Senin, 10 Januari 2011

A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Menjelaskan tentang pemimpin dari dimensi pemimpin sendiri merupakan hal yang sangtlah menarik untuk terus dikaji dalam segala sudut pandang, polemic pemimpin telah sampai menjadi hal yang oleh sebagian orang bias menjadi tujuan, visi hidup sampai pada tataran menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin, sebagian orang haruslah memahami terlebih dahulu bagaimana pemimpin yang ideal dari segi cara pemimpin, tugas, kewajiban dan tanggungjawab pemimpin, terkadang kerakusan manusia untuk menjadi pemegang kekuasaan (pemimpin) telah membawa manusia meminjam istilah Amin Abdullah “:untuk tidak mengatakan” pada tataran mausia yang lebih rendah dari binatang, tergambar jelas kuantitas pemimpin di negeri ini yang memiliki kwalitas pemimpin yang mumpuni, yang mengerti sendi-sendi kepemimpinan, sehingga secara personal mampu memiliki kecakapan sebagai pemimpin dan secara social dapat menjalakan kepemimpinan dengan penuh tanggung jawab baik .
Dari gambaran diatas maka sesungguhnya apabila seseorang ingin atau telah menjadi pemimpin maka niscaya haruslah memiliki kesadaran penuh dalam menjalani kewajiban sebagai pemimpin. Dalam literature di jelaskan beberapa sifat ideal pemimpin dari dua kutub pemikiran besa dunia, antara pesfektif barat dan perspektif islam yaitu:
a. Perspektif Barat
• Memiliki kemampuan mempengaruhi dan membujuk orang lain
• Memiliki kemampuan manajerial yang baik
• Memiliki konsep relasi dimana pemimpin yang efektif harus mampu menjadi sumber ispirasi bagi orang-orang yang dipimpin
• Memiliki visi yang jelas, serta mampu menerjemahkan visi tersebut sebagai misi yang dilaksanakan bawahannya
• Memiliki sikaap yang optimistis dalam mengemban amanah organisasi
• Memiliki intrait approach (pendekatan watak) yang mencolok sebagai hasil dari proses latihan dan pendekatan situsional atau prlaku yang tersimak (observed behavior) bukan pada pembawaan (inborn) yang hipotetikal
b. Perspektif Islam
• Harus mampu memimpin dan mengendalikan dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain
• Memiliki kemampuan manajerial yang baik karena seorang pemimpin itu dipilih dari orang-orang dengan kualitas yang terbaik
• Memiliki konsep relasi yang baik karena seorang pemimpin harus mampu menjembatani berbagai perbedaan yang ada ditengah-tengah massyarakatnya.
• Visinya adalah al qur`an
• Memiliki sikap tawadhu dan mawas diri dalam mengemban amanah allah
• Memiliki sifat siddiq (benar) Amanah (terpercaya) tabligh (menyampaikan apa adanya) fathanah ( pandai).
Maka dari sifat ideal pemimpin diatas dikatakan pemimpin hauslah memiliki sifat ideal tersebut diatas guna mengemban tugas kemmimpinan sehingga menjadikan individu menjadi pemimpin yang mempunyai dedikasi dalam kepemimpinan.
B. Pengertian Pemimpin
Terdapat banyak definisi tentang kepemimpinan yang slah satu tokoh Ott (1996) dalam Aunur mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses hubungan antar pribadi yang didalamnya sesorang mempengaruhi sikap, kepercayaan dan prilaku oaring lain. Dan dalam literature yang sama Locke et al (1991) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah untuk menjuju suatu sasarab bersama. Sejalan dengan dua pendapat diatas, Soehardi Sigit mengatakan mengutip pendapat Gorge R Terry yang mengatakan , Leadership is the relation ship in which one person, the leader, influences the others to work together willingly on related task to attain that which the leader desire” (kepemimpinan adalah hubungan dimana didalamnya antara orang dan pemimpin saling mempengaruhi agar mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin).
C. Sanad dan Matan Hadits
1. Hadis dari jalur periwayatan Bukhari
حدثنا أبو اليمان أخبرنا شعيب عن الزهري قال أخبرني سالم بن عبد الله عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ثم كلكم راع ومسؤول عن رعيته فالإمام راع وهو مسؤول عن رعيته والرجل في أهله راع وهو مسؤول عن رعيته والمرأة في بيت زوجها راعية وهي مسؤولة عن رعيتها والخادم في مال سيده راع وهو مسؤول عن رعيته قال فسمعت هؤلاء من رسول الله صلى الله عليه وسلم وأحسب النبي صلى الله عليه وسلم قال والرجل في مال أبيه راع وهو مسؤول عن رعيته فكلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
Artinya :
Diikatakan kepada kami dari Abu Yaman, dikabarkan Syuaib dari Zuhri berkata: aku diberitahu Salim bin Abdullah dari Abdullah bin Umar bahwasanya dia mendengar Rsulullah Saw bersabda : dari setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab apa yang kalian pimpin, Imam adalah pemimpin dia bertanggung jawab ataas yang dipimpinnya, Laki-laki didalam keluarganya adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya, wanita dirumah suaminya adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya, pembantu atas harta tuannya adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas pa yang dipimpinnya. Kemudian dia berkata aku mendengat dari yang lain bahwasanya Nabi bersabda : lelaki atas harta orang tuanya adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinya, dan kalian semua adalah pemimpin dan kalian bertanggung jawab atas apa yang kalian pimpin. (H.R. Bukhariu )
2. Hadis dari jalur periwayatan Imam Ahmad
ثنا يحيى عن عبيد الله أخبرني نافع عن بن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته فالأمير الذي على الناس راع عليهم وهو مسئول عنهم والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهى مسئولة عنهم وعبد الرجل راع على بيت سيده وهو مسئول عنه ألا فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته
Artinya :
Dikatakan kepada kami dari Yahya dari Ubaidillah diberitakan kepada kami Nafi` dari Ibnuy Umar berkata : bersabda Rasulullah setiapkalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan bertanggung jawab atas apa yang kalian pimpin, penguasa adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpin, laki-laki pemimpin dalam keluarga dan bertanggung jawab atas keluarga yang dipimpin, wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya dan dia bertanggung jawab atas nya, hamba sahya adalah pemimpin atas rumah tuannya dan beretanggung jawab atasnya. Maka kalian semua adlah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpin.(H.R. Imam Ahmad)
Hadits nabi yang berkaitan dengan kepemimpinan diriwayatkan oleh :
1. Bukhari, hadits no 844, 2232,2368,2371,2546,4789,4801,6605
2. Muslim, hadits 3408
3. At Turmudzi, hadits 1627
4. Abu Dawud, hadits 2539
5. Imam Ahmad, hadits 4266, 4920, 5603, 5635, 5753
6. Al Baihaqi, hadits, 5031, 7109, 8351, 8446
7. Tabrani, hadits 424, 483, 546, 16231591
8. Abu Awanah, hadits 5676, 5677.
9. Abi Ya`la hadits 5698
10. Ibnu Hibban hadits 4566, 4567,4568
D. Kritik Sanad Dan Kritik Matan
1. Kritik Sanad
untuk mengetahui ketersambungan sanad, keadilan dan kedhabitan rawi, tidak ada syadz dalam sanad dan tidak ada illah pada sanad maka diperlukan adanya penelusuran terhadap sanad tersebut
dari sanad hadits yang pertama dapat kita ketahui bahwa hadits tersebut sampai kepada bukhari melalui Abu yaman, Syaib, zuhri,salmi ibnu Abdillah, Abdillah ibn Umar. Dengan demikian dapat kita susun urutan periwayat dan urutan sanad sebagai berikut :
Nama periwayat Urutan sebagai periwayat Urutan sebagai sanad
1. Abdillah ibn Umar
2. Salmi ibnu Abdillah,
3. Zuhri
4. Syaib
5. Abu yaman
6. Bukhari Periwayat I
Periwayat II
Periwayat III
Periwayat IV
Periwayat V
Periwayat VI Sanad I
Sanad II
SanadIII
Sanad IV
Sanad V
Mukharijul hadits

Skema Periwayatan kepada Nabi











Pada sanad hadits yang kedua memalaui jalur Imam Ahmad dapat diketahui bahwa hadits tersebut melalui Yahya, Ubaidillah, Nafi`, Ibnu Umar. Dengan demikian dapat disusun urutan periwayat dan urutan sanad sebagai berikut :
Nama periwayat Urutan sebagai periwayat Urutan sebagai sanad
1. Ibnu Umar
2. Nafi`
3. Ubaidillah
4. Yahya
5. Imam Ahmad Periwayat I
Periwayat II
Periwayat III
Periwayat IV
Periwayat V Sanad I
Sanad II
SanadIII
Sanad IV
Mukharijul hadits

Skema Periwayatan kepada Nabi











Dibawah ini akan dikemukakan biografi dari perawi hadits melalui jalur Bukhari atau hadits yang pertama :
1. Abdullah Ibnu Umar
Nama lengkapnya Abdullah Ibnu Umar Ibny bKhatab Ibnu Nufail meninggal tahun 73 H. beliau meriwayatkan hadits dari Rasulullah, Usamah bin Zaid, Abu Lubabah, Bilal, Hafsoh, Zaid bin Tsabith, Saad bin Abi Waqash dan lain-lain. Diantara orang yang m,eriwayatkan hadits darinya diantaranya Adam bin Ali, Abu Ajlan, Abu Fadl, Abu Bakar bin Sulaiman, Abu Al-Qomah, Anas ibn Sirin, Basar bin Said, Jabir bin Zaid, Salim bin Aswad, Sulaiman bin Yasar, Thous bin Kisan dan lain-lain.
Kedudukannya sahabat yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah.
2. Salim Ibn Abdullah
Namanya Salim Ibnu Abdillah Ibnu Umar Ibnu Khatab. Meninggal pada tahun 106 H. diantara guru-gurunya Basir Bin Abdul Muntir, Hafsah Binti Umar, Khalid bin Zaid, Rafiq, Zubair, Zaid bin Tsabith, Saad bin Malik, Said bin Musaid, Aisyah, Abdurrahman bin Salam, Abdullah bin Umar dan lain-lain. Diantara murid-muridnya Abu Bakar bin Salim, Abu Mathor, Ismail bin Ayas, Baqir bin Musa, Jarir bin Zaid, Jahem bin Jarud, Khanzholah bin Abu Sofyan, Abdullah bin Yasar, Ikrimah bin Imar, Ali bin Zaid, Ibnu Dinar, Qosim, Lais, Muqatil nin Hayan, Nafiq , Uqbah bin Abi Shohba’. Kedudukanntya siqoh terpecaya.
Jaroh wa Ta’dil: Yahya bin Main mengatakan siqoh, Abu Khatib Arrozi siqoh suduq, Al- Ajli labaksa bihi, Ibnu Khibban memasukkannya ke dalam golongan siqoh.
3. Zuhri
Namanya Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Sihab meninggal pada tahun 124 H..
Diantara guru-gurunya Ibrohim bin Abdurrahmasn, Ibnu Abi Huzamah, Abu Bakar bin Sulaiman, Abu Khuzamah, Asma’binti Abu Bakar, Ismail bin Muhammad, Anas bin Malik, Ayub bin Bashir, Bashar bin Said, Tsabit bin Qois, Tsa’labah, Harmalahb, Hamdalah bin Ali, Khorijah bin Zaid, Khalid bin Aslam, Salim bin Abdullah, Sulaiman bin Yasar, Thous, Urwah, Al-Qamah, Nafiq dan lain-lain.
Diantara murid-muridnya Ibrahim bin Amir, Abu Ayub, Usamah bin Zaid, Ayub bin Habib, Bakar bin Sawadah, Ja’far bin Burqon, Haris bin Fadil, Hujaz bin Artoh, Khalid bin Yazid, Dwait bin Nafiq, Ziad bin Saad, Said bin Basir, Sulaiman bin Arqom, Suaib bin Abi Hamzah, Riad bin Abdullah, Amru bin Dinar dan lain-lain.
Jar wa ta`dil Musa Bin Ismail berkata tidak ada yang lebih tau sunnah lebih dari dia
Amru Bin Dinar berkata aku tidak melihat yang melebihinya dalam hadis selain Zuhri, Lays mnyatakan aku tidak pernah melihat orang yang lebih alim dari Ibn Sihab (zuhri), Umar Bin Abdul Azis aku tidak pernah melihat orang yang tau sunnah nabi selain beliau
4. Syuaib
Namanya Syuaib bin abi Hamzah Dinar, meninggal pada tahun 162 H
diantara guru-gurunya Abdullah ibnu da`wan, bilan ibnu Anas , Muhammad bin Muslim, Muhamad bin Mungkadar, nafi` Hisyam bin Urwah, diantara muridnya Ibrahim bin Muhammad, Basyar bin Suaib, Hiqam bin Nafi`, Usman bin Said, Hisyam bin Halid, Ali bin Ayas, Miskin bin Bakir,Walid bin Muslim,
Jar wa ta`dil : Ahmad bin Hambal berkata tsabit haditsnya diterima, Yahya bin mail berkata asbatunnas, al Ajli : Tsiqah, Ya`qub bin Saibah, abu hatim Arrazi : siqah
5. Abu Yaman
Namanya Hukum Bin Nafi, meninggal tahun 222 H.
Diantara guru-gurunya Ismail bin Ayas, Bakir bin Abdullah, Haris bin Usman, said bin Abdul Azizi, Shofwan bin Amru, Aqil bin Khalid, Muhammad bin Aabdullah, Abu Bakar bin Abdullah.
Diantara muridnya Ibrahim bin Said, Ishaq bin Mansyur, Abdullah bin Abdurrahman, Abdul Wahab bin Najdah, Imran bin Bakar, Amru bin Mansyur, Muhammad bin Ishaq dan lain-lain.
Jarh Wa Ta’dil: Yahya bin Ma’in berkata siqoh, Abu Hatim Arrozi: siqoh suduq, Al-Ajli Labaksa bih, Ibnu Hibban memasukkanya dalam siqoh.
Kesimpulan dari hadits diatas adalah hadits Marfu (bersambung)
Biografi dan kritik dari masing-masing perawi hadits yang kedua
1. Abdullah bin Umar
Nama lengkapnya Abdullah Ibnu Umar Ibny bKhatab Ibnu Nufail meninggal tahun 73 H. beliau meriwayatkan hadits dari Rasulullah, Usamah bin Zaid, Abu Lubabah, Bilal, Hafsoh, Zaid bin Tsabit, Saad bin Abi Waqash dan lain-lain. Diantara orang yang m,eriwayatkan hadits darinya diantaranya Adam bin Ali, Abu Ajlan, Abu Fadl, Abu Bakar bin Sulaiman, Abu Al-Qomah, Anas ibn Sirin, Basar bin Said, Jabir bin Zaid, Salim bin Aswad, Sulaiman bin Yasar, Thous bin Kisan dan lain-lain.
Kedudukannya sahabat yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah.



2. Nafi’
Namanya Nafi’Maula Ibnu Umar, meninggal pada tahun 117 H.
Diantara guru-gurunya Ibrahim bin Abdullah, Aslam Maula Umar Basir bin Abdul Mundzir, Zaid bin Tsabit, Salim bin Abdullah, Saad bin Malik, Sulaiman bin Yasar, Aisyah, Sofyah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Umar bin Khatab, Mughirah bin Hakim dan lain-lain.
Diantara murid-muridnya Abban bin Thoriq, Ibrahim Bin Said, Ibrahim bin Naimun, Abu Karab, Usamah bin Zaid, Jarir, Hujaz bin Artoh, Hasan bin Atiyah, Daud bin Qois, Dhuhaq, ‘Ashim, Abdurrahman bin Abi Bakar, Ubaidullah bin Abu Ja’far, Athoh, Umar bin Nafiq, Lais, Malik bin Anas dan lain-lain.
Jarh Wa Ta’dil: Yahya bin Ma’in, Al-Ajli, An-Nasa’i, Ibnu Hurash berkata: siqoh
3. Ubaidillah
Namanya Ubaidillah bin Umar bin Hafs bin ‘Asyim bin Umar bin Khatab, meninggal pada tahun 147 H.
Diantara guru-gurunya: Ibrahim bin Muhammad, Abu Bakar bin Salim, Tsabit bin Aslam, Khobib bin Abdurrahman, Da’wan, Salim bin Abi Umayyah, Said bin Abi Said, Salmah bin Dinar, Suhel bin Abi Sholih, Tholhah bin Abdul Malik , Hasyim bin Ubaidillah, Ubadah bin Walid, Atho bin Abi Robah, Umar bin Abdul Aziz, Qosim bin Gonam, Nafiq, Wahab bin Qisan, Yazid bin Ruman.
Diantara murid-muridnya: Abban bin Yazid, Ibrahim bin Muhammad, Ahmad bin Basir, Anis bin Iyyat, Jarir bin Hazim, Khalid bin Harits, Zaidah bin Qudamah, Said bin Salim, Amru bin Hasyim, Lais, Malik bin Anas, Muslim bin Khalid, Yahya bin Zakaria, Yahya bin Said, Yahya bin Salim, Yazid bin Harun dan lain-lain.
Jarh Wa Ta’dil: Yahya bin Ma’in, Nasa’i, Abu Zar’ah Arrozi, Abu Hatim Arrozi, Muhammad bin Saad, Ahmad bin Sholih, semua mengatakan siqoh
4. Yahya
Namanya Yahya bin Said, meinggal 198 H, diantara gurunya Ahdar bin Ajlan, Usamah bin Zaid, Ismail bin Abi Halid, Tsabit bin Umarah, Jabir bin Su`bah, Jami` bin Mathor, Jarir, Ja`far bin Maimun, Hamid bin Ziad, Dawud bin Faiz, Said bin Ubaid, Salim bin Hayan, Sulaiman bin Muirah, Ubaidillah bin Umar, Usman bin Aswad, Ikrimah bin Umar, fudail bin Iyam, qasim bin Muhammad, dll.
Diantara murid-muridnya : Ahmad bin Sabit, Ahmad bin Ubadah, Ismail bin Masud, Arb bin Sadad, sahail bin abi Sahal, Hudail bin Husain, Muhammad bin Hasar, Nasr bin Asim, Yahya bin Hakim, Ya`qub bin Ibrahim, dll.
Jar wa ta`dil Nasai berkata siqah sabat, Abu Hatim Arrazi : Hujjah hafid, Abu Zarah Arrazi : siqah, Ali bin Madini berkata aku tidak melihat orang yang lebih tahu tentang rijjal melebihinya.
Kesimpulan dari hadits diatas adalah Hadits Marfu` sampai kepada nabi
2. Kritik Matan
kritik matan pada dasarnya adalah upaya memilah matan (isi) yang benar dari yang salah, yang otentik atau asli dari Rasulullah SAW dan yang palsu yang boleh jadi disebabkan kekurang cermatan dalam periwayatan. . Berdasarkan dari telaah yang dilakukan dari kedua hadis diatas jika dilihat dari segi lafadznya ada sedikit perbedaan pada hadis pertama dan kedua akan tetapi secara substansial dari kedua hadis diatas mempunyai tujuan yang sama atau meminjam istilah Sahiron Samsudin “Magza” yang sama yaitu mengedepankan pentingnya, substansial dari pemimpin dalam ranah tanggung jawab. Yaitu yang mana dalam setiap individu adalah sebagai pemimpin dan konsekuensi logis dari pemimpin adalah bertanggung jawab pada apa yang dipimpin.dan dari telaah atas dedua hadis diatas bahwasanya kedua hadits secara literal menyebutkan porfesi-profesi dalam kepemimpinan akan tetrapi pada dasarnya profesi yang disebutkan hanya sebagai sample dari setiap apaun profesi atau kedudukan manusia didunia. Profesi yang disebutkan dalam dua hadits diatas merupakan sample dari aneka ranah kepemimpinan manusia.
Kesimpulan dari hadits ini adalah hadis Marfu atau hadis yang bersambung yang sampai kepada nabi, sehingga hadis tentang tanggung jawab pemimpin diatas dapat dijadikan sebagi landasan hokum atau hujjah bagi kaum musliimin.





E. Pemahaman Hadits
Bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawabannya tentang apa yang telah mereka pimpin sesuai tingkat kepemimpinannya itu.
Kata pemimpin, dalam hal ini bukan hanya berarti kepala negara melainkan bersifat umum. Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama pemimpin adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Dan hal yang paling urgen dari pemimpin adalah pada dasarnya dalam mempertanggung jawabkan kepemimpinannya baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Sehingga konsekuensi dari hal tersebut adalah kepatuhan dari sesuatu yang di pimpin
Mematuhi peraturan pemimpin suatu kewajiban dan keharusan bagi kita sebagai umat islam, akan tetapi ketaatan kita terhadap pemimpin itu ada batasannya yaitu apabila pemimpin tersebut menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran, maka kita wajib mentaatinya, begitupula sebaliknya apabila pemimpin menyuruh kita berbuat ke arah maksiat, maka kita wajib menolak dan meluruskannya, hanya saja penolakan dan pembenarannya harus dilakukan dengan arif dan bijaksana demi persatuan dan kesatuan bangsa atau umat Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

F. Kesimpulan
Dengan melihat uraian diatas maka pemakalah menyimpulkan bahwa :
1. Dari sisi Takhrij hadis yang telah dilakukan bahwasanya hadis tersebut adalah berkedudukan sebagai hadis Marfu` yang isnadnya bersambung kepada Nabi Muhammad SAW karena syarat nya terpenuhi
2. Hadits diatas berisikan pada dasarnya setiap manusia adalah merupakan pemimpin dalam ranah atau posisi manusia sehingga konsekuensi dari kepemimpinan itu bukan hanya akan berimplikasi didunia semata akan tetapi juga kelak akan dipertanggung jawabkan dihadapan sang penggenggam kehidupan manusia atau meminjam lirik grup band Dewa 19 “Sang Raja Manusia”.

Daftar Pustaka

Aunur R, Kepemimpinan Islam (Yogyakarta; UII Press, 2001)
Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis : Sebuah Tawaran Metedologis, (Yogyakarta; LESFI,
2003)
Software, Mausuah Al Hadis Asyarif.
http://erlanmuliadi.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar