuk, telah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan yang mekanistik dan materialistik, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dari behaviorisme. Seorang di antaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936), seorang ahli fisiologi Rusia.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Tentu saja, behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Skinner berpendapat, kepribadian terutama adalah hasil dari sejarah penguatan pribadi individu (individual's personal history of reinforcement). Meskipun pembawaan genetis (genetis endowment) turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan perilaku khusus yang terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu yang bersangkutan. Skinner tidak tertarik dengan variabel struktural dari kepribadian. Menurutnya, orang mungkin berilusi dalam menjelaskan dan meramalkan perilaku berdasarkan faktor-faktor dalam kepribadian, tetapi ia dapat mengubah perilaku dan mengendalikannya hanya dengan mengubah ciri-ciri lingkungan.
6. Aliran Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada cara kita merasakan, mengolah, menyimpan, dan merespons informasi. Pendekatan kognitif dapat diterapkan pada hampir semua bidang psikologi. Pada bagian terakhir bab ini, kita akan melihat dua contoh pendekatan kognitif. Psikologi kognitif termasuk bidang studi utama yang berdiri sendiri dan sebagian besar isi bab ini disediakan untuk itu.
Dalam hal ini, ada baiknya bila pokok permasalahan psikologi kognitif diperjelas dengan lebih seksama. Secara umum, proses-proses kognitif dapat dibagi menjadi lima bidang studi: persepsi (perception), perhatian (attention), ingatan (memory), bahasa (language), dan berpikir (thinking). Persepsi adalah memasukkan dan menganalisa informasi dari dunia luar. Proses perhatian memungkinkan kita berkonsentrasi pada satu sumber informasi atau lebih dan tetap mempertahankan konsentrasi tersebut. Ingatan adalah simpanan informasi tentang fakta, kejadian, dan keterampilan. Bahasa meliputi penggunaan lambang-lambang sebagai alat komunikasi dan berpikir. Agak sulit untuk mendefinisikan berpikir, tetapi Groome et al. (1999) menyatakan, berpikir meliputi 'beragam aktivitas mental seperti memikirkan gagasan, mendapatkan ide-ide baru, membuat teori, memperdebatkan sesuatu, membuat Keputusan, dan memecahkan masalah.
7. Aliran Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik berkembang sebagai pemberontakan terhadap yang dianggap sebagian ahli psikologi sebagai keterbatasan psikologi perilaku dan psikodinamika. Pada 1930-an dan 1940-an, para ahli teori perilaku membatasi semua tingkah laku manusia menjadi serangkaian respons yang dikondisikan, sementara ahli teori psikodinamika selalu memikirkan teori-teori kompleks mengenai pikiran bawah sadar. Aliran humanistik bertujuan memulihkan keseimbangan dalam psikologi dengan berfokus pada kebutuhan-kebutuhan manusia dan pengalaman manusia biasa lewat sesedikit mungkin teori. Karena itulah, meskipun pengaruhnya dalam psikologi kontemporer tidak sedahsyat nama-nama besar lainnya, pendekatan humanistik sering disebut "kekuatan ketiga" dalam psikologi. Tokoh yang paling berpengaruh, yaitu Carl Rogers dan Abraham Maslow.
Tujuan psikologi humanistik adalah membantu manusia memutuskan apa yang dikehendakinya dan membantu memenuhi potensinya. Artinya, praktek humanistik dalam terapi, pendidikan atau di tempat kerja, selalu dipusatkan untuk menciptakan kondisi-kondisi agar manusia dapat menentukan pikiran dan mengikuti tujuannya sendiri. Beberapa prinsip penting dalam psikologi humanistik yaitu:
Manusia dimotivasi oleh adanya keinginan untuk berkembang dan memenuhi potensinya.
Manusia bisa memilih ingin menjadi seperti apa, dan tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Kita semua bisa memutuskan bagaimana cara kita menjalani hidup. Penekanan pada kehendak bebas (free will) ini sangat berlawanan dengan pendekatan perilaku dan psikodinamika yang lebih menekankan pada apa yang menyebabkan kita berperilaku demikian (ini disebut determinisme).
Kita dipengaruhi oleh cara pandang kita terhadap diri sendiri, yang berasal dari cara orang lain memperlakukan kita.
E. PENGKAJIAN PSIKOLOGI DALAM STUDI ISLAM
Dalam konteks studi islam, ada dua tipe pendekatan terhadap psikologi islami yaitu: Mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan psikologi dalam hubungannya dengan islam adalah konsep psikologi modern yang telah kita kenal selama ini yang telah mengalami proses filterisasi dan di dalamnya terdapat wawasan islam. Jadi, konsep-konsep atau teori aliran-aliran psikologi modern kita terima secara kritis, menurut pandangan ini, tugas kita adalah membuang konsep-konsep yang kontra atau yang anti terhadap islam.
Mereka berpandangan bahwa psikologi modern yang ada dan yang kita kenal pada selama ini bisa sja kita sebut Islami asalkan sesuai dengan pandangan islam. Salah satu aliran psikologi yang termasuk Islami adalah psikologi Humanistik. Seorang pemikir psikologi Islam berpandangan bahwa teori-teori Psikologi barat dapat kita manfaatkan dan dapat disebut psikologi Islami asalkan praktiknya berwawasan Islam. Ia mengungkapkan bahwa konsep tentang struktur kepribadian manusa yang dibangun oleh tokoh-tokoh modern seperti alam sadar, pra sadar dan tak sadar (psikoanalisis), afeksi, konasi & kognisi (Behavior) serta dimensi somatis, psikis dan neotik (Humanistik) dll, dapat kita pandang sebagai Islam setelah semua unsur dalam struktur kepribadian tersebut di ungkap dalam konsep ruh.
Dengan penekanannya pada pengembangan pribadi dan pentingnya pengalaman hidup individu di dunia, tradisi humanistik tergolong unik karena inilah satu-satunya pendekatan psikologi yang cocok dengan gagasan spiritualitas. Walaupun tidak semua pandangan ahli psikologi bersifat spiritual atau religius, walaupun Anda tidak harus menjadi seorang yang religius atau spiritual untuk menerapkan atau menarik manfaat dari psikologi humanistik, namun ada keterkaitan yang kuat antara pendekatan ini dengan keagamaan.
Berdasarkan penjabaran di atas, psikologi Islam di artikan sebagai perspektif modern dengan membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dengan Islam. Psikologi adalah disiplin Ilmu yang sekuler dan karenanya memberikan wawasan Islam terhadap konsep psikologi modern adalah suatu cara agar konsep-konsep yang dipakai mengalami filterisasi dan tidak menyesatkan. Salah satu hal dalam psikologi yang berkaitan dengan dunia Islam sebagai berikut dalam Firman Allah (QS 41: 31), “kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri”. Ayat ini hendak mengungkapkan bahwa di alam semesta ini maupun dalam diri manusia terdapat sesuatu yang menunjukkan adanya tanda-tanda kekuasaan Allah. Yang di maksud dengan “sesuatu” tersebut adalah rahasia-rahasia tentang keadaan alam dan keadaan manusia, maka jadilah manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berilmu.
Dalam hal ini bisa kita lihat lebih dalam bahwa manusia memiliki peranan penting dalam Al-qur’an, kalau diperhatikan lebih cermat, salah satu istilah yang berkenaan dengan manusia yaitu nafs yang di sebut ratusan kali, belum lagi al-naas, al basyar, dan al-insaan. Istilah tersebut menunjukkan betapa Alqur’an banyak sekali berbicara tentang manusia. Secara kompleksitas, dan bisa dijadikan lahan kajian, dalam Al-qur’an banyak yg berbicara tentang diri manusia yang berkaitan dengan psikologi seperti, Nafs, Ruh, Aql, Qolb, Fitrah, Akhlak dsb. Jiwa atau Nafs bukanlah hal yang berdiri sendiri. Ia merupakan satu kesatuan dengan keadaan badan. Antara jiwa dan badan muncul suatu kesinambungan yang mencerminkan adanya totalitas dan unitas.
Secara garis besar, psikologi juga banyak kaitannya dengan agama, menurut Jalaludin dalam bukunya Psikologi Agama, psikologi agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Menurt Prof Zakiyah Drajat, menyatakan bahwa lapangan penelitian psikologi agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan (terhadap suatu agama yang di anut). Dalam hal ini bisa dikaitkan denga teori humanistik bahwasanya manusia adalah makhluk yang positif, manusia bisa memilih ingin menjadi seperti apa, dan tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Dalam hal ini manusia bisa memilih akan menjalankan agama yang dianut seperti apa, mengikuti perasaan hati dan kesadaran atas apa yang dia kerjakan.
Seperti penjabaran di atas, hasil kajan ppsikologi juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai lapangan kehdupan seperti kehidupan, seperti bidang pendidikan, interaksi sosial, perkembangan manusia dan lain sebagainya. Dalam bidang pendidikan di sini diartikan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagai hakikat kejadiannya. Jadi dalam pengertian pendidikan Islam ini tidak hanya dibatasi oleh institusi atau lapangan pendidikan tertentu, pendidikan Islam diartikan dalam ruang lingkup yang luas. Salah satu contohnya pendidikan dalam keluarga, pendidikan pertama pada anak adalah keluarga, dari keluarga anak belajar banyak hal seperti sopan-santun, belajar mengenal agama sampai pada tolerasi dan kasih sayang. Karena ibaranya keluarga merupakan lingkungan kecil yang membentuk suatu karakter pada diri anak. Oleh sebab itu diharapka orang tua sebagai pendidik sekaligus modelling bagi anak, dapat memberikan contoh yang baik, karena pada dasarnya anak belajar dari apa yang dia lihat, apa yang dia model, hal ini kaitannya dengan psikologi perilaku (behavior).
F. KESIMPULAN
Dari berbagai macam uraian di atas, definisi psikologi adalah: Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti "jiwa", dan logos yang berarti ,"ilmu". Jadi, secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Psikologi itu merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa. Akan tetapi oleh karena jiwa itu sendiri tidak tampak, maka yang dapat dilihat atau diobservasi ialah prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu. Karena itu psikologi merupakan ilmu yang meneliti atau mempelajari tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi hidup kejiwaan. Prilaku atau aktivitas disini dalam arti yang sangat luas yaitu meliputi prilaku yang tampak/kelihatan (overt behavior) dan juga prilaku yang tidak tampak (innert behavior) atau menurut Woodworth ialah aktivitas motorik, kognitif dan emosional.
Karena pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang membahas tentang keadaan kejiwaan manusia, aktivitas kejiwaan yang tampak maupun yang tidak tampak. Oleh karena itu sangat erat sekali kaitannya dengan manusia dan Islam, bahkan dalam Al-Qur’an banyak sekali hal-hal yang dijelaskan berkaitan dengan Nafs, yaitu jiwa manusia. Hubungan psikologi dengan studi islam adalah banyak sekali dalam berbagai aspek kehidupan, dalam bidang pendidikan, sosial, perkembangan manusia, bahkan ada psikologi Agama, Psikologi Dzikir, Psikologi sosial dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Ancok, D. & Suroso. 1994. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Jalaluddin. H. 2008. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sianturi, N. 2004. Materi Ajar Psikologi Umum. Hand Out Psikologi Umum
Watson J.B. (1913) Psychology as the behaviorist views it. Psychological Review 20, 158-177.
Walgito, B. 2000. Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset
Widyana, R. 2008. Psikologi Kognitif. Hand Out Psikologi Kognitif
A. PENDAHULUAN
Apa yang menarik perhatian manusia? "One thing only interests all human being always, and that is the human being himself,." kata John M. Siddal, editor American Magazine (Miller, dalam Mott and others, 1969:62). Jadi hanya satu hal saja yang selalu menarik perhatian manusia, yaitu manusia itu sendiri. Memang, di antara sekian banyak segi kehidupan dunia yang telah diteliti manusia, yang paling menarik adalah manusia itu sendiri.
Ada juga yang mempunyai alasan mempelajari psikologi atau pengetahuan perilaku manusia itu, karena untuk lebih mengenal diri, mengenal siapa "aku" ini sebenarnya, dan dengan pengenalan ini, dia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orang lain: Di sini, kemudian muncul alasan lain, yaitu keinginan untuk bergaul dengan orang lain. Mereka harus tahu mengapa orang itu berpikir, berperasaan, dan berbuat menurut caranya sendiri-sendiri.
Dengan mempelajari psikologi, berarti ada usaha untuk mengenal manusia. Mengenal berarti dapat memahami; berarti pula kita dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku dan kepribadian manusia beserta aspek-aspeknya. Dengan mempelajari psikologi, kita berusaha mengetahui aspek-aspek kepribadian (personality traits). Salah satu sikap kepribadian itu, misalnya, sikap keterbukaan, yaitu terbuka terhadap dunia luar, bersedia memahami perasaan orang lain (empati), dan lain sebagainya. Dan sikap ini bersifat menetap serta menjadi ciri bagi orang yang bersangkutan, yang merupakan sifat yang unik, yang individual dari orang tersebut.
B. SEJARAH ILMU PSIKOLOGI
Pada zaman sebelum Masehi, jiwa manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf. Saat itu, para Filsuf sudah membicarakan aspek-aspek kejiwaan manusia dan mereka mencari dalil, pengertian, serta pelbagai aksioma umum, yang berlaku pada manusia. Ketika itu, psikologi memang sangat dipengaruhi oleh cara-cara berpikir filsafat dan terpengaruh oleh filsafatnya sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena para ahli psikologi pada masa itu adalah juga ahli-¬ahli filsafat atau para ahli filsafat waktu itu juga ahli psikologi. Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para ahli ilmu faal (fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi juga dipengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan ilmu faal, meskipun masih erat hubungannya dengan ilmu kedokteran, yaitu hipnotisme.
Psikologi, dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri oleh Wilhelm Wundt dengan didirikannya Laboratorium Psikologi pertama di dunia, di Leipzig, pada tahun 1879. Sebelumnya, bibit-bibit psikologi sosial mulai tumbuh, yaitu ketika Lazarus & Steindhal pada tahun 1860 mempelajari bahasa, tradisi, dan institusi masyarakat untuk menemukan "jiwa umat manusia" (human mind) yang berbeda dari "jiwa individual".
Usaha Lazarus & Steindhal, yang sangat dipengaruhi oleh ilmu antropologi tersebut, kemudian dikembangkan oleh Wundt sendiri, yang pada tahun 1880, mulai mempelajari "Psikologi Rakyat" (Folk Psychology) dan menyejajarkannya dengan psikologi individual dalam eksperimen-¬eksperimennya. Eksperimen Wundt dalam bidang psikologi rakyat itu, antara lain, untuk menemukan "proses mental yang lebih tinggi" (higher mental process) dari kelompok atau rakyat, yang berbeda dari proses mental individual.
Yang diteliti dalam laboratorium psikologi tersebut, terutama mengenai gejala pengamatan dan tanggapan manusia, seperti persepsi, reproduksi, ingatan, asosiasi, dan fantasi. Tampak benar bahwa tokoh-tokoh psikologi eksperimental ini terutama meneliti gejala-gejala yang termasuk Bewusztseinpsychologie, atau gejala-gejala psikis yang berlangsung di dalam jiwa yang sadar bagi diri manusia itu, sesuai dengan rumusan Descartes mengenai jiwa, yaitu bahwa ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala kesadaran manusia. Gejala-gejala jiwa "bawah sadar" belum diperhatikannya. Tokoh lain pada awal dijadikannya psikologi sebagai ilmu yang mandiri, selain Fechner, adalah Herman Ludwig Ferdinand von Helmholtz (1821¬1894). Helmholtz dikenal sebagai seorang empiriskus dengan keahlian dalam ilmu faal, fisika, dan psikologi. la dilahirkan di dekat Berlin di Potsdam. Ayahnya adalah seorang tentara yang kemudian menjadi guru dalam mata pelajaran filsafat dan bahasa (filologi).
Beberapa penemuan penting dari Helmholtz yang perlu dicatat adalah Tahun 1850, ia menghitung kecepatan jalannya impuls; tahun 1856, ia mengemukakan bahwa semua warna sebenarnya berasal dari tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru; tahun 1863, ia mengemukakan bahwa perbedaan suara yang dapat kita dengar disebabkan adanya reseptor pada telinga bagian dalam (cochlea atau rumah siput), dan reseptor ini disebut membrana basillaris. Selain itu, ia juga banyak menyelidiki tentang pengamatan, kemudian ia mengemukakan suatu doktrin yang disebut unconscious inference atau unbewusster suhluse, yaitu penyimpulan terhadap suatu rangsang dipengaruhi oleh adanya; faktor-faktor yang tidak disadari. Apa yang masuk dalam pengamatan kita, kadang-kadang hanya samar atau mungkin hanya sebagian saja yang mastik dalam lapangan pengamatan kita. Meskipun demikian, kita dapat mangamati rangsang itu dengan jelas ataupun mengamati objek secara keseluruhan.
C. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti "jiwa", dan logos yang berarti ,"ilmu". Jadi, secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Begitulah, untuk rentang waktu yang relatif lama, terutama ketika psikologi masih merupakan bagian atau cabang dari filsafat, psikologi diartikan seperti pengertian tersebut. "Pada masa lampau," demikian kata Paul Mussen dan Mark R. Rosenzwieg dalam buku mereka, Psychology an Entroduction, "psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran), namun dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Ada dua macam pengertian Ilmu Jiwa yang dikemukakan oleh Gerungan, yaitu : lmu jiwa itu merupakan istilah bahasa indonesia sehari-hari dan dikenal tiap-tiap orang sehingga ilmu jiwa dapat digunakan dalam arti yang luas dan telah lazim dipahami orang, dan ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan tetapi juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu.
Sekalipun sulit untuk memberikan jawaban atas pertanyaan apa sebenarnya jiwa itu namun pada kenyataannya manusia itu berjiwa. Sekalipun jiwa itu sendiri tidak tampak tetapi dapat dilihat dari keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai gejala-gejala kehidupan kejiwaan. Mis, orang yang sedang menggerutu, suatu pertanda ada perasaan tidak senang dalam hatinya. Orang yang lari menandakan bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikan atau menghidari sesuatu dan lainnya.
Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan diatas, ada baiknya kita melihat lagi beberapa pendapat dari para ahli tentang apa yang dimaksud dengan psikologi.
1. Menurut Wundt (Devidoff,1981); Psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (The Science of Human Consciouness). Dimana para ahli psikologi akan mempelajari proses-proses elementer dari kesadaran manusia itu. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
2. Menurut Woodworth dan Marquis (1957); mengajukan pendapat bahwa yang dimaksud dengan psikologi itu merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu dalam arti yang luas baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosional.
3. Menurut Branca (1964); Dalam bukunya berjudul Psychology : The science of Behavior, telah jelas bahwa apa yang dimaksud dengan psikologi merupakan ilmu tentang prilaku dan dalam hal ini menyangkut prilaku pada manusia.
Senada dengan yang diungkapkan Branca dikemukakan lagi oleh Morgan (1984) yang menyatakan bahwa Psychology is the science of human and animal behavior, namun penerapan ilmu itu pada manusia. Demikian pula yang dikemukakan oleh Sartain (1967) yang menyatakan bahwa psikologi merupakan The science of human behavior. Apabila ditelaah pendapat dari Woodworth dan Marquis, Branca, Morgan serta Sartain jelas terlihat hal yang senada. Namun dengan penjelasan diatas menunjukkan bahwa para ahli tidak mempunyai kata sepakat dalam mendefinisikan apa itu psikologi.
Seperti yang telah dikemukakan diatas psikologi itu merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa. Akan tetapi oleh karena jiwa itu sendiri tidak tampak, maka yang dapat dilihat atau diobservasi ialah prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu. Karena itu psikologi merupakan ilmu yang meneliti atau mempelajari tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi hidup kejiwaan. Prilaku atau aktivitas disini dalam arti yang sangat luas yaitu meliputi prilaku yang tampak/kelihatan (overt behavior) dan juga prilaku yang tidak tampak (innert behavior) atau menurut Woodworth ialah aktivitas motorik, kognitif dan emosional.
D. ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
1. Strukturalisme (Structuralism)
Struktur adalah sebuah bangunan yang terdiri atas berbagai unsur yang satu sama lain berkaitan. Dengan demikian, setiap perubahan yang terjadi pada sebuah unsur struktur akan mengakibatkan perubahan hubungan antarunsur tersebut. Jadi, hubungan antarunsur akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang. Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan metode introspeksi. Pada masa itu, tercatat satu aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme. Tokoh psikologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt.
Wundt dan pengikut-pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah "struktur" yang terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawaan-persenyawaan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Mereka bekerja atas dasar premis bahwa bidang usaha psikologi itu, terutama, adalah menyelidiki "struktur" kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukannya. Pendekatan mereka yang terutama ialah dengan analisis introspektif.
Seperti tercermin dalam namanya, aliran ini berpendapat bahwa untuk mempelajari gejala kejiwaan, kita harus mempelajari isi dan struktur kejiwaan. Kaum strukturalis, yang dipelopori oleh Wundt, menggunakan metode introspeksi atau mawas diri, yaitu orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Misalnya, kepada orang percobaan ditunjukkan sebuah warna atau bentuk; setelah itu, ia diminta untuk mengatakan apakah bentuk itu indah atau tidak indah, menarik atau tidak menarik, dan sebagainya. Karena metode introspeksi ini, strukturalisme dapat juga disebut sebagai psikologi introspeksi (introspective psychology).
Ciri-ciri dari psikologi strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atas proses kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen¬-elemen dasar, serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antarelemen kesadaran tersebut. Karena pandangannya yang elementalistik ini, psikologi strukturalisme disebut juga psikologi elementalisme. Selain dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, kesadaran, oleh Wundt dan oleh para ahli psikologi lainnya pada masa itu, dipandang sebagai aspek yang utama dari kehidupan mental. Segala sesuatu atau proses yang terjadi dalam diri manusia, selalu dianggap bersumber pada kesadaran.
2. Aliran Fungsionalisme (Functional Psychology)
Aliran psikologi ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme.tentang keadaan-keadaan mental. Jika para strukturalis bertanya "Apa kesadaran itu", para fungsionalis bertanya "Untuk apa kesadaran itu". Apa tujuan dan fungsinya? Karena ingin mempelajari cara orang menggunakan pengalaman mental untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar, mereka disebut fungsionalis.
Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis Drever (1988 menyebut fungsionalisme (functional Psychology) sebagai suatu jenis psikologi yang menggarisbawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan organisme itu, dan bukan menggambarkan atau menganalisis fakta-fakta pengalaman atau kelakuan; atau suatu psikologi yang mendekati masalah pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang statis.
Apa pun rumusan tentang fungsionalisme, aliran psikologi ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, beremosi, memersepsi, dan mengindrai adalah aktivitas-aktivitas atau operasi-operasi dari sebuah organisme dalam kesalinghubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting. Aktivitas ini memudahkan kontrol organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan atau penarikan diri, pengenalan, pengarahan, dan lain-lain. Seluruh organisme dapat dianalisis sebagai sebuah sistem umpan batik dan stimulus respons.
3. Aliran Psikoanalisis
Lahirnya aliran psikoanalisis dalam dunia psikologi oleh para ahli psikologi sering dianalogikan dengan revolusi Convernican dalam natural science; dicaci, ditolak, tapi pada akhirnya diagungkan. Kritik terhadap Sigmund Freud (1856-1940) sebagai "bapak psikoanalisis" lebih didasarkan pada metodenya yang dianggap tidak baku, subjektif, dan jumlah klien sedikit dan semuanya pasien klinis (penderita gangguan jiwa). Para penentang Freud tidak bisa menerima bahwa analisis dari para pasien sakit jiwa dapat digeneralisasikan pada populasi umum.
Di pihak lain, Freud dianggap banyak memberi kontribusi pada perkembangan psikologi, khususnya dalam hal mengembangkan konsep motivasi dari alam ketidaksadaran dan mengarahkan fokus penelitian pada pengaruh pengalaman masa awal kehidupan atau masa anak terhadap perkembangan kepribadian selanjutnya sampai dewasa. Di samping itu, Freud juga merangsang studi yang intensif tentang emosi, yaitu cinta, takut, cemas, dan seks.
Dalam soal seks, teori Freud yang menyatakan bahwa satu-satunya hal yang mendorong kehidupan manusia adalah dorongan id (libido seksualita), mendapat tantangan keras. Dalam libido seksualitas, seseorang berusaha mempertahankan eksistensinya karena bermaksud memenuhi hasrat seksualnya. Teori ini dipandang menyederhanakan kompleksitas dorongan hidup yang ada dalam diri manusia. Dalam pandangan psikologi humanistik, teori Freud hanya menjelaskan adanya kebutuhan yang paling mendasar dari manusia, yaitu kebutuhan fisiologis dan tak mampu memberikan penjelasan untuk empat kebutuhan manusia yang lain.
Tak ayal lagi, teori Freud yang banyak menyelidiki sexual instinct manusia ini merupakan daya tarik, sekaligus sumber kehebohan. Seksualitas, bagi Freud, merupakan daya hidup. Libido, istilah Freud, merupakan life instinct yang memberi motivasi manusia untuk makan, minum, beristirahat, dan prokreasi. Kaum agama dan sebagian intelektual, dengan sisa pengaruh Victorian yang kuat waktu itu mencaci (teori) Freud yang pen-seksual habis¬-habisan. Selain itu, Freud juga mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian, yang disebut Id atau Es, Ego atau Ich, dan Super-go atau Uber Ich. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia - pusat insting.
Id selalu berprinsip memenuhi kesenangannya sendiri (pleasure principle), termasuk di dalamnya naluri, seks dan agresivitas (Sarwono, 1997:58). Meskipun Id mampu melahirkan keinginan, ia tidak mampu memuaskan keinginannya. Sistem kepribadian yang kedua ialah Ego. Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dan 'tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu me~undukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi yang normal). Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle).
Sistem kepribadian yang ketiga Super-Ego - berisi kata hati atau conscience. Kata hati ini berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai-nilai moral, sehingga merupakan kontrol atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari Id. Super-Ego menghendaki agar dorongan-dorongan tertentu saja dari Id yang direalisasikan; sedangkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral, tetap tidak dipenuhi. Karena itu, ada semacam kontradiksi antara Id dan Super Ego yang harus dapat memenuhi tuntunan kedua sistem kepribadian lainnya ini secara seimbang. Kalau Ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari Id dan larangan-larangan dari Super Ego, individu yang bersangkutan akan menderita konflik batin yang terus-menerus; dan konflik ini akan menjadi dasar dari neurose.
4. Aliran Psikologi Gestalt (Gestalt Psychology)
Berbagai istilah bahasa Inggris telah dicoba untuk menerjemahkan istilah Gestalt ini, antara lain Shape Psychology (diajukan oleh Spearman) dan Configurationism (diajukan oleh Titchener). Namun, istilah-istilah tersebut rupanya, tidak "pas"; dalam arti, tidak bisa menggambarkan arti yang sesungguhnya dari istilah itu dalam bahasa Jerman. Sebab itu, istilah Gestalt tetap digunakan sebagaimana adanya dalam bahasa Inggris dan juga oleh kalangan para ahli psikologi di Indonesia.
Eksperimen Gestalt pertama, menurut Atkinson clan kawan-kawan, adalah mempelajari gerakan, terutama fenomena phi. Jika dua cahaya dinyalakan secara berurutan (asalkan waktu dan lokasi spasialnya tepat), subjek melihat cahaya tunggal bergerak dari posisi cahaya pertama ke cahaya kedua. Fenomena kesan pergerakan ini telah banyak diketahui, tetapi ahli psikologi Gestalt menangkap kepentingan teoretis pola stimuli dalam menghasilkan efek. Pengalaman kita bergantung pada pola yang dibentuk oleh stimuli dan pada organisasi pengalaman, menurut mereka. Apa yang kita lihat adalah relatif terhadap latar belakang, dengan aspek lain dari keseluruhan. Keseluruhan berbeda dengan penjumlahan bagian-bagiannya; keseluruhan terbagi atas bagian dari suatu hubungan.
Memang, seperti disinggung di muka, bagi aliran Gestalt, yang utama bukanlah elemen, tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis ke dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan, dalam pandangan aliran Gestalt, lebih dari sekadar penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan itu lebih dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya, dan bagian¬bagian itu harus memperoleh makna dalam keseluruhan. Arti atau makna Gestalt bergantung pada unsur-unsurnya; clan sebaliknya, arti unsur-unsur itu bergantung pula pada Gestalt.
5. Aliran Behaviorisme (Behaviorism)
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Sama halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson, dalam satu dan lain bentuk, telah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan yang mekanistik dan materialistik, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dari behaviorisme. Seorang di antaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936), seorang ahli fisiologi Rusia.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Tentu saja, behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Skinner berpendapat, kepribadian terutama adalah hasil dari sejarah penguatan pribadi individu (individual's personal history of reinforcement). Meskipun pembawaan genetis (genetis endowment) turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan perilaku khusus yang terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu yang bersangkutan. Skinner tidak tertarik dengan variabel struktural dari kepribadian. Menurutnya, orang mungkin berilusi dalam menjelaskan dan meramalkan perilaku berdasarkan faktor-faktor dalam kepribadian, tetapi ia dapat mengubah perilaku dan mengendalikannya hanya dengan mengubah ciri-ciri lingkungan.
6. Aliran Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada cara kita merasakan, mengolah, menyimpan, dan merespons informasi. Pendekatan kognitif dapat diterapkan pada hampir semua bidang psikologi. Pada bagian terakhir bab ini, kita akan melihat dua contoh pendekatan kognitif. Psikologi kognitif termasuk bidang studi utama yang berdiri sendiri dan sebagian besar isi bab ini disediakan untuk itu.
Dalam hal ini, ada baiknya bila pokok permasalahan psikologi kognitif diperjelas dengan lebih seksama. Secara umum, proses-proses kognitif dapat dibagi menjadi lima bidang studi: persepsi (perception), perhatian (attention), ingatan (memory), bahasa (language), dan berpikir (thinking). Persepsi adalah memasukkan dan menganalisa informasi dari dunia luar. Proses perhatian memungkinkan kita berkonsentrasi pada satu sumber informasi atau lebih dan tetap mempertahankan konsentrasi tersebut. Ingatan adalah simpanan informasi tentang fakta, kejadian, dan keterampilan. Bahasa meliputi penggunaan lambang-lambang sebagai alat komunikasi dan berpikir. Agak sulit untuk mendefinisikan berpikir, tetapi Groome et al. (1999) menyatakan, berpikir meliputi 'beragam aktivitas mental seperti memikirkan gagasan, mendapatkan ide-ide baru, membuat teori, memperdebatkan sesuatu, membuat Keputusan, dan memecahkan masalah.
7. Aliran Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik berkembang sebagai pemberontakan terhadap yang dianggap sebagian ahli psikologi sebagai keterbatasan psikologi perilaku dan psikodinamika. Pada 1930-an dan 1940-an, para ahli teori perilaku membatasi semua tingkah laku manusia menjadi serangkaian respons yang dikondisikan, sementara ahli teori psikodinamika selalu memikirkan teori-teori kompleks mengenai pikiran bawah sadar. Aliran humanistik bertujuan memulihkan keseimbangan dalam psikologi dengan berfokus pada kebutuhan-kebutuhan manusia dan pengalaman manusia biasa lewat sesedikit mungkin teori. Karena itulah, meskipun pengaruhnya dalam psikologi kontemporer tidak sedahsyat nama-nama besar lainnya, pendekatan humanistik sering disebut "kekuatan ketiga" dalam psikologi. Tokoh yang paling berpengaruh, yaitu Carl Rogers dan Abraham Maslow.
Tujuan psikologi humanistik adalah membantu manusia memutuskan apa yang dikehendakinya dan membantu memenuhi potensinya. Artinya, praktek humanistik dalam terapi, pendidikan atau di tempat kerja, selalu dipusatkan untuk menciptakan kondisi-kondisi agar manusia dapat menentukan pikiran dan mengikuti tujuannya sendiri. Beberapa prinsip penting dalam psikologi humanistik yaitu:
Manusia dimotivasi oleh adanya keinginan untuk berkembang dan memenuhi potensinya.
Manusia bisa memilih ingin menjadi seperti apa, dan tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Kita semua bisa memutuskan bagaimana cara kita menjalani hidup. Penekanan pada kehendak bebas (free will) ini sangat berlawanan dengan pendekatan perilaku dan psikodinamika yang lebih menekankan pada apa yang menyebabkan kita berperilaku demikian (ini disebut determinisme).
Kita dipengaruhi oleh cara pandang kita terhadap diri sendiri, yang berasal dari cara orang lain memperlakukan kita.
E. PENGKAJIAN PSIKOLOGI DALAM STUDI ISLAM
Dalam konteks studi islam, ada dua tipe pendekatan terhadap psikologi islami yaitu: Mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan psikologi dalam hubungannya dengan islam adalah konsep psikologi modern yang telah kita kenal selama ini yang telah mengalami proses filterisasi dan di dalamnya terdapat wawasan islam. Jadi, konsep-konsep atau teori aliran-aliran psikologi modern kita terima secara kritis, menurut pandangan ini, tugas kita adalah membuang konsep-konsep yang kontra atau yang anti terhadap islam.
Mereka berpandangan bahwa psikologi modern yang ada dan yang kita kenal pada selama ini bisa sja kita sebut Islami asalkan sesuai dengan pandangan islam. Salah satu aliran psikologi yang termasuk Islami adalah psikologi Humanistik. Seorang pemikir psikologi Islam berpandangan bahwa teori-teori Psikologi barat dapat kita manfaatkan dan dapat disebut psikologi Islami asalkan praktiknya berwawasan Islam. Ia mengungkapkan bahwa konsep tentang struktur kepribadian manusa yang dibangun oleh tokoh-tokoh modern seperti alam sadar, pra sadar dan tak sadar (psikoanalisis), afeksi, konasi & kognisi (Behavior) serta dimensi somatis, psikis dan neotik (Humanistik) dll, dapat kita pandang sebagai Islam setelah semua unsur dalam struktur kepribadian tersebut di ungkap dalam konsep ruh.
Dengan penekanannya pada pengembangan pribadi dan pentingnya pengalaman hidup individu di dunia, tradisi humanistik tergolong unik karena inilah satu-satunya pendekatan psikologi yang cocok dengan gagasan spiritualitas. Walaupun tidak semua pandangan ahli psikologi bersifat spiritual atau religius, walaupun Anda tidak harus menjadi seorang yang religius atau spiritual untuk menerapkan atau menarik manfaat dari psikologi humanistik, namun ada keterkaitan yang kuat antara pendekatan ini dengan keagamaan.
Berdasarkan penjabaran di atas, psikologi Islam di artikan sebagai perspektif modern dengan membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dengan Islam. Psikologi adalah disiplin Ilmu yang sekuler dan karenanya memberikan wawasan Islam terhadap konsep psikologi modern adalah suatu cara agar konsep-konsep yang dipakai mengalami filterisasi dan tidak menyesatkan. Salah satu hal dalam psikologi yang berkaitan dengan dunia Islam sebagai berikut dalam Firman Allah (QS 41: 31), “kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri”. Ayat ini hendak mengungkapkan bahwa di alam semesta ini maupun dalam diri manusia terdapat sesuatu yang menunjukkan adanya tanda-tanda kekuasaan Allah. Yang di maksud dengan “sesuatu” tersebut adalah rahasia-rahasia tentang keadaan alam dan keadaan manusia, maka jadilah manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berilmu.
Dalam hal ini bisa kita lihat lebih dalam bahwa manusia memiliki peranan penting dalam Al-qur’an, kalau diperhatikan lebih cermat, salah satu istilah yang berkenaan dengan manusia yaitu nafs yang di sebut ratusan kali, belum lagi al-naas, al basyar, dan al-insaan. Istilah tersebut menunjukkan betapa Alqur’an banyak sekali berbicara tentang manusia. Secara kompleksitas, dan bisa dijadikan lahan kajian, dalam Al-qur’an banyak yg berbicara tentang diri manusia yang berkaitan dengan psikologi seperti, Nafs, Ruh, Aql, Qolb, Fitrah, Akhlak dsb. Jiwa atau Nafs bukanlah hal yang berdiri sendiri. Ia merupakan satu kesatuan dengan keadaan badan. Antara jiwa dan badan muncul suatu kesinambungan yang mencerminkan adanya totalitas dan unitas.
Secara garis besar, psikologi juga banyak kaitannya dengan agama, menurut Jalaludin dalam bukunya Psikologi Agama, psikologi agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Menurt Prof Zakiyah Drajat, menyatakan bahwa lapangan penelitian psikologi agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan (terhadap suatu agama yang di anut). Dalam hal ini bisa dikaitkan denga teori humanistik bahwasanya manusia adalah makhluk yang positif, manusia bisa memilih ingin menjadi seperti apa, dan tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Dalam hal ini manusia bisa memilih akan menjalankan agama yang dianut seperti apa, mengikuti perasaan hati dan kesadaran atas apa yang dia kerjakan.
Seperti penjabaran di atas, hasil kajan ppsikologi juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai lapangan kehdupan seperti kehidupan, seperti bidang pendidikan, interaksi sosial, perkembangan manusia dan lain sebagainya. Dalam bidang pendidikan di sini diartikan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagai hakikat kejadiannya. Jadi dalam pengertian pendidikan Islam ini tidak hanya dibatasi oleh institusi atau lapangan pendidikan tertentu, pendidikan Islam diartikan dalam ruang lingkup yang luas. Salah satu contohnya pendidikan dalam keluarga, pendidikan pertama pada anak adalah keluarga, dari keluarga anak belajar banyak hal seperti sopan-santun, belajar mengenal agama sampai pada tolerasi dan kasih sayang. Karena ibaranya keluarga merupakan lingkungan kecil yang membentuk suatu karakter pada diri anak. Oleh sebab itu diharapka orang tua sebagai pendidik sekaligus modelling bagi anak, dapat memberikan contoh yang baik, karena pada dasarnya anak belajar dari apa yang dia lihat, apa yang dia model, hal ini kaitannya dengan psikologi perilaku (behavior).
F. KESIMPULAN
Dari berbagai macam uraian di atas, definisi psikologi adalah: Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti "jiwa", dan logos yang berarti ,"ilmu". Jadi, secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Psikologi itu merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa. Akan tetapi oleh karena jiwa itu sendiri tidak tampak, maka yang dapat dilihat atau diobservasi ialah prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu. Karena itu psikologi merupakan ilmu yang meneliti atau mempelajari tentang prilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manivestasi hidup kejiwaan. Prilaku atau aktivitas disini dalam arti yang sangat luas yaitu meliputi prilaku yang tampak/kelihatan (overt behavior) dan juga prilaku yang tidak tampak (innert behavior) atau menurut Woodworth ialah aktivitas motorik, kognitif dan emosional.
Karena pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang membahas tentang keadaan kejiwaan manusia, aktivitas kejiwaan yang tampak maupun yang tidak tampak. Oleh karena itu sangat erat sekali kaitannya dengan manusia dan Islam, bahkan dalam Al-Qur’an banyak sekali hal-hal yang dijelaskan berkaitan dengan Nafs, yaitu jiwa manusia. Hubungan psikologi dengan studi islam adalah banyak sekali dalam berbagai aspek kehidupan, dalam bidang pendidikan, sosial, perkembangan manusia, bahkan ada psikologi Agama, Psikologi Dzikir, Psikologi sosial dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Ancok, D. & Suroso. 1994. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Jalaluddin. H. 2008. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sianturi, N. 2004. Materi Ajar Psikologi Umum. Hand Out Psikologi Umum
Watson J.B. (1913) Psychology as the behaviorist views it. Psychological Review 20, 158-177.
Walgito, B. 2000. Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset
Widyana, R. 2008. Psikologi Kognitif. Hand Out Psikologi Kognitif
Langganan:
Postingan (Atom)